25.6 C
Kudus
Monday, March 27, 2023

Merenungi Fenomena Mengejar yang Sia-Sia

PATI – Mengejar kesia-siaan menjadi bahasan menarik dalam Suluk Maleman edisi ke-117. Mengusung tema “Pungguk Merindukan Bulan”.

Habib Anis Sholeh Baasyin menjelaskan, tema yang juga sebuah peribahasa itu diartikan sebagai seseorang yang memimpikan sesuatu yang tidak ada kemampuan untuk menggapainya.

“Hal itulah yang seringkali membuat manusia terjebak pada keinginannya sendiri,” kata budayawan yang menggagas pengajian budaya Suluk Maleman tersebut.


Lebih lanjut  ia menyampaikan fenomena pinjaman online misalnya. Begitu marak terjadi saat ini. Ketika pinjaman itu untuk memenuhi kebutuhan pribadinya tentu masih bisa dimaklumi. Tapi sekarang justru hanya karena ingin memenuhi hasrat dan gengsi.

Sikap tersebut, lanjut Anis, menjadi peluang ditangkap oleh sistem kapitalis. Yang mendorong masyarakat untuk semakin kehilangan kemampuan untuk mengendalikan dirinya. Caranya sama sebangun dengan yang kini digunakan pinjaman online. yaitu dengan cara memberikan banyaknya rayuan seolah dewa penolong di awal. Dan di akhir akan mencekik leher dengan jeratan bunganya.

Baca Juga :  Ngaji Suluk Maleman: Manusia Hanya Bertamu, Dunia Bukan Tujuan Akhir

“Coba saja amati di media sosial kita, ketika ingin membeli baju. Tiba-tiba muncul beragam iklan tentang baju yang tentu begitu menggiurkan. Inilah yang kemudian membuat orang lupa tentang kemampuannya,” tambahnya.

Manusia sekarang memang tengah dijerat oleh fatamorgana. Lewat media sosial seringkali diajarkan untuk melampiaskan nafsu bukan lagi untuk berpuasa. Hal itu tentu menunjukkan betapa sistem kapitalisme memimpin peradaban saat ini.

Hal itu mengingatkan pembelajaran dari cerita Nabi Adam yang diturunkan dari surga hanya karena rayuan dari iblis. Adam ditawari kerajaan yang tak akan rusak, padahal saat itu dia justru tengah berada di surganya Allah, yang notabene tak akan rusak.

“Inilah yang kemudian membuat manusia seringkali mengejar kesia-siaan. Iblis merayu dengan berbagai cara, termasuk untuk mengejar keabadian. Uniknya, apa yang dirayukan iblis pada dasarnya adalah sesuatu yang sebenarnya sudah dimiliki manusia,” tambahnya.






Reporter: Achmad Ulil Albab

PATI – Mengejar kesia-siaan menjadi bahasan menarik dalam Suluk Maleman edisi ke-117. Mengusung tema “Pungguk Merindukan Bulan”.

Habib Anis Sholeh Baasyin menjelaskan, tema yang juga sebuah peribahasa itu diartikan sebagai seseorang yang memimpikan sesuatu yang tidak ada kemampuan untuk menggapainya.

“Hal itulah yang seringkali membuat manusia terjebak pada keinginannya sendiri,” kata budayawan yang menggagas pengajian budaya Suluk Maleman tersebut.

Lebih lanjut  ia menyampaikan fenomena pinjaman online misalnya. Begitu marak terjadi saat ini. Ketika pinjaman itu untuk memenuhi kebutuhan pribadinya tentu masih bisa dimaklumi. Tapi sekarang justru hanya karena ingin memenuhi hasrat dan gengsi.

Sikap tersebut, lanjut Anis, menjadi peluang ditangkap oleh sistem kapitalis. Yang mendorong masyarakat untuk semakin kehilangan kemampuan untuk mengendalikan dirinya. Caranya sama sebangun dengan yang kini digunakan pinjaman online. yaitu dengan cara memberikan banyaknya rayuan seolah dewa penolong di awal. Dan di akhir akan mencekik leher dengan jeratan bunganya.

Baca Juga :  DPRD Setujui Raperda tentang Dana Cadangan Pilkada

“Coba saja amati di media sosial kita, ketika ingin membeli baju. Tiba-tiba muncul beragam iklan tentang baju yang tentu begitu menggiurkan. Inilah yang kemudian membuat orang lupa tentang kemampuannya,” tambahnya.

Manusia sekarang memang tengah dijerat oleh fatamorgana. Lewat media sosial seringkali diajarkan untuk melampiaskan nafsu bukan lagi untuk berpuasa. Hal itu tentu menunjukkan betapa sistem kapitalisme memimpin peradaban saat ini.

Hal itu mengingatkan pembelajaran dari cerita Nabi Adam yang diturunkan dari surga hanya karena rayuan dari iblis. Adam ditawari kerajaan yang tak akan rusak, padahal saat itu dia justru tengah berada di surganya Allah, yang notabene tak akan rusak.

“Inilah yang kemudian membuat manusia seringkali mengejar kesia-siaan. Iblis merayu dengan berbagai cara, termasuk untuk mengejar keabadian. Uniknya, apa yang dirayukan iblis pada dasarnya adalah sesuatu yang sebenarnya sudah dimiliki manusia,” tambahnya.






Reporter: Achmad Ulil Albab

Most Read

Artikel Terbaru