Selain mondok di Ponpes Al Anwar, Sarang, Rembang, KH Bahauddin Nur Salim atau Gus Baha juga pernah nyantri di Kudus. Tepatnya di Ponpes Mazroatul Ulum atau Pondok Damaran.
Habib Hud Mauladawilah senang mendaras kitab mengenai adab. Habib yang pernah nyantri dengan KH. Maimoen Zubair itu menilai adab menjadi pembahasan yang penting untuk diajarkan kepada santri-santrinya.
Ngaji Pitulasan Masjid Al-Aqsha Menara Kudus pada Selasa (26/4) malam menghadirkan ulama Asal Rembang KH. Ahmad Bahauddin Nursalim. Dalam ceramahnya, Gus Baha’ sapaan akrabnya menyampaikan Alquran menjadi solusi masalah seluruh umat
Habib Ahmad Luthfi Baagil betul-betul produktif. Selain aktif safari Ramadan, dia juga semangat melakukan reportase untuk membikin buku biografi habaib
Layaknya KH. Maimoen Zubeir yang mendirikan pondok di tengah masyarakat pesisir yang kasar, Gus Baha’ juga hadir saat dakwah pesantren perlahan digeser gagasan Islam konservatif.
Kedalaman ilmu Gus Baha’ bukan tiba-tiba terjadi. Sejak kecil, selama mondok, dia terkenal tekun dan cerdas. Cara menghafalnya juga unik, yakni sambil guyonan.
Di sebuah ruang sempit itulah, Gus Baha’ belajar dan menghafal. Meski kamarnya dirombak dan dijadikan aula, kamar gladak saat Gus Baha’ nyantri tetap dipertahankan.