Layaknya KH. Maimoen Zubeir yang mendirikan pondok di tengah masyarakat pesisir yang kasar, Gus Baha’ juga hadir saat dakwah pesantren perlahan digeser gagasan Islam konservatif.
Kedalaman ilmu Gus Baha’ bukan tiba-tiba terjadi. Sejak kecil, selama mondok, dia terkenal tekun dan cerdas. Cara menghafalnya juga unik, yakni sambil guyonan.
Di sebuah ruang sempit itulah, Gus Baha’ belajar dan menghafal. Meski kamarnya dirombak dan dijadikan aula, kamar gladak saat Gus Baha’ nyantri tetap dipertahankan.