28.3 C
Kudus
Friday, June 9, 2023

Pecahan Keramik Kuno Ditemukan Berserakan di Pantai Dasun Rembang

REMBANG – Pecahan keramik kuno berserakan di pantai Dasun, Lasem. Jika dilihat dari cap yang tertera logo pabrikan dari Belanda.

Pecahan-pecahan itu bisa ditemukan di pinggir pantai. Jika surut diperkirakan bisa lebih banyak. Kohlam, salah satu pegiat sejarah di Lasem tampak sedang mencari pecahan-pecahan itu, Kemarin (2/1).

Beberapa kali ia mengaku mengunjungi pantai ini. Di sepeda motornya terdapat keranjang.


Ia pun mulai menyisir. Di antara pasir-pasir pantai itu memang ada sejumlah pecahan keramik. Namun Kohlam tampak memilah-milah. “Ini keramik baru,” katanya sambil menunjuk pecahan keramik berwarna putih.

Selang beberapa saat, ia pun mendapatkan yang ia cari. Sebuah pecahan cawan dengan motif berwarna biru. Ia mencari pecahan yang memiliki cap. Agar bisa diidentifikasi. “Banyak pecahan-pecahan keramik. Diperkirakan pada zaman belanda sekitar 1800,” katanya.

VACHRI RINALDY/RADAR KUDUS

Ia mengaku pernah mendapatkan keramik yang masih tertera cap. Kemudian di-browsing data yang mengatakan buatan sekitar 1800-an. Dulu, kata Kohlam sungai dasun merupakan akses kapal-kapal untuk berdagang.

Baca Juga :  Jalan Pati-Rembang Diperbaiki, Kemacetan Mengular hingga Alun-Alun Rembang

“Dulu jalur lalu lintas. Para pendatang lewatnya laut. Kramik bisa dilacak, asal tertera tahun dan cap. Bisa dicari dari petunjuk cap. Sejauh ini yang ia ketahui berasal dari 1800,” katanya.

Sub Koordinator Sejarah, Museum dan Cagar Budaya Retna Dyah Radityawati menjelaskan, temuan keramik di pantai dasun sudah pernah dilakukan penelitian pada 2018 lalu. “Itu tidak hanya keramik Eropa saja. Saya kebetulan pernah dampingi tim dari BPCB tahun 2018 inventarisasi cagar budaya di pesisir utara Jawa,” katanya.

Jika melihat dari sisi historis, wilayah dasun merupakan tempat bersandar kapal dagang pada masa VOC dan tempat pembuatan kapal hingga masa pendudukan Jepang. (vah/ali)






Reporter: Vachry Rizaldi Luthfipambudi

REMBANG – Pecahan keramik kuno berserakan di pantai Dasun, Lasem. Jika dilihat dari cap yang tertera logo pabrikan dari Belanda.

Pecahan-pecahan itu bisa ditemukan di pinggir pantai. Jika surut diperkirakan bisa lebih banyak. Kohlam, salah satu pegiat sejarah di Lasem tampak sedang mencari pecahan-pecahan itu, Kemarin (2/1).

Beberapa kali ia mengaku mengunjungi pantai ini. Di sepeda motornya terdapat keranjang.

Ia pun mulai menyisir. Di antara pasir-pasir pantai itu memang ada sejumlah pecahan keramik. Namun Kohlam tampak memilah-milah. “Ini keramik baru,” katanya sambil menunjuk pecahan keramik berwarna putih.

Selang beberapa saat, ia pun mendapatkan yang ia cari. Sebuah pecahan cawan dengan motif berwarna biru. Ia mencari pecahan yang memiliki cap. Agar bisa diidentifikasi. “Banyak pecahan-pecahan keramik. Diperkirakan pada zaman belanda sekitar 1800,” katanya.

VACHRI RINALDY/RADAR KUDUS

Ia mengaku pernah mendapatkan keramik yang masih tertera cap. Kemudian di-browsing data yang mengatakan buatan sekitar 1800-an. Dulu, kata Kohlam sungai dasun merupakan akses kapal-kapal untuk berdagang.

Baca Juga :  Pemkab Larang Dinas Adakan Outbound, Bupati Rembang: Mubazir, Ora Usum!

“Dulu jalur lalu lintas. Para pendatang lewatnya laut. Kramik bisa dilacak, asal tertera tahun dan cap. Bisa dicari dari petunjuk cap. Sejauh ini yang ia ketahui berasal dari 1800,” katanya.

Sub Koordinator Sejarah, Museum dan Cagar Budaya Retna Dyah Radityawati menjelaskan, temuan keramik di pantai dasun sudah pernah dilakukan penelitian pada 2018 lalu. “Itu tidak hanya keramik Eropa saja. Saya kebetulan pernah dampingi tim dari BPCB tahun 2018 inventarisasi cagar budaya di pesisir utara Jawa,” katanya.

Jika melihat dari sisi historis, wilayah dasun merupakan tempat bersandar kapal dagang pada masa VOC dan tempat pembuatan kapal hingga masa pendudukan Jepang. (vah/ali)






Reporter: Vachry Rizaldi Luthfipambudi

Most Read

Artikel Terbaru