KUDUS – Nyaris seluruh SD dan SMP setuju diadakan pembelajaran tatap muka (PTM) terbatas. Sebab 90 persen SD-SMP sudah mengisi link kesiapan belajar.
Kepala Disdikpora Kudus Harjuna Widada melalui Kabid Dikdas Moh. Zubaedi mengatakan, nantinya sekolah akan dipantau pusat. Mulai dari sarpras, guru yang sudah divaksin, hingga penataan ruang kelas penunjang PTM terbatas.
“Bagi sekolah yang sudah ikut simulasi PTM sudah dipastikan siap. Yang perlu disiapkan yakni kesiapan pembelajarannya,” terangnya.
Dia menjelaskan, form kesiapan belajar harus diisi lengkap. Termasuk mengisi penyakit penyerta (komorbid) dari guru. Zubaedi menjelaskan, ada beberapa sekolah memang belum mengisi form PTM terbatas melalui link kesiapan belajar, seperti di SD Cahaya Nur dan SD Masehi. Alasannya takut salah mengisi form dan konsultasi lebih dulu dengan yayasan yang menaunginya. Sementara itu, untuk persiapan pembelajaran tahun ajaran baru yang dimulai Senin (12/6), masih menggunakan sistem daring.
“Walau sudah jenuh, tapi pembelajaran daring tetap harus berjalan sembari menunggu kondisi kondusif dan aman. Saat ini Kudus masuk dalam zona oranye tetapi harus menunggu sampai Kudus masuk minimal di zona kuning agar PTM terbatas dapat segera berjalan,” jelasnya.
Sementara itu, untuk kegiatan masa pengenalan lingkungan sekolah (MPLS) diimbau lewat daring. “Atau kalau ingin mendatangkan ke sekolah, izin orangtua dan pembagian sif dalam kelas. Masing-masing kelas diisi 16 siswa dan pakai protokol kesehatan (Prokes) ketat. Biasana MPLS hanya tiga hari,” ungkapnya.
Reporter: Indah Susanti
KUDUS – Nyaris seluruh SD dan SMP setuju diadakan pembelajaran tatap muka (PTM) terbatas. Sebab 90 persen SD-SMP sudah mengisi link kesiapan belajar.
Kepala Disdikpora Kudus Harjuna Widada melalui Kabid Dikdas Moh. Zubaedi mengatakan, nantinya sekolah akan dipantau pusat. Mulai dari sarpras, guru yang sudah divaksin, hingga penataan ruang kelas penunjang PTM terbatas.
“Bagi sekolah yang sudah ikut simulasi PTM sudah dipastikan siap. Yang perlu disiapkan yakni kesiapan pembelajarannya,” terangnya.
Dia menjelaskan, form kesiapan belajar harus diisi lengkap. Termasuk mengisi penyakit penyerta (komorbid) dari guru. Zubaedi menjelaskan, ada beberapa sekolah memang belum mengisi form PTM terbatas melalui link kesiapan belajar, seperti di SD Cahaya Nur dan SD Masehi. Alasannya takut salah mengisi form dan konsultasi lebih dulu dengan yayasan yang menaunginya. Sementara itu, untuk persiapan pembelajaran tahun ajaran baru yang dimulai Senin (12/6), masih menggunakan sistem daring.
“Walau sudah jenuh, tapi pembelajaran daring tetap harus berjalan sembari menunggu kondisi kondusif dan aman. Saat ini Kudus masuk dalam zona oranye tetapi harus menunggu sampai Kudus masuk minimal di zona kuning agar PTM terbatas dapat segera berjalan,” jelasnya.
Sementara itu, untuk kegiatan masa pengenalan lingkungan sekolah (MPLS) diimbau lewat daring. “Atau kalau ingin mendatangkan ke sekolah, izin orangtua dan pembagian sif dalam kelas. Masing-masing kelas diisi 16 siswa dan pakai protokol kesehatan (Prokes) ketat. Biasana MPLS hanya tiga hari,” ungkapnya.
Reporter: Indah Susanti