24.1 C
Kudus
Thursday, March 30, 2023

Strategi Apik untuk Menjadi Baik

BERUSAHA menjadi sempurna bisa dibilang tidak mungkin, karena manusia mempunyai sifat lupa, lalai, dan mudah berkeluh kesah. Menjadi baik adalah pilihan bagi kita. Sedangkan terus menjaga diri dalam kebaikan adalah perjuangan yang butuh kesungguhan.

Manusia tidak terlepas dari keterbatasan. Manusia juga sering tertipu dengan kebaikan yang dimiliki, sehingga membuat dirinya bangga dan takabur. Keadaan manusia yang lemah masih ditambah dengan semangat yang parah. Padahal kebaikan itu butuh ketulusan dan perlu kesungguhan, karena jalan kebaikan dipenuhi dengan godaan dan hambatan.

Jiwa manusia sering merasa benci melakukan kebaikan. Ia pun malas, mengulur-ulur waktu, bahkan mencari alasan agar kewajiban bisa berlalu. Jika sudah demikian apakah ia bisa menjadi baik?


Ketika menjadi baik adalah pilihan. Maka cara menjadi baik pun perlu kita upayakan. Strategi yang apik. Namun sangat menarik. Cara yang sederhana, tetapi berhasil guna.

Menyibukan diri dalam ketaatan. Inilah strategi yang dapat mengantarkan seseorang dalam kebaikan, yaitu berusaha mengisi waktu dengan perbuatan baik yang mendekatkan diri pada Tuhan. Di sisi lain, juga berusaha menjauhi hal yang tidak bermanfaat. Di antara kebaikan pada diri seseorang adalah meninggalkan hal yang tidak bermanfaat. Baik berupa ucapan maupun berupa perbuatan. Pemahaman terbaliknya, jika ingin kebaikan pada diri kita, hendaknya mengerjakan hal-hal yang bermanfaat bagi diri kita. Jika dirimu tidak disibukkan dengan hal-hal yang baik, niscaya akan disibukkan dengan hal-hal yang buruk.

Baca Juga :  Pendidikan Karakter Anak lewat Kitab Ngudi Susilo Romo Kiai Bisri Mustofa

Inilah strategi menjadikan diri kita dalam kebaikan, yaitu dengan menyibukkan diri dalam perkara yang baik. Bukan dengan perbuatan yang sia-sia. Apalagi kegiatan yang buruk. Buatlah rencana dan target dalam kehidupan kita, agar setiap waktu tidaklah berlalu kecuali dengan perbuatan baik dan bermutu.

Memahamkan diri dengan ilmu agama. Orang yang tidak mempunyai kemauan untuk belajar ilmu agama, ia akan terhalang mendapatkan kebaikan. Sehingga hidupnya akan terasa hambar. Ia yang tidak mempunyai penuntun yang baik, maka imannya tak akan pernah beranjak naik.

Sebaliknya, seseorang yang menyibukkan diri untuk menuntut ilmu, ia tidak akan pernah menyia-nyiakan waktu. Pemahamannya akan mengarahkan pada tuntunan bahwa ilmu yang tidak diikuti dengan perbuatan bukanlah kebaikan. Karena itu, menjadi baik adalah dengan berusaha mempelajari dan memahami ilmu agama, kemudian mengamalkan. Selain itu hendaknya dia senantiasa berdoa kepada Tuhan, agar membimbing dalam kebaikan.

Setahap demi setahap. Menjadi baik tidak bisa dilakukan secara instan. Ia butuh proses panjang. Bahkan terus berjalan hingga saat kematian. Namun proses menjadi baik harus dilakukan dengan keikhlasan, kesungguhan dan kesabaran setahap demi setahap. Perbuatan yang dicintai Tuhan adalah yang rutin walaupun sedikit.

Berbuat baik, sesaat demi sesaat, setahap demi setahap, rutin mesti sedikit, adalah pilihan menarik untuk menjadi baik. Hal ini akan memudahkan kita tetap istiqomah, sehingga diri tidak mudah menyerah. Jika sudah demikian keberkahan pun akan didapatkan. (*)


BERUSAHA menjadi sempurna bisa dibilang tidak mungkin, karena manusia mempunyai sifat lupa, lalai, dan mudah berkeluh kesah. Menjadi baik adalah pilihan bagi kita. Sedangkan terus menjaga diri dalam kebaikan adalah perjuangan yang butuh kesungguhan.

Manusia tidak terlepas dari keterbatasan. Manusia juga sering tertipu dengan kebaikan yang dimiliki, sehingga membuat dirinya bangga dan takabur. Keadaan manusia yang lemah masih ditambah dengan semangat yang parah. Padahal kebaikan itu butuh ketulusan dan perlu kesungguhan, karena jalan kebaikan dipenuhi dengan godaan dan hambatan.

Jiwa manusia sering merasa benci melakukan kebaikan. Ia pun malas, mengulur-ulur waktu, bahkan mencari alasan agar kewajiban bisa berlalu. Jika sudah demikian apakah ia bisa menjadi baik?

Ketika menjadi baik adalah pilihan. Maka cara menjadi baik pun perlu kita upayakan. Strategi yang apik. Namun sangat menarik. Cara yang sederhana, tetapi berhasil guna.

Menyibukan diri dalam ketaatan. Inilah strategi yang dapat mengantarkan seseorang dalam kebaikan, yaitu berusaha mengisi waktu dengan perbuatan baik yang mendekatkan diri pada Tuhan. Di sisi lain, juga berusaha menjauhi hal yang tidak bermanfaat. Di antara kebaikan pada diri seseorang adalah meninggalkan hal yang tidak bermanfaat. Baik berupa ucapan maupun berupa perbuatan. Pemahaman terbaliknya, jika ingin kebaikan pada diri kita, hendaknya mengerjakan hal-hal yang bermanfaat bagi diri kita. Jika dirimu tidak disibukkan dengan hal-hal yang baik, niscaya akan disibukkan dengan hal-hal yang buruk.

Baca Juga :  Zoom Meeting untuk Pembelajaran Matematika

Inilah strategi menjadikan diri kita dalam kebaikan, yaitu dengan menyibukkan diri dalam perkara yang baik. Bukan dengan perbuatan yang sia-sia. Apalagi kegiatan yang buruk. Buatlah rencana dan target dalam kehidupan kita, agar setiap waktu tidaklah berlalu kecuali dengan perbuatan baik dan bermutu.

Memahamkan diri dengan ilmu agama. Orang yang tidak mempunyai kemauan untuk belajar ilmu agama, ia akan terhalang mendapatkan kebaikan. Sehingga hidupnya akan terasa hambar. Ia yang tidak mempunyai penuntun yang baik, maka imannya tak akan pernah beranjak naik.

Sebaliknya, seseorang yang menyibukkan diri untuk menuntut ilmu, ia tidak akan pernah menyia-nyiakan waktu. Pemahamannya akan mengarahkan pada tuntunan bahwa ilmu yang tidak diikuti dengan perbuatan bukanlah kebaikan. Karena itu, menjadi baik adalah dengan berusaha mempelajari dan memahami ilmu agama, kemudian mengamalkan. Selain itu hendaknya dia senantiasa berdoa kepada Tuhan, agar membimbing dalam kebaikan.

Setahap demi setahap. Menjadi baik tidak bisa dilakukan secara instan. Ia butuh proses panjang. Bahkan terus berjalan hingga saat kematian. Namun proses menjadi baik harus dilakukan dengan keikhlasan, kesungguhan dan kesabaran setahap demi setahap. Perbuatan yang dicintai Tuhan adalah yang rutin walaupun sedikit.

Berbuat baik, sesaat demi sesaat, setahap demi setahap, rutin mesti sedikit, adalah pilihan menarik untuk menjadi baik. Hal ini akan memudahkan kita tetap istiqomah, sehingga diri tidak mudah menyerah. Jika sudah demikian keberkahan pun akan didapatkan. (*)


Most Read

Artikel Terbaru