KUDUS – Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Pati berencana mendirikan posko di Alun-alun Kembang Joyo. Pendirian posko ini sebagai bagian dari pemantauan alun-alun baru. Juga upaya meminimalisasi adannya calo di sana.
Hal ini dijelaskan oleh Kepala Dinas Perdagangan dan Perindustrian (Disdagperin) Kabupaten Pati Hadi Santoso. Keberadaan posko ini juga sebagai upaya koordinasi terkait pengelolaan alun-alun yang diperuntukkan untuk para PKL eks Simpang Lima.
”Posko ini nanti untuk koordinasi segala sesuatu yang berkenaan dengan pengelolaan alun-alun,” katanya.
Alun-alun baru tersebut dikhawatirkan ada calo hingga jual-beli lapak. Oleh sebab itu, dia menegaskan lapak di alun-alun baru tidak dipungut biaya. Melainkan hanya ada iuran resmi dari paguyuban. Iuran itu akan diperuntukkan kebutuhan listrik hingga kebersihan yang ada di sana.
”Kalaupun ada iuran, seharusnya resmi dari paguyuban. Seperti uang kebersihan ataupun listrik. Di luar itu tidak ada. Sebab tempat ini dibuat untuk menghidupkan lagi PKL,” ucapnya.
Ia mengatakan tidak ada uang pendaftaran. Semua yang ingin menepati lapak itu tidak akan dipungut biaya. Akan tetapi saat ini bagi yang menempati tempat tersebut adalah mereka yang sudah diverifikasi sebelumnya pada 2020 lalu.
”Saya sudah menyampaikan kepada para PKL yang ada di sana. Semisal ada penarikan untuk perawatan sementara, jangan banyak-banyak. Dan itupun harus dikelola oleh paguyuban,” tegasnya.
Oleh sebab itu, pihaknya akan mendirikan posko untuk memantau keberlangsungan PKL di sana. Mengkoordinasi hal-hal yang bersangkutan dengan alun-alun tersebut.
”Jadi, nantinya posko ini akan berkoordinasi menyangkut alun-alun. Sehingga, bisa meminimalisasi adanya calo,” tutupnya. (zen)
Reporter: Andre Faidhil Falah
KUDUS – Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Pati berencana mendirikan posko di Alun-alun Kembang Joyo. Pendirian posko ini sebagai bagian dari pemantauan alun-alun baru. Juga upaya meminimalisasi adannya calo di sana.
Hal ini dijelaskan oleh Kepala Dinas Perdagangan dan Perindustrian (Disdagperin) Kabupaten Pati Hadi Santoso. Keberadaan posko ini juga sebagai upaya koordinasi terkait pengelolaan alun-alun yang diperuntukkan untuk para PKL eks Simpang Lima.
”Posko ini nanti untuk koordinasi segala sesuatu yang berkenaan dengan pengelolaan alun-alun,” katanya.
Alun-alun baru tersebut dikhawatirkan ada calo hingga jual-beli lapak. Oleh sebab itu, dia menegaskan lapak di alun-alun baru tidak dipungut biaya. Melainkan hanya ada iuran resmi dari paguyuban. Iuran itu akan diperuntukkan kebutuhan listrik hingga kebersihan yang ada di sana.
”Kalaupun ada iuran, seharusnya resmi dari paguyuban. Seperti uang kebersihan ataupun listrik. Di luar itu tidak ada. Sebab tempat ini dibuat untuk menghidupkan lagi PKL,” ucapnya.
Ia mengatakan tidak ada uang pendaftaran. Semua yang ingin menepati lapak itu tidak akan dipungut biaya. Akan tetapi saat ini bagi yang menempati tempat tersebut adalah mereka yang sudah diverifikasi sebelumnya pada 2020 lalu.
”Saya sudah menyampaikan kepada para PKL yang ada di sana. Semisal ada penarikan untuk perawatan sementara, jangan banyak-banyak. Dan itupun harus dikelola oleh paguyuban,” tegasnya.
Oleh sebab itu, pihaknya akan mendirikan posko untuk memantau keberlangsungan PKL di sana. Mengkoordinasi hal-hal yang bersangkutan dengan alun-alun tersebut.
”Jadi, nantinya posko ini akan berkoordinasi menyangkut alun-alun. Sehingga, bisa meminimalisasi adanya calo,” tutupnya. (zen)
Reporter: Andre Faidhil Falah