KUDUS – Warga RT 6/8 Desa Loram Wetan, Saiful menemukan anakan buaya. Hewan berwarna kecoklatan itu ditemukan ketika mencari ikan di area persawahan.
Buaya tersebut kini diamankan di dalam kandang. Ukuran buaya itu sepanjang 50 sentimeter. Berat buaya sekitar satu kilogram. Buaya itu kini diamankan di rumahnya.
Pria berusia 50 tahun itu tidak menyangka menemukan buaya itu. Awalnya ia mengira buaya itu biawak.
“Saat itu Minggu pukul 11.00, saya nyetet ikan di persawahan Bego di Desa Loram Wetan,” katanya.
Buaya yang dibawa pulang itu kemudian dirawat Saiful. Dia memberikan makan buaya tersebut. Buaya diberikan daging kambing gule.
“Mau makan, saya kasih daging,” jelasnya.
Bahkan buaya yang ditemukan Saiful sempat ditawar orang. Harganya berkisar Rp 250 ribu hingga Rp 300 ribu. Namun, ia enggan menjualnya buaya itu dipelihara terlebih dahulu.
Dimungkinkan dengan munculnya penemuan buaya itu, Saiful menduga ada induk buaya di area persawahan tersebut. Untuk itu masyarakat diminta hati-hati. (gal)
Reporter: Galih Erlambang Wiradinata
KUDUS – Warga RT 6/8 Desa Loram Wetan, Saiful menemukan anakan buaya. Hewan berwarna kecoklatan itu ditemukan ketika mencari ikan di area persawahan.
Buaya tersebut kini diamankan di dalam kandang. Ukuran buaya itu sepanjang 50 sentimeter. Berat buaya sekitar satu kilogram. Buaya itu kini diamankan di rumahnya.
Pria berusia 50 tahun itu tidak menyangka menemukan buaya itu. Awalnya ia mengira buaya itu biawak.
“Saat itu Minggu pukul 11.00, saya nyetet ikan di persawahan Bego di Desa Loram Wetan,” katanya.
Buaya yang dibawa pulang itu kemudian dirawat Saiful. Dia memberikan makan buaya tersebut. Buaya diberikan daging kambing gule.
“Mau makan, saya kasih daging,” jelasnya.
Bahkan buaya yang ditemukan Saiful sempat ditawar orang. Harganya berkisar Rp 250 ribu hingga Rp 300 ribu. Namun, ia enggan menjualnya buaya itu dipelihara terlebih dahulu.
Dimungkinkan dengan munculnya penemuan buaya itu, Saiful menduga ada induk buaya di area persawahan tersebut. Untuk itu masyarakat diminta hati-hati. (gal)
Reporter: Galih Erlambang Wiradinata