24.6 C
Kudus
Wednesday, June 7, 2023

Dana Normalisasi Sungai Juwana Pati Tersisa Rp 100 M

PATI – Sebelumnya, dana untuk normalisasi sungai Juwana dianggarkan Rp 300 miliar. Namun, adanya pandemi Covid-19 membuat harus direfocusing Rp 200 miliar. Sisa, Rp 100 miliar.

Penyampaikan usulan penuntasan normalisasi Sungai Juwana sering disampaikan ke Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) dan Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Pemali Juwana.

”Normalisasi belum selesai. Ini belum tuntas. Tadinya Rp 300 M jadinya Rp 100 M. Kena refokusing Rp 200 M,” kata Bupati Pati Haryanto.


Bahkan, Detail Engineering Desaign (DED) normalisasi sungai telah ada dua tahun lalu.

Dilihat dari DED, lanjut Haryanto, estimasi anggarannya mencapai Rp 1,2 triliun. Keuangan daerah tidak mungkin mampu menanggung itu.

“Kalau ada normalisasi itu izinnya kesana. Kalau ditangani BBWS semua juga tidak mampu. Lha kami selama ini belum pernah ada pelimpahan sungai. Termasuk sungai Juwana, Kedungklo, Wedarijaksa. Semua kewenangan BBWS,” paparnya.

Pihaknya menyampaikan desakan agar Pemerintah Pusat memberi perhatian khusus terhadap normalisasi Sungai Juwana. Mengingat, sungai terbesar yang membelah wilayah Pati tersebut kerap meluap dan menyebabkan banjir di daerah sepanjang alirannya.

Baca Juga :  Bupati Haryanto Ultimatum Sita Lapak bagi Pedagang Bandel

“Penuntasan normalisasi Sungai Juwana sangat mendesak. Karena sungai ini menampung aliran dari 26 anak sungai. Kalau normalisasi tidak tuntas, maka setiap tahun akan terus banjir,” ujarnya.

Pihaknya mengupayakan kerahkan relawan untuk menurunkan alat berat. Juga membantu memulihkan tanggul. ”Kalau normalisasi tidak mampu. Itu kewenangan pusat,” pungkasnya.

Menurutnya, banjir ini bukan hanya di Sungai Juwana saja. Melainkan anak sungainya seperti Dongklo, Glonggong, Margorejo, dan Mbapo. Oleh sebab itu, pihaknya mengimbau masyarakat supaya tak membuang sampah di sungai.

”Banjir ini gara-gara pembuangan sampah di sungai. Saya lihat kemarin ada potongan bambu, kasur dibuang di sungai semua. Ini menghambat dan sudah diambil semua,” ucapnya. (adr/him)






Reporter: Andre Faidhil Falah

PATI – Sebelumnya, dana untuk normalisasi sungai Juwana dianggarkan Rp 300 miliar. Namun, adanya pandemi Covid-19 membuat harus direfocusing Rp 200 miliar. Sisa, Rp 100 miliar.

Penyampaikan usulan penuntasan normalisasi Sungai Juwana sering disampaikan ke Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) dan Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Pemali Juwana.

”Normalisasi belum selesai. Ini belum tuntas. Tadinya Rp 300 M jadinya Rp 100 M. Kena refokusing Rp 200 M,” kata Bupati Pati Haryanto.

Bahkan, Detail Engineering Desaign (DED) normalisasi sungai telah ada dua tahun lalu.

Dilihat dari DED, lanjut Haryanto, estimasi anggarannya mencapai Rp 1,2 triliun. Keuangan daerah tidak mungkin mampu menanggung itu.

“Kalau ada normalisasi itu izinnya kesana. Kalau ditangani BBWS semua juga tidak mampu. Lha kami selama ini belum pernah ada pelimpahan sungai. Termasuk sungai Juwana, Kedungklo, Wedarijaksa. Semua kewenangan BBWS,” paparnya.

Pihaknya menyampaikan desakan agar Pemerintah Pusat memberi perhatian khusus terhadap normalisasi Sungai Juwana. Mengingat, sungai terbesar yang membelah wilayah Pati tersebut kerap meluap dan menyebabkan banjir di daerah sepanjang alirannya.

Baca Juga :  Kunjungi Pati, Ganjar Minta Engineering Penanganan Banjir Dibangun Tahun Ini

“Penuntasan normalisasi Sungai Juwana sangat mendesak. Karena sungai ini menampung aliran dari 26 anak sungai. Kalau normalisasi tidak tuntas, maka setiap tahun akan terus banjir,” ujarnya.

Pihaknya mengupayakan kerahkan relawan untuk menurunkan alat berat. Juga membantu memulihkan tanggul. ”Kalau normalisasi tidak mampu. Itu kewenangan pusat,” pungkasnya.

Menurutnya, banjir ini bukan hanya di Sungai Juwana saja. Melainkan anak sungainya seperti Dongklo, Glonggong, Margorejo, dan Mbapo. Oleh sebab itu, pihaknya mengimbau masyarakat supaya tak membuang sampah di sungai.

”Banjir ini gara-gara pembuangan sampah di sungai. Saya lihat kemarin ada potongan bambu, kasur dibuang di sungai semua. Ini menghambat dan sudah diambil semua,” ucapnya. (adr/him)






Reporter: Andre Faidhil Falah

Most Read

Artikel Terbaru