PATI – Pemulihan hutan di Pegunungan Kendeng tak maksimal. Membutuhkan waktu lama untuk kembali pulih. Sebab selama lima tahun ini hanya beberapa hectare (ha) saja yang dihijaukan.
Kerusakan hutan di Pegunungan Kendeng disinyalir menjadi pemicu banjir bandang di sejumlah kecamatan di Kabupaten Pati. Pasalnya, hutan sebagai resapan air hujan dianggap tak berfungsi lagi.
Sementara dari 2022 hingga 2027 Perum Perhutani Kesatuan Pemangkuan Hutan (KPH) Pati berencana memulihkan hutan seluas 3.982 ha. Sementara hutan di Pegunungan Kendeng luasnya mencapai 12.474 ha. Atau sekitar 30 persen dari total luas Kendeng.
Itu berada pada enam kecamatan di wilayah Kendeng. Yakni, Kecamatan Sukolilo, Tambakromo, Kayen, Winong, Pucakwangi, dan Jaken.
Saat ditanya luasan hutan gundul, pihak KPH Pati tak menyebutkan angka pastinya. Hanya memaparkan rencana penghijauannya.
“Kami punya rencana mulai 2022 sampai 2027 melakukan penanaman di Pengunungan Kendeng. Dari Sukolilo sampai ke timur wilayah perbatasan Blora,” jelas Administratur KPH Pati Arif Fitri Satria.
Dia menuturkan, pemulihan hutan di Kendeng dilakukan secara bertahap. Seperti yang dilakukan pada 2022 lalu. Yakni melakukan penanaman di lahan seluas 619 ha.
Kemudian penanaman dilanjutkan pada 2023 di lahan seluas 975 ha, 2024 di lahan seluas 1.488 ha, 2025 di lahan seluas 827 ha, 2026 di lahan seluas 284 ha, dan 2027 di lahan seluas 287 ha. Sehingga ditotal seluas 3.982 ha.
“Wilayah selatan faktanya masih banyak yang kosong. Terutama di Tambakromo dan Sukolilo. Lalu setiap tahun kami ada pengurangan hutan gundul. Tapi masih sangat luas,” paparnya. (adr/him)