25.2 C
Kudus
Friday, March 24, 2023

Belajar Bahasa Indonesia Bermuatan Moderasi Keberagamaan

MODERASI keberagamaan menjadi isu yang sedang gencar disosialisasikan Kementerian Agama. Moderasi keberagamaan menjadi program Kementerian Agama yang termaktub dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2020−2024. Menteri AgamaYaqut Cholil Qoumas menegaskan keseriusannya dalam mengimplementasikan program penguatan moderasi beragama. Moderasi beragama juga menjadi amanah khusus Presiden Joko Widodo kepada Menteri Agama.

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, kata moderasi berarti penghindaran kekerasan atau penghindaran keekstreman. Kata ini serapan dari kata moderat, yang berarti sikap selalu menghindarkan perilaku atau pengungkapan yang ekstrem, dan kecenderungan ke arah jalan tengah.

Berdasar pada pengertian tersebut katamoderasi  menjadi moderasi keberagamaan, maka istilah tersebut berarti merujuk pada sikap mengurangi kekerasan, atau menghindari keekstreman dalam praktik beragama. Gabungan kedua kata itu menunjuk kepada sikap dan upaya menjadikan agama sebagai dasar dan prinsip untuk selalu menghindarkan perilaku atau pengungkapan yang ekstrem (radikalisme).


Kondisi tersebut mengingat kenyataan masyarakat Indonesia beragam. Keberagaman tersebut antara lain beragam pendapat, pandangan, keyakinan, dan kepentingan masing-masing warga bangsa, termasuk dalam beragama. Keberagaman tersebut dapat menimbulkan berbagai konflik yang dapat memecah belah bangsa Indonesia. Salah satu ancaman terbesar yang dapat memecah belah  sebagai sebuah bangsa yakni konflik berlatar belakang agama, terutama yang disertai dengan aksi-aksi kekerasan.

Pembelajaran bahasa Indonesia memiliki peran penting, selain sebagai ilmu pengetahuan juga untuk berkomunikasi baik secara tulis maupun secara lisan. Memahami bahasa sebagai media aktivitas aktif dan kreatif didasarkan pada pemahaman latar belakang kebahasaan peserta didiknya dan kreativitas guru dalam memerankan bahasa sebagai penyampaian materi dan berkomunikasi dengan peserta didik. Kedua aspek ini harus diperhatikan ketika melakukan kegiatan pembelajaran.

Baca Juga :  Menuju Pemulihan Pembelajaran, Ayo Praktik Salat

Pembelajaran bahasa Indonesia dimaksudkan untuk membuat anak didik mampu mengintegrasikan diri dalam masyarakat Indonesia. Adanya globalisasi yang didukung dengan berbagai peralatan komunikasi mutakhir yang sangat efektif dalam berbagai aktivitas masyarakat dunia.Fungsi bahasa Indonesia sebagai sarana pengembang kepribadian mulai menghadapi tantangan dari berbagai bahasa dunia. Terutama bahasa internasional yang digunakan  berbagai bangsa. Untuk itu, fungsi mata pelajaran bahasa Indonesia kini dan masa depan, bagi pembentukan karakter peserta didik menjadi lebih penting.

Mengingat pentingnya pelajaran bahasa Indonesia dalam membentuk karakter peserta didik, maka memasukkan muatan moderasi keberagamaan menjadi salah satu cara yang efektif. Terutama dalam pembelajaran keterampilan berbicara dan menulis yang merupakan tindakan aktif dari peserta didik. Peserta didik diarahkan menggunakan tema-tema yang berhubungan dengan moderasi keberagamaan.

Contoh penerapannya di tingkat SMA dapat dilakukan mulai materi-materi kelas X yaitu teks eksposisi. Teks eksposisi yang memuat pendapat-pendapat penulis dapat digunakan untuk membelajarkan siswa arti pentingnya moderasi beragama dengan menggunakan moderasi beragama sebagai tema penulisan teks tersebut. Begitu pula di kelas XI dalam kita terapkan pada materi teks ceramah. Di kelas XII dapat kita terapkan pada materi teks editorial.

Penggunaan tema-tema moderasi keberagamaan dapat diterapkan dalam pembelajaran bahasa Indonesia. Harapannya, dapat membuat siswa lebih berkarakter, terutama dalam hal pandangan hidup mereka terhadap agama. Dengan tema tersebut diharapkan peserta didik lebih kreatif untuk mengembangkan suatu sikap keberagamaan di tengah pelbagai konflik. Komitmen utama moderasi beragama terhadap toleransi dapat menjadikan peserta didik dapat menghadapi radikalisme agama yang mengancam kehidupan beragama. (*)


MODERASI keberagamaan menjadi isu yang sedang gencar disosialisasikan Kementerian Agama. Moderasi keberagamaan menjadi program Kementerian Agama yang termaktub dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2020−2024. Menteri AgamaYaqut Cholil Qoumas menegaskan keseriusannya dalam mengimplementasikan program penguatan moderasi beragama. Moderasi beragama juga menjadi amanah khusus Presiden Joko Widodo kepada Menteri Agama.

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, kata moderasi berarti penghindaran kekerasan atau penghindaran keekstreman. Kata ini serapan dari kata moderat, yang berarti sikap selalu menghindarkan perilaku atau pengungkapan yang ekstrem, dan kecenderungan ke arah jalan tengah.

Berdasar pada pengertian tersebut katamoderasi  menjadi moderasi keberagamaan, maka istilah tersebut berarti merujuk pada sikap mengurangi kekerasan, atau menghindari keekstreman dalam praktik beragama. Gabungan kedua kata itu menunjuk kepada sikap dan upaya menjadikan agama sebagai dasar dan prinsip untuk selalu menghindarkan perilaku atau pengungkapan yang ekstrem (radikalisme).

Kondisi tersebut mengingat kenyataan masyarakat Indonesia beragam. Keberagaman tersebut antara lain beragam pendapat, pandangan, keyakinan, dan kepentingan masing-masing warga bangsa, termasuk dalam beragama. Keberagaman tersebut dapat menimbulkan berbagai konflik yang dapat memecah belah bangsa Indonesia. Salah satu ancaman terbesar yang dapat memecah belah  sebagai sebuah bangsa yakni konflik berlatar belakang agama, terutama yang disertai dengan aksi-aksi kekerasan.

Pembelajaran bahasa Indonesia memiliki peran penting, selain sebagai ilmu pengetahuan juga untuk berkomunikasi baik secara tulis maupun secara lisan. Memahami bahasa sebagai media aktivitas aktif dan kreatif didasarkan pada pemahaman latar belakang kebahasaan peserta didiknya dan kreativitas guru dalam memerankan bahasa sebagai penyampaian materi dan berkomunikasi dengan peserta didik. Kedua aspek ini harus diperhatikan ketika melakukan kegiatan pembelajaran.

Baca Juga :  Menuju Pemulihan Pembelajaran, Ayo Praktik Salat

Pembelajaran bahasa Indonesia dimaksudkan untuk membuat anak didik mampu mengintegrasikan diri dalam masyarakat Indonesia. Adanya globalisasi yang didukung dengan berbagai peralatan komunikasi mutakhir yang sangat efektif dalam berbagai aktivitas masyarakat dunia.Fungsi bahasa Indonesia sebagai sarana pengembang kepribadian mulai menghadapi tantangan dari berbagai bahasa dunia. Terutama bahasa internasional yang digunakan  berbagai bangsa. Untuk itu, fungsi mata pelajaran bahasa Indonesia kini dan masa depan, bagi pembentukan karakter peserta didik menjadi lebih penting.

Mengingat pentingnya pelajaran bahasa Indonesia dalam membentuk karakter peserta didik, maka memasukkan muatan moderasi keberagamaan menjadi salah satu cara yang efektif. Terutama dalam pembelajaran keterampilan berbicara dan menulis yang merupakan tindakan aktif dari peserta didik. Peserta didik diarahkan menggunakan tema-tema yang berhubungan dengan moderasi keberagamaan.

Contoh penerapannya di tingkat SMA dapat dilakukan mulai materi-materi kelas X yaitu teks eksposisi. Teks eksposisi yang memuat pendapat-pendapat penulis dapat digunakan untuk membelajarkan siswa arti pentingnya moderasi beragama dengan menggunakan moderasi beragama sebagai tema penulisan teks tersebut. Begitu pula di kelas XI dalam kita terapkan pada materi teks ceramah. Di kelas XII dapat kita terapkan pada materi teks editorial.

Penggunaan tema-tema moderasi keberagamaan dapat diterapkan dalam pembelajaran bahasa Indonesia. Harapannya, dapat membuat siswa lebih berkarakter, terutama dalam hal pandangan hidup mereka terhadap agama. Dengan tema tersebut diharapkan peserta didik lebih kreatif untuk mengembangkan suatu sikap keberagamaan di tengah pelbagai konflik. Komitmen utama moderasi beragama terhadap toleransi dapat menjadikan peserta didik dapat menghadapi radikalisme agama yang mengancam kehidupan beragama. (*)


Most Read

Artikel Terbaru