REMBANGÂ – Peristiwa tebing longsor di Desa Bendo, Sluke, menambah catatan peristiwa tanah longsor di awal musim penghujan di Rembang. Adapun di Kota Santri tersebut total ada 60 desa yang dipetakan berpotensi terjadinya longsor.
Peristiwa ini terjadi kemarin (13/11) malam. Saat itu wilayah Kecamatan Sluke dan sekitarnya sedang diguyur hujan lebat. Sehingga pada pukul 20.10 mengakibatkan tebing di kawasan pemukiman longsor. Akibatnya, satu rumah warga yang di bawahnya tertimpa longsoran itu.
Beruntung tidak ada korban jiwa. Longsoran tersebut mengenai bagian depan rumah. Ditaksir kerugiannya mencapai sekitar Rp 15 Juta
Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Rembang melalui Kepala Seksi (Kasi) Kedaruratan Pramujo menyampaikan, pihaknya telah melakukan asesmen ke tempat kejadian. Serta memberikan bantuan logistik kepada rumah yang terdampak.
“BPBD bersama TNI, Polri dan masyarakat melakukan gotong royong membersikan bongkahan tanah,” ujarnya.
Kata dia peristiwa ini merupakan kali kedua yang terjadi di awal penghujan di wilayah Rembang. Sebelumnya, kejadian serupa juga terjadi di Desa Selopuro, Lasem sekitar Oktober lalu.
Saat itu, wilayah Lasem sedang diguyur hujan lebat. Di lokasi kejadian ada gundukan tanah yang tingginya sekitar 2,5 meter. Di sekitar juga ada tembok sekitar 3 meter yang baru saja dibangun. Karena diguyur hujan lebat, gundukan urukan tanah tadi pun longsor.
Sementara bangunan tembok setinggi tiga meter itu dinilai belum kuat, sehingga ambrol. Kemudian menimpa dua rumah yang berada di bawahnya. “Kejadian Kedua (tebing longsor di Desa Bendo. Yang pertama di Selopuro,” katanya.
Dari data rawan bencana BPBD Rembang total ada sekitar 60 an desa yang menjadi wilayah rawan longsor. Desa-desa tersebut tersebar di beberapa kecamatan. Seperti Sumber, Bulu, Gunem, Pamotan, Sedan, Lasem, Pancur, Sluke, Rembang, dan Sulang.
Informasi yang diterima Jawa Pos Radar Kudus, sore kemarin juga terjadi pohon tumbang saat cuaca diguyur hujan. Pohon tumbang itu melintang di Jalan Gunem-Sale. Dari gambar yang diterima wartawan koran ini, sejumlah warga tampak bergotong royong menyingkirkan penghalang akses itu.