REMBANG – Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Rembang mulai membahas skenario kegiatan larung sesaji. Diperkirakan tahun ini ada pawai, sehingga rekayasa lalu lintas mulai diperhatikan. Seperti tidak diperbolehkan menyebrangi jalan pantura.
Baca Juga :Â Viral! Video Perkelahian Remaja di Jalan Gerbang Masuk Museum RA Kartini Rembang, Begini Kata Polisi
Kegiatan larung sesaji biasa dilaksanakan di Desa Tasikagung. Acara ini merupakan tradisi yang biasa dilaksanakan setelah hari raya Idul Fitri. Namun, tahun-tahun sebelumnya kegiatan dilaksanakan sederhana karena pandemi Covid-19. Artinya tidak ada pawai.
Kabbag OPS Polres Rembang Kompol Bambang Sugito memperkirakan kegiatan ini akan dilaksanakan setelah lebaran nanti dengan skala besar. “Mungkin ada,” ungkapnya.
Sehingga, pihaknya telah menyiapkan konsep jalur pawai. Biasanya arak-arakan akan melintasi Jalan Pantura. Untuk itu, pihaknya meminta agar peserta jangan sampai menyeberang jalan. Supaya tidak terjadi kemacetan.
Dari Desa Tasikagung, apabila menuju Jalan Pantura akan tembus ke sekitar Jembatan Karanggeneng. Tak jauh dari situ terdapat persimpangan. Jika lurus akan sampai Taman Kartini, jika menyebrang bisa tembus ke Perempatan Zaini.
Kompol Bambang Sugito menjelaskan, peserta tidak diperkenankan menyeberang dari Jembatan Kranggeneng menuju jalan arah perempatan Zaini.
“Dari dari jembatan langsung belok kiri, lurus pantura. Itu konsepnya. Jadi pendek jalurnya pawainya,” ujarnya.
Ia meminta kepada para Forkopimcam bisa berkomunikasi dengan warga setempat agar peserta tidak ada yang menggunakan kendaraan besar. “Kalau bisa jangan nyeberang. Kalau nyebrang macet,” imbuhnya.
Hal sanada juga disampaikan Bupati Rembang Abdul Hafidz. Pihaknya juga meminta Forkopimcam berkomunikasi dengan desa setempat.
Selain itu, pihaknya juga meminta agar kendaraan kecil bisa dialihkan agar tidak terlalu macet. “Nanti dibahas di rapat khusus,” ujarnya. (vah/ali)