REMBANG – Anggaran kebencanaan dari Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (APBD) hanya bisa digunakan untuk penanganan darurat abrasi di wilayah Kragan. Tahun ini, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Rembang menggelontor Rp 75 Juta untuk itu.
Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Rembang melalui Sekretaris BPBD Pramujo menyampaikan, untuk penanganan abrasi, biasanya pihaknya hanya memberikan penanganan darurat dengan menggunakan karung diisi pasir.
“Sudah dilakukan berkali-kali,” katanya.
Selain itu terkadang juga menggunakan tanggul bambu atau border. “Untuk menguruk jalan yang sempat tergerus. Sifatnya darurat,” imbuhnya.
Menurutnya, APBD Rembang belum bisa untuk memberikan penanganan permanen. Tahun ini untuk penanganan darurat dianggarkan sekitar Rp 75 Juta. Itu pun diperuntukkan untuk semua jenis kebencanaan. “Untuk abrasi saja kurang. Saya sering mengajukan bantuan dari provinsi,” imbuhnya.
Jika mengandalkan APBD hanya bisa untuk melakukan penanganan sementara. Menurutnya, untuk sementara perlu menggunakan geo bag. Agar bisa lebih kuat dan tahan lama. Apabila menggunakan karung biasa, hanya bisa bertahan sekitar lima bulan.
“Yang penting untuk mengamankan rumah-rumah yang tepi. Kalau musim baratan ombaknya kan besar,” imbuhnya.
Diberitakan sebelumnya, penanganan darurat akan dilakukan oleh pemerintah pusat. BPBD Rembang sudah mengonfirmasi dengan Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS). Saat ini, untuk penanganan abrasi masih dalam tahap desain. Terkait dengan model penanganan yang akan dilakukan, masih belum mengetahui. (ali)
Reporter: Vachry Rizaldi Luthfipambudi
REMBANG – Anggaran kebencanaan dari Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (APBD) hanya bisa digunakan untuk penanganan darurat abrasi di wilayah Kragan. Tahun ini, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Rembang menggelontor Rp 75 Juta untuk itu.
Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Rembang melalui Sekretaris BPBD Pramujo menyampaikan, untuk penanganan abrasi, biasanya pihaknya hanya memberikan penanganan darurat dengan menggunakan karung diisi pasir.
“Sudah dilakukan berkali-kali,” katanya.
Selain itu terkadang juga menggunakan tanggul bambu atau border. “Untuk menguruk jalan yang sempat tergerus. Sifatnya darurat,” imbuhnya.
Menurutnya, APBD Rembang belum bisa untuk memberikan penanganan permanen. Tahun ini untuk penanganan darurat dianggarkan sekitar Rp 75 Juta. Itu pun diperuntukkan untuk semua jenis kebencanaan. “Untuk abrasi saja kurang. Saya sering mengajukan bantuan dari provinsi,” imbuhnya.
Jika mengandalkan APBD hanya bisa untuk melakukan penanganan sementara. Menurutnya, untuk sementara perlu menggunakan geo bag. Agar bisa lebih kuat dan tahan lama. Apabila menggunakan karung biasa, hanya bisa bertahan sekitar lima bulan.
“Yang penting untuk mengamankan rumah-rumah yang tepi. Kalau musim baratan ombaknya kan besar,” imbuhnya.
Diberitakan sebelumnya, penanganan darurat akan dilakukan oleh pemerintah pusat. BPBD Rembang sudah mengonfirmasi dengan Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS). Saat ini, untuk penanganan abrasi masih dalam tahap desain. Terkait dengan model penanganan yang akan dilakukan, masih belum mengetahui. (ali)
Reporter: Vachry Rizaldi Luthfipambudi