22.6 C
Kudus
Sunday, May 28, 2023

Pelaku UMKM Kecewa Thong-Thong Klek di Rembang hanya Digelar di Atas Panggung, Ini Alasannya

REMBANG – Pelaksanaan festival Thong-thong klek resmi digelar hanya di atas panggung atau tak digelar secara keliling. Keputusan ini pun menuai kekecewaan oleh warga khususnya para pelaku Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) di Kota Santri.

Baca Juga : Viral! Sweeping Gunakan Senjata Tajam, Puluhan Anggota Perguruan Silat Digiring ke Polres Blora

Salah satu warga yang enggan disebutkan namanya menuturkan, hilangnya tradisi Thong-thong klek keliling akan mematikan roda ekonomi khususnya para pelaku UMKM. Mulai dari penyewaan sound system, truk pengangkut, pedagang keliling, hingga pelaku seni.


”Sangat disayangkan sekali. Kami barang tentu kecewa. Sebab, bisa dibayangkan dengan keliling roda ekonomi UMKM berputar. Jika hanya di panggung (Taman kartini, Red) masyarakat berdesak-desakan. Sangat tidak nyaman. Kalau alasannya soal peserta yang mengonsumsi miras, bukanya selama ini kalau yang mengonsumsi miras langsung didiskualifikasi,” ujarnya.

Selain soal miras, pihaknya juga mempertanyakan alasan merusak taman-taman di perkotaan. Ia meminta Pemkab memikirkan kebahagiaan masyarakat yang ditunggu setahun sekali tersebut.

“Apa bedanya dengan karnaval 17 Agustusan? Karena banyak orang dari perantauan pulang demi melihat tradisi setahun sekali ini. Bisa dilihat di grup Facebook, ada hampir 1.000 komentar masyarakat asli Rembang yang kecewa,” ungkapnya.

Baca Juga :  Duh! Elpiji 3 Kilogram Langka di Rembang, Ini Penyebabnya

Terpisah Bupati Rembang, Abdul Hafidz ketika dikonfirmasi seputar tradisi budaya Thong-thong klek pihaknya mengaku terus berkomitmen melestarikan budaya dengan mengembalikannya seorisinal mungkin.

”Thong-thong klek ini kita kembalikan ke orisinal. Jangan menjadi berubah-ubah elektrik dan macam-macam,” ujarnya.

Sementara soal digelar di atas panggung, Bupati mengaku bahwa hal tersebut merupakan hasil dari musyawarah bersama dengan berbagai pihak. Mulai TNI, Polri, hingga Dinas Lingkungan. Menurutnya, jika tetap digelar secara keliling, dari segi pembiayaan hingga dampaknya akan luar biasa.

“Bayangkan kalau sudah merawat sepanjang jalan dengan biaya tinggi. Tiba-tiba ada kegiatan semalam saja hancur lebur tanaman. Ini yang rugi masyarakat Rembang. Jadi orang boleh bicara apa saja, tetapi fakta ini yang perlu dipertimbangkan,” jelasnya.

Sementara itu, Kapolres Rembang, AKBP Dandi Ario Yustiawan saat dikonfirmasi seputar kegiatan Thong-Thong klek. Pihaknya mengaku terkait lokasi memang sudah ditentukan terpusat dan dipastikan tidak ada kegiatan keliling.

”Pawai-pawai tetap kita amankan. Tetapi setelah kembalinya dengan kendaraan yang seperti itu, antisipasinya lebih ekstra kalau dilakukan secara pawai,” tambahnya. (noe/ali/khim)






Reporter: Wisnu Aji

REMBANG – Pelaksanaan festival Thong-thong klek resmi digelar hanya di atas panggung atau tak digelar secara keliling. Keputusan ini pun menuai kekecewaan oleh warga khususnya para pelaku Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) di Kota Santri.

Baca Juga : Viral! Sweeping Gunakan Senjata Tajam, Puluhan Anggota Perguruan Silat Digiring ke Polres Blora

Salah satu warga yang enggan disebutkan namanya menuturkan, hilangnya tradisi Thong-thong klek keliling akan mematikan roda ekonomi khususnya para pelaku UMKM. Mulai dari penyewaan sound system, truk pengangkut, pedagang keliling, hingga pelaku seni.

”Sangat disayangkan sekali. Kami barang tentu kecewa. Sebab, bisa dibayangkan dengan keliling roda ekonomi UMKM berputar. Jika hanya di panggung (Taman kartini, Red) masyarakat berdesak-desakan. Sangat tidak nyaman. Kalau alasannya soal peserta yang mengonsumsi miras, bukanya selama ini kalau yang mengonsumsi miras langsung didiskualifikasi,” ujarnya.

Selain soal miras, pihaknya juga mempertanyakan alasan merusak taman-taman di perkotaan. Ia meminta Pemkab memikirkan kebahagiaan masyarakat yang ditunggu setahun sekali tersebut.

“Apa bedanya dengan karnaval 17 Agustusan? Karena banyak orang dari perantauan pulang demi melihat tradisi setahun sekali ini. Bisa dilihat di grup Facebook, ada hampir 1.000 komentar masyarakat asli Rembang yang kecewa,” ungkapnya.

Baca Juga :  Polisi Periksa 10 Saksi Kasus Laka Tambang Ilegal di Sale Rembang

Terpisah Bupati Rembang, Abdul Hafidz ketika dikonfirmasi seputar tradisi budaya Thong-thong klek pihaknya mengaku terus berkomitmen melestarikan budaya dengan mengembalikannya seorisinal mungkin.

”Thong-thong klek ini kita kembalikan ke orisinal. Jangan menjadi berubah-ubah elektrik dan macam-macam,” ujarnya.

Sementara soal digelar di atas panggung, Bupati mengaku bahwa hal tersebut merupakan hasil dari musyawarah bersama dengan berbagai pihak. Mulai TNI, Polri, hingga Dinas Lingkungan. Menurutnya, jika tetap digelar secara keliling, dari segi pembiayaan hingga dampaknya akan luar biasa.

“Bayangkan kalau sudah merawat sepanjang jalan dengan biaya tinggi. Tiba-tiba ada kegiatan semalam saja hancur lebur tanaman. Ini yang rugi masyarakat Rembang. Jadi orang boleh bicara apa saja, tetapi fakta ini yang perlu dipertimbangkan,” jelasnya.

Sementara itu, Kapolres Rembang, AKBP Dandi Ario Yustiawan saat dikonfirmasi seputar kegiatan Thong-Thong klek. Pihaknya mengaku terkait lokasi memang sudah ditentukan terpusat dan dipastikan tidak ada kegiatan keliling.

”Pawai-pawai tetap kita amankan. Tetapi setelah kembalinya dengan kendaraan yang seperti itu, antisipasinya lebih ekstra kalau dilakukan secara pawai,” tambahnya. (noe/ali/khim)






Reporter: Wisnu Aji

Most Read

Artikel Terbaru