PATI – Hasil verifikasi atau sanding data dugaan 3.697 aparatur sipil negara (ASN) terima bantuan sosial (bansos) telah keluar. Ternyata hanya dua orang yang mendapat bantuan. Sisanya, tenaga harian lepas (THL).
Baru-baru ini, pihak Dinas Sosial (Dinsos) Kabupaten Pati telah menyandingkan data penerima Bansos dengan pihak Badan Kepegawaian, Pendidikan dan Pelatihan (BKPP) setempat. Soalnya, sebanyak 3.697 ASN terindikasi mendapatkan Bansos Covid-19.
Kabid Pemberdayaan Sosial dan Penanganan Fakir Miskin pada Dinsos Pati Tri Haryumi membenarkan. Kemarin (7/12) hasil verifikasi sudah keluar. ”Ini saya baru dapat hasil sanding datanya. Dari ribuan itu, hanya dua saja yang ASN. Selebihnya THL,” katanya.
Tak hanya itu, dua orang ASN tersebut ternyata hanya tukang kebun SD. Papar Haryumi, mereka bekerja di SD Banyutowo 02, Dukuhseti dan SD Slungkep, Kayen. ”Itu memang ASN. Tapi golongannya rendah. Tukang bersih-bersih SD,” paparnya.
Adanya persoalan itu, kata dia, membuat dilema pihak Dinsos Pati. Pasalnya, secara regulasi ASN tak boleh menerima Bansos. Di sisi lain, melihat pekerjaan sebagai tukang kebun.
”Secara regulasi tidak boleh. Tapi ini hati nurani. Apalagi bantuannya berupa sembako. Kami harus menjawab gimana kalau ditanya seperti itu. Ini dilema,” jelasnya.
Di sisi lain, sisa dua orang penerima Bansos itu hanya THL. Dia mencontohkan, itu di antaranya, guru honorer, guru madin. ”Gajinya kan sedikit honorer itu. Surat dari Jateng pun mempermasalahkan soal ASN. Ini tidak. Toh, tugas kami hanya menyandingkan data. Selebihnya pusat,” katanya.
Bantuan yang diterima ini berupa Bansos jaring pengaman sosial (JPS). Itu tidak masuk data terpadu kesejahteraan sosial (DTKS). Bantuan tersebut pada pandemi Covid-19 lalu. Sudah tidak ada penyaluran lagi.
”Artinya sudah ditutup bantuannya. Ini bantuan dampak korona. Semua kan bisa terdampak. Kembali lagi, dilihat juga hati nurani. Mereka hanya guru honorer dan tukang kebun,” tegasnya. (adr/him)