24.3 C
Kudus
Monday, March 20, 2023

Beri Teguran, Wabup Warning DLH Kabupaten Rembang Soal Limbah B3

REMBANG – Jajaran Dinas Lingkungan Hidup (DLH), Kabupaten Rembang tidak bisa berleha – leha. Apalagi banyak masalah di luaran. Salah satunya tempo lalu Rembang kecolongan pembuangan limbah B3 (Bahan Berbahaya Beracun) yang terkesan liar seperti di Sluke.

Catatan itu ditekankan Gus Wabup Rembang, Mochammad Hanies Cholil Barro’ saat memberikan arahan di kantor DLH pada Kamis (13/1). Banyak permasalahan yang disorot. Jajaran terkait tahu dan menyadari hal itu.

Kaitanya kerusakan lingkungan, pencemaran, sampah dan limbah. Lalu soal keanekaragaman hayati di luar hutan, pemanasan global. Setidaknya itu. Indeks kualitas lingkungan hidup juga harus dijaga.


”Untuk menjawab permasalahan-permasalahan tadi, saya ingin, panjenengan semua bekerja lebih serius,” pinta Gus Hanies begitu sapaanya.

Ada beberapa cacatan yang harus diperhatikan. Kalau untuk sebuah investasi, jajaran DLH setempat harus fasilitasi dan cek betul Amdalnya. UKL-UPLnya, izin lingkungannya, termasuk audit lingkungan dan analisis risikonya.

”Buka pengaduan dan selesaikan aduan masyarakat, jika ada yang disalahi. Melanggar aturan main. Awasi dan berikan sanksi bagi yang melanggar. Tidak perlu keras, cukup tegas saja,” pesanya.

Lanjut gus Wabup menyoroti timbulan sampah terus naik seiring pertambahan jumlah penduduk dan aktivitas.

Baca Juga :  Masa Kecil Gus Baha’ Tak hanya Nyantri, tapi Juga Main Bola dan Mancing

“Create” bank-bank sampah unit di desa-desa. Jika ada partisipasi masyarakat, rawat dan dukung mereka. Sambil kita pikirkan, bagaimana memperbaiki TPA kita,” doronganya.

Wabup juga tidak mau kecolongan kejadian seperti pembuangan limbah B3 yang terkesan liar seperti di Sluke, tempo lalu. Tingkatkan koordinasi soal hal-hal begini.

Pelan-pelan, kita mesti wujudkan ruang terbuka hijau yang lebih banyak dan terkelola.

”Pencemaran harus kita kendalikan. Kita restorasi lingkungan,” arahanya.

Betapapun susahnya, kita mesti berusaha sekuat tenaga mengisolasi kerusakan lingkungan. Kita mesti berusaha pulihkan kerusakan lingkungan. Pemanasan global, emisi gas rumah kaca, dan perubahan iklim, adalah ancaman kita bersama. Karenanya, harus kita sikapi secara serius, bersama-sama.

”Kuncinya, sekali lagi, kerja serius. Berikan pengabdian terbaik,”tutupnya.

Sementara itu DLH Rembang siap menyambut penilaian adipura tahun ini. Pihaknya telah menyiapkan langkah-langkah penanganan sampah berupa revitalisasi TPA, Kerep, Sulang Desa Landoh yang semula 6 hektar menjadi 7 hektar.

”Upaya meraih adipura dilakukan dengan penataan kota dan kebersihan. Yang perlu penanganan serius yaitu Pasar Kota Rembang, taman kota, ruang terbuka hijau (RTH) termasuk alun-alun Rembang,” kata Kepala DLH Rembang, Dwi Purwanto. (noe/khim)






Reporter: Wisnu Aji

REMBANG – Jajaran Dinas Lingkungan Hidup (DLH), Kabupaten Rembang tidak bisa berleha – leha. Apalagi banyak masalah di luaran. Salah satunya tempo lalu Rembang kecolongan pembuangan limbah B3 (Bahan Berbahaya Beracun) yang terkesan liar seperti di Sluke.

Catatan itu ditekankan Gus Wabup Rembang, Mochammad Hanies Cholil Barro’ saat memberikan arahan di kantor DLH pada Kamis (13/1). Banyak permasalahan yang disorot. Jajaran terkait tahu dan menyadari hal itu.

Kaitanya kerusakan lingkungan, pencemaran, sampah dan limbah. Lalu soal keanekaragaman hayati di luar hutan, pemanasan global. Setidaknya itu. Indeks kualitas lingkungan hidup juga harus dijaga.

”Untuk menjawab permasalahan-permasalahan tadi, saya ingin, panjenengan semua bekerja lebih serius,” pinta Gus Hanies begitu sapaanya.

Ada beberapa cacatan yang harus diperhatikan. Kalau untuk sebuah investasi, jajaran DLH setempat harus fasilitasi dan cek betul Amdalnya. UKL-UPLnya, izin lingkungannya, termasuk audit lingkungan dan analisis risikonya.

”Buka pengaduan dan selesaikan aduan masyarakat, jika ada yang disalahi. Melanggar aturan main. Awasi dan berikan sanksi bagi yang melanggar. Tidak perlu keras, cukup tegas saja,” pesanya.

Lanjut gus Wabup menyoroti timbulan sampah terus naik seiring pertambahan jumlah penduduk dan aktivitas.

Baca Juga :  Masjid Jami' Lasem Diberi Sentuhan Demakan, Ini Penampakannya

“Create” bank-bank sampah unit di desa-desa. Jika ada partisipasi masyarakat, rawat dan dukung mereka. Sambil kita pikirkan, bagaimana memperbaiki TPA kita,” doronganya.

Wabup juga tidak mau kecolongan kejadian seperti pembuangan limbah B3 yang terkesan liar seperti di Sluke, tempo lalu. Tingkatkan koordinasi soal hal-hal begini.

Pelan-pelan, kita mesti wujudkan ruang terbuka hijau yang lebih banyak dan terkelola.

”Pencemaran harus kita kendalikan. Kita restorasi lingkungan,” arahanya.

Betapapun susahnya, kita mesti berusaha sekuat tenaga mengisolasi kerusakan lingkungan. Kita mesti berusaha pulihkan kerusakan lingkungan. Pemanasan global, emisi gas rumah kaca, dan perubahan iklim, adalah ancaman kita bersama. Karenanya, harus kita sikapi secara serius, bersama-sama.

”Kuncinya, sekali lagi, kerja serius. Berikan pengabdian terbaik,”tutupnya.

Sementara itu DLH Rembang siap menyambut penilaian adipura tahun ini. Pihaknya telah menyiapkan langkah-langkah penanganan sampah berupa revitalisasi TPA, Kerep, Sulang Desa Landoh yang semula 6 hektar menjadi 7 hektar.

”Upaya meraih adipura dilakukan dengan penataan kota dan kebersihan. Yang perlu penanganan serius yaitu Pasar Kota Rembang, taman kota, ruang terbuka hijau (RTH) termasuk alun-alun Rembang,” kata Kepala DLH Rembang, Dwi Purwanto. (noe/khim)






Reporter: Wisnu Aji

Most Read

Artikel Terbaru