PATI – Gubernur Jawa Tengah (Jateng) Ganjar Pranowo meminta pengerjaan Jembatan Callender Hamilton (CH) Jateng Juwana rampung bulan ini. Harapannya, kemacetan di Jalur Pantura tak berlarut-larut. Pihak kontraktor pun menambah 20 pekerja untuk mempercepat pembangunan jembatan ini.
Kamis (16/3) lalu, Gubernur Jateng Ganjar Pranowo memimpin musyawarah perencanaan pembangunan (Musrenbang) di Pendapa Kabupaten Rembang. Timnya pulang melintasi Jalur Pantura. Saat tiba di Kecamatan Juwana, Pati, rombongannya mendadak belok ke arah Jembatan Juwana.
Ganjar dan romobongan tiba di jembatan itu, sekira pukul 22.30. Pihaknya meninjau progres pengerjaan jembatan di atas Sungai Silugonggo itu. Dia bersama timnya didampingi kepolisian setempat menjumpai pekerja di jembatan.
Saat tiba di lokasi, pekerjaan sudah tutup lantaran malam hari. Pintu proyek juga sudah di tutup. Rombongannya blusukan melintasi jalan tikus. Lokasinya berada di samping pengerjaan jembatan itu. Ganjar memanjat tanggul jembatan memasuki kawasan proyek.
Dua petugas proyek lalu mendatangi Ganjar. Gubernur meminta petugas proyek itu mempercepat pembangunan Jembatan Juwana. ”Maret selesai ya. Jangan lama-lama. Harus ada percepatan,” pinta Ganjar kepada pekerja proyek.
Kemudian dia mengecek progres pembangunan jembatan itu. Dia menengok pengecoran di sana. ”Pengecoran jembatan sudah selesai. Tinggal pemasangan pembatas jalan dan pengurugan di sisi timur. Saya mendorong Maret ini selesai. Harapannnya bisa mengurai kemacetan,” katanya.

Supervisor Proyek Jembatan Juwana Sindhu Yoga menjelaskan, progres pembangunan jembatan saat ini sudah 85 persen. ”Target selesai awal April. Tapi Pak gubernur meminta agar Maret selesai. Jadi kami upayakan. Sudah ada penambahan 20 personel. Totalnya menjadi 45 pekerja. Semoga diberi kelancaran,” jelasnya.
Meski begitu, pihak pekerja mengkhawatirkan cuaca buruk belakangan ini. Sebab, bisa mengganggu pengerjaan. Semisal hujan, pengerjaan harus ditunda dulu. Para pekerja terpaksa berlindung di tempat yang disediakan. ”Kendalanya cuaca. Kalau hujan tak boleh kerja. Itu menyangkut aspek keselamatan. Kami mengutamakan aspek itu,” paparnya.
Jika saat hujan pekerja tetap bekerja, dikhawatirkan ada insiden. Misalnya, tersambar petir. ”Di sini alatnya tinggi-tinggi. Nanti berpotensi tersambar petir. Nanti malah ada insiden. Jadi benar-benar menyangkut aspek keselamatan kerja,” terangnya.
Bahkan, banjir yang melanda Kabupaten Pati belakangan ini, juga berdampak pada pembangunan jembatan itu. Sebab, di lokasi pengerjaan juga kebanjiran. Dalamnya 80 sentimeter. ”Banjir kemarin menjadi kendala. Sempat tiga pekan kebanjiran. Lokasi kerja (bawah jembatan) tergenang air. Kalau mau mengecor kesulitan,” imbuhnya. (adr/lin)