REMBANG – Hujan deras selama dua hari yang mengguyur wilayah Kabupaten Rembang. Kembali menyebabkan jembatan putus. Setelah sebelumnya jembatan di Dukuh Jambe, Tengger, Sale. Senin (28/2) giliran jembatan di Desa Gonggang, Sarang, yang putus akibat tergerus derasnya air.
Pihak desa setempat telah melaporkan insiden tersebut pada pihak kecamatan maupun Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD). Jembatan yang putus merupakan akses jalan pertanian. Kepala Pelaksanaan BPBD Sri Jarwati yang turun ke lokasi mengaku langsung melakukan pembersihan puing-puing jembatan bersama dengan warga.
”Kami sudah di Gonggang, Sarang. Kita kerja bakti bersama dengan mendatangkan alat berat milik DPUTaru,” keterangan singkat kepada Jawa Pos Radar Kudus.
Sebelumnya, anggota Koramil 14 Sarang, Kodim 0720 Rembang juga telah melaksanakan karya bakti di sana. Membantu masyarakat setempat yang jembatan jalur pertanian jebol. Jembatan putus, karena bencana alam.
Camat Sarang Nasaton Rofik yang juga ikut turun ke lapangan menyebutkan tak hanya jembatan yang ambrol. Air dari pegunungan juga menggerus tanah warga. “Kami sudah komunikasi dengan operator alat berat. Melihat lokasi. Operator tidak berani. Karena lokasi tinggi. Kami berharap segera ada solusi agar warga tak terisolasi,” ujarnya.
Rofik menyebutkan jembatan yang putus menghubungkan dua desa, antara lain Gongggang-Dadapmuluyo. Menurutnya, jalan pertanian tersebut merupakan akses utama para petani di sana. Pihaknya mengaku sudah koordinasi dengan BPBD dan DPUTaru Rembang untuk penanganannya.
Menurut Rofik sejak musim penghujan awal tahun 2022 jembatan sebenarnya sudah tergerus. Bahkan, beberapa waktu lalu warga dibantu TNI sudah membuat jembatan darurat. Menggunakan bambu.
Namun, karena intensitas hujan yang tinggi sejak Minggu malam sampai Senin pagi. Membuat tanah terus tergerus hingga akhirnya menyebabkan jembatan ambrol. ”Tak hanya itu air juga menggerus tanah pertanian warga. Diameter lebih dari 10 meter,” bebernya.
Terkait penanganan lebih lanjut, Camat melipahkan kepada pihak DPUTaru dan BPBD supaya ada evaluasi. Apakah sudah layak atau belum. Masih dihitung-hitung. Karena khawatir jika arus deras terus jembatan darurat juga akan diterjang lagi.
”Ada assessment (penilaian) dari BPBD. Jembatan intinya sudah roboh. Tidak bisa dipakai,” imbuhnya.
Lebih lanjut Camat Sarang belum bisa memastikan detail. Kapan jembatan pertanian itu akan dibangun. Menurutnya, pembangunan nantinya akan menggunakan dana desa. (noe/ali)