Kondisi sulit saat pandemi Covid-19 membulatkan semangat pemuda di Dukuh Gilis, Desa Sugiharjo, Kota, Pati. Mereka membentuk bank sedekah sampah. Hasil usaha itu digunakan untuk kegiatan-kegiatan sosial.
ACHMAD ULIL ALBAB, Radar Kudus
TUMPUKAN kardus tertata di depan sebuah gudang di Dukuh Gilis, Desa Sugiharjo, Kota, Pati. Sejumlah pemuda mengikat tumpukan kardus itu, dengan tali rafia. Di dalam gudang, ada berjajar berkarung-karung botol plastik.
Di tempat itulah para pemuda yang tergabung dalam Komunitas Sosial Gilis Bersatu melakukan aktivitasnya sehari-hari. Para pemuda ini, tetap produktif berkegiatan di masa pandemi. Salah satu kegiatannya, bank sedekah sampah. Kegiatan ini mulai intens dilakukan dua bulan lalu.
Ketua Bank Sedekah Sampah Suyatmi mengungkapkan, tujuan pendirian kegiatan sosial ini, untuk mengurangi pembuangan sampah di sungai, sehingga dapat mencemari lingkungan dan terjadi banjir. Selain itu, untuk membantu meringankan beban masyarakat di tengah pandemi.
”Melalui bank sedekah sampah ini, barang yang tidak bermanfaat bisa disalurkan untuk kegiatan sosial kemasyarakatan,” terang Suyatmi.
Konsepnya sederhana. Masyarakat bisa bersedekah dengan barang yang sudah tidak terpakai. Namun, nantinya barang ini dimanfaatkan kembali dan disalurkan untuk bantuan sosial kepada masyarakat.
”Melalui bank sedekah sampah ini, bisa membantu sesama seperti menyantuni anak yatim. Juga membantu warga Desa Gilis yang sakit, terutama yang opname dalam waktu 2x24 jam. Termasuk santunan kematian serta untuk tanggap darurat bencana alam. Seperti kekeringan, banjir, dan juga membantu mengatasi dampak Covid-19. Saat pandemi seperti ini, banyak orang susah. Terumata sulit ekonomi dan yang kehilangan pekerjaan,” terangnya.
Sampah-sampah dikumpulkan dari warga Dukuh Gilis, Desa Sugiharjo. Jenisnya seperti karton, botol air mineral, buku bekas, barang-barang plastik, besi, dan lain-lain. ”Pokoknya warga menghubungi kami dan memberikan sampahnya untuk kami angkut semua. Kami mendapatkan sampah itu cuma-cuma,” imbuhnya.
Suyatmi menyebut, ini semua hasil pemikiran pemuda Gilis Bersatu. Di tengah kondisi krisis seperti ini, sebisa mungkin terus berbuat. Di antaranya dengan sedekah barang bekas untuk membantu sesama. (*)