29 C
Kudus
Sunday, April 2, 2023

Klarifikasi Soal Bentrok di Wadas, Kapolda: Tak Ada Polisi Kepung Masjid

PURWOREJO – Kapolda Jateng Irjen Pol Ahmad Luthfid memberikan klarifikasi soal kejadian bentrok antara aparat kepolisian dengan warga Desa Wadas, Selasa (8/2).  Dia menegaskan tidak benar bahwa ribuan polisi mengepung Wadas dengan senjata lengkap dan menangkap warga.

“Tidak ada ribuan anggota polisi yang masuk kampung, hanya 250 orang yang kami tugaskan mendampingi tim BPN melakukan pengukuran,” ujar Luthfi dalam press conference terkait Wadas di Mapolres Purworejo, Rabu (9/2).

Selain itu, anggota polisi yang diterjunkan itu juga telah sepengetahuan warga. “Atas permintaan warga yang sudah setuju dan meminta agar tanahnya segera diukur dan dikawal,” lanjut kapolda.


Ditambahkan dia, petugas kepolisian melaksanakan tugas sudah sesuai standar operasional prosedur (SOP). Petugas tidak menangkap warga kontra. Justru saat itu, kata Luthfi, terjadi gesekan warga antara yang pro dengan yang kontra pengukuran lahan andesit.

“Terjadi gesekan antara warga, sehingga kami amankan. Sebanyak 64 orang kami amankan, sekarang ada di Polres Purworejo. Hari ini akan kami kembalikan ke masyarakat. Tidak ada penangkapan dan penahanan, yang kami lakukan hanya mengamankan,” jelasnya.

Luthfi juga menegaskan bahwa framing polisi menyerbu masjid adalah informasi tidak benar. Saat terjadi gesekan antara pihak pro dan kontra, beberapa warga lari ke masjid untuk menyelamatkan diri.

Baca Juga :  Tak Ada PDIP, 8 Parpol DPR Sepakat Tolak Keras Sistem Pemilu Tertutup

“Maka dari itu, polisi berjaga di depan masjid. Coba lihat videonya, posisi polisi membelakangi masjid, karena anggota kami melakukan penjagaan agar tidak terjadi benturan antara pihak pro dan kontra. Tidak ada kejadian pengepungan masjid,” tegasnya.

Informasi bahwa polisi menculik warga juga tidak benar. Luthfi menerangkan, salah satu warga Wadas itu diamankan karena diduga melakukan tindakan provokasi.

“Tidak ada penculikan, kita amankan yang bersangkutan dan kita periksa. Istrinya juga tahu. Warga itu hanya kami periksa dan yang bersangkutan mengakui. Dia punya akun untuk menyebarkan provokasi. Hasil pemeriksaan ada,” papar Luthfi.

Beredar pula video yang menunjukkan polisi masuk ke rumah-rumah warga dan menangkapi warga dengan paksa. Yang terjadi di lapangan, kata dia, terjadi gesekan antara warga pro dan kontra di lapangan. Kemudian warga yang kontra dikejar-kejar oleh warga yang menginginkan tanahnya dilakukan pengukuran.

“Jadi kami amankan ke polres. Setelah ini akan kami kembalikan ke masyarakat,” ucap kapolda. (RADAR SOLO)


PURWOREJO – Kapolda Jateng Irjen Pol Ahmad Luthfid memberikan klarifikasi soal kejadian bentrok antara aparat kepolisian dengan warga Desa Wadas, Selasa (8/2).  Dia menegaskan tidak benar bahwa ribuan polisi mengepung Wadas dengan senjata lengkap dan menangkap warga.

“Tidak ada ribuan anggota polisi yang masuk kampung, hanya 250 orang yang kami tugaskan mendampingi tim BPN melakukan pengukuran,” ujar Luthfi dalam press conference terkait Wadas di Mapolres Purworejo, Rabu (9/2).

Selain itu, anggota polisi yang diterjunkan itu juga telah sepengetahuan warga. “Atas permintaan warga yang sudah setuju dan meminta agar tanahnya segera diukur dan dikawal,” lanjut kapolda.

Ditambahkan dia, petugas kepolisian melaksanakan tugas sudah sesuai standar operasional prosedur (SOP). Petugas tidak menangkap warga kontra. Justru saat itu, kata Luthfi, terjadi gesekan warga antara yang pro dengan yang kontra pengukuran lahan andesit.

“Terjadi gesekan antara warga, sehingga kami amankan. Sebanyak 64 orang kami amankan, sekarang ada di Polres Purworejo. Hari ini akan kami kembalikan ke masyarakat. Tidak ada penangkapan dan penahanan, yang kami lakukan hanya mengamankan,” jelasnya.

Luthfi juga menegaskan bahwa framing polisi menyerbu masjid adalah informasi tidak benar. Saat terjadi gesekan antara pihak pro dan kontra, beberapa warga lari ke masjid untuk menyelamatkan diri.

Baca Juga :  Satpam Pati Raya Ikuti Lomba Keterampilan di Polres Grobogan

“Maka dari itu, polisi berjaga di depan masjid. Coba lihat videonya, posisi polisi membelakangi masjid, karena anggota kami melakukan penjagaan agar tidak terjadi benturan antara pihak pro dan kontra. Tidak ada kejadian pengepungan masjid,” tegasnya.

Informasi bahwa polisi menculik warga juga tidak benar. Luthfi menerangkan, salah satu warga Wadas itu diamankan karena diduga melakukan tindakan provokasi.

“Tidak ada penculikan, kita amankan yang bersangkutan dan kita periksa. Istrinya juga tahu. Warga itu hanya kami periksa dan yang bersangkutan mengakui. Dia punya akun untuk menyebarkan provokasi. Hasil pemeriksaan ada,” papar Luthfi.

Beredar pula video yang menunjukkan polisi masuk ke rumah-rumah warga dan menangkapi warga dengan paksa. Yang terjadi di lapangan, kata dia, terjadi gesekan antara warga pro dan kontra di lapangan. Kemudian warga yang kontra dikejar-kejar oleh warga yang menginginkan tanahnya dilakukan pengukuran.

“Jadi kami amankan ke polres. Setelah ini akan kami kembalikan ke masyarakat,” ucap kapolda. (RADAR SOLO)


Most Read

Artikel Terbaru