Penurunan kasus Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) di Rembang ditindak lanjuti dengan rencana pengoperasian kembali pasar hewan. Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Rembang menggodok pembukaan pasar hewan dengan Standard Operating Procedure (SOP) khusus.
Untuk menangangi penyakit mulut dan kulit (PMK) di Kabupaten Grobogan, Badan Penanggulangan Bencana (BNPB) memberi bantuan sarana dan prasarana. Bantuan itu berupa disinfektan 144 botol, dua unit alat semprot, dan 840 set alat pelindung diri (APD).
Balai Besar Veteriner Wates Yogyakarta (BBVET) memastikan kematian sapi masal di Desa Jambangan, Geyer yang mencapai puluhan disebabkan penyakit mulut dan kuku (PMK). Itu sesuai hasil uji laboratorium yang diambil sejak (1/7) lalu yang hasilnya keluar pada Kamis (7/7).
Balai Besar Veteriner Wates Jogjakarta turun tangan mengambil sample dan spesimen untuk digunakan sebagai uji laboratorium. Yakni pada bagian darah dan liur. Ini menyikapi kematian 31 sapi di Desa Jambangan, Geyer, yang diduga akibat PMK.
Kerugian matinya 30-an sapi warga di Desa Jambangan, Geyer, ditaksir mencapai ratusan juta. Sebab untuk seekor sapi anakan saja harganya Rp 7 jutaan. Sementara indukan harganya sampai Rp 21-jutaan.
Sebanyak 30 sapi di Desa Jambangan, Geyer, mati dalam kurun waktu sepekan. Kematian itu, diduga akibat penyakit mulut dan kuku (PMK). Sebab, sebelum mati, sapi-sapi tersebut sakit dengan gejala mirip PMK. Seperti sakit pada mulut, sariawan.
Seiring merebaknya kasus penyakit mulut dan kulit (PMK) pemerintah pusat mewacanakan vaksinasi yang bakal dimulai Agustus. Namun, hingga kini belum ada kepastian kuota untuk masing-masing daerah, termasuk Grobogan.
Angka kesembuhan penyakit mulut dan kuku (PMK) di Kabupaten Grobogan mengalami trend baik. Tingkat kesembuhan mencapai 61 ekor sapi. Kasus aktif PMK ada 862 kasus sampai Rabu (15/6). Kasus baru ada 32 sapi. Dari kasus itu, ada enam kasus sapi mati. Dua sapi dipotong dan empat mati.
Peredaran penyakit mulut dan kuku (PMK) di Kota Garam meningkat 100 persen. Total mencapai angka 106 ternyak yang positif. Semuanya sapi. Kini penyebaranya sudah di 8 kecamatan dari total 14 wilayah. Imbasnya, Pemkab Rembang menutup dua pasar hewan. Yakni di Pamotan dan Kragan.