TINDAKAN Budi (nama samaran) terhadap istrinya Surti (nama samaran) bisa dikatakan keterlaluan. Bagaimana tidak, padahal ia sudah jadi suami. Namun tingkah lakunya bak masih brondong. Suka godain gadis-gadis muda.
KISAH cinta Ayu (nama samaran) dengan Tobil (bukan nama sebenarnya) telah terjalin hampir sepuluh tahun lamanya. Di awal-awal masa percintaan mereka, hubungan ke duanya harmonis. Mereka pun telah dikaruniai dua anak. Laki-laki dan perempuan.
BEGINILAH jadinya jika seorang pria telah dibutakan oleh cinta. Kajo (bukan nama sebenarnya) jatuh hati dengan seorang janda yang semlohai tetangga desa. Sejak saat itu, hari-harinya Kajo dihabiskan untuk ngapel dan kencan dengan janda dua anak itu.
JUMI (bukan nama sebenarnya) sudah teramat sabar menghadapi tingkah Kaspo (bukan nama sebenarnya), suaminya. Dia sering kowan-kawin. Walaupun Jumi jengkel, si Kaspo tak mempedulikan. Bahkan Kaspo bukannya sembuh malah menjadi sifat buruknya.
NASIB Endro (nama samaran) tak jadi tunangan dengan Intan (bukan nama sebenarnya). Gegara direbut lelaki lain. Perempuan idamannya itu, direbut Jono (nama ganti) lantaran lebih mapan ketimbang Endro.
JUMI (nama samaran) sudah teramat sabar menghadapi tingkah Kaspo (bukan nama sebenarnya), suaminya. Namun, si Kaspo tampaknya kurang peka. Bukannya sembuh malah menjadi sifat buruknya.
NASIB tragis dialami Hasan (nama samaran). Hubungannya dengan kekasihnya Ani (bukan nama sebenarnya) bubar karena orang ke tiga. Padahal, mereka berdua telah menjalin hubungan lebih dari tiga tahun dan berjanji setia serta berkomitmen menjalani hubungan ke tingkatan lebih serius.
APA yang dialami Dewi (bukan nama sebenarnya) bisa jadi contoh. Terutama kalangan mahasiswi yang suka main di klub malam. Uang saku dari orang tua lebih baik ditabung dan dipakai seperlunya.
PARNO (bukan nama sebenarnya) harus membayar mahal hobinya. Dia hobi sekali mancing. Sehari bisa dua kali pergi mancing. Di rumah, paling-paling hanya mandi dan ganti baju.