KUDUS – Muhammadiyah mempersembahkan pertunjukan teaterikal dan refleksi milad di Gedung Edutorium KH. Ahmad Dahlan UMS pada Sabtu (20/11). Persembahan ini untuk memeriahkan Milad ke-109 Muhammadiyah.
Teaterikal yang diperankan para santri dari pondok pesantren (Ponpes) di Jawa Tengah mengangkat tema berkhidmad sampai akhir hayat, yang menggambarkan perjuangan menghadapi Covid-19 dan mengenang para mujahid yang gugur pada masa pandemi.
Petujukan akbar tersebut disiarkan secara live streaming yang diikuti 1.000 peserta dari seluruh Indonesia. Acara itu dihadiri langsung oleh Ketua Umum PP Muhammadiyah Prof. Dr. K.H. Haedar Nashir, Ketua Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Jawa Tengah Kiai Drs. H. Tafsir, Rektor Universitas Muhammadiyah Surakarta Prof. Dr. Sofyan Anif, dan Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo yang memberi sambutannya lewat daring.
Kiai Tafsir menyampaikan Muhammadiyah sangat serius mengadapi Covid-19. Muhammadiyah sudah mengeluarkan dana lebih dari Rp 1 triliun untuk menangani. Jumlah relawan lebih dari 27 ribu orang yang ikut menangani dan tak memandang status agama atau organisasi.
“Solidaritas Muhammadiyah juga ditunjukkan dengan ibu-ibu Aisyiyah banyak yang mendapatkan penghargaan dan keterlibatan rumah sakit (RS) di bawah naungan Muhammadiyah melayani Covid-19 sekitar 117 rumah sakit belum lagi perguruan tinggi dan lainnya,” ungkapnya.
Tafsir mengatakan, pagelaran teaterikal ini memberi gambaran hiruk pikuk persiapan Muktamar Muhammadiyah yang akan digelar pada 2020. Namun, pelaksanaan muktamar tersebut harus ditunda karena terhalang adanya pandemi Covid-19. Bahkan ada sembilan orang panitia yang meninggal positif Covid-19.
” Tema berkhidmad sampai akhir hayat memberikan pesan penting, keadaan pandemi tetapi harus memberi nilai-nilai semangat baik dan menebar manfaat. Semangat milad kali ini, berada di masa pandemi. Jadi teatrikal ini untuk penghargaan buat panitia yang meninggal,” jelasnya saat sambutan pertunjukan teaterikal dan refleksi Milad Ke-109 Muhammadiyah di Surakarta. (mal)
Reporter: Indah Susanti
KUDUS – Muhammadiyah mempersembahkan pertunjukan teaterikal dan refleksi milad di Gedung Edutorium KH. Ahmad Dahlan UMS pada Sabtu (20/11). Persembahan ini untuk memeriahkan Milad ke-109 Muhammadiyah.
Teaterikal yang diperankan para santri dari pondok pesantren (Ponpes) di Jawa Tengah mengangkat tema berkhidmad sampai akhir hayat, yang menggambarkan perjuangan menghadapi Covid-19 dan mengenang para mujahid yang gugur pada masa pandemi.
Petujukan akbar tersebut disiarkan secara live streaming yang diikuti 1.000 peserta dari seluruh Indonesia. Acara itu dihadiri langsung oleh Ketua Umum PP Muhammadiyah Prof. Dr. K.H. Haedar Nashir, Ketua Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Jawa Tengah Kiai Drs. H. Tafsir, Rektor Universitas Muhammadiyah Surakarta Prof. Dr. Sofyan Anif, dan Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo yang memberi sambutannya lewat daring.
Kiai Tafsir menyampaikan Muhammadiyah sangat serius mengadapi Covid-19. Muhammadiyah sudah mengeluarkan dana lebih dari Rp 1 triliun untuk menangani. Jumlah relawan lebih dari 27 ribu orang yang ikut menangani dan tak memandang status agama atau organisasi.
“Solidaritas Muhammadiyah juga ditunjukkan dengan ibu-ibu Aisyiyah banyak yang mendapatkan penghargaan dan keterlibatan rumah sakit (RS) di bawah naungan Muhammadiyah melayani Covid-19 sekitar 117 rumah sakit belum lagi perguruan tinggi dan lainnya,” ungkapnya.
Tafsir mengatakan, pagelaran teaterikal ini memberi gambaran hiruk pikuk persiapan Muktamar Muhammadiyah yang akan digelar pada 2020. Namun, pelaksanaan muktamar tersebut harus ditunda karena terhalang adanya pandemi Covid-19. Bahkan ada sembilan orang panitia yang meninggal positif Covid-19.
” Tema berkhidmad sampai akhir hayat memberikan pesan penting, keadaan pandemi tetapi harus memberi nilai-nilai semangat baik dan menebar manfaat. Semangat milad kali ini, berada di masa pandemi. Jadi teatrikal ini untuk penghargaan buat panitia yang meninggal,” jelasnya saat sambutan pertunjukan teaterikal dan refleksi Milad Ke-109 Muhammadiyah di Surakarta. (mal)
Reporter: Indah Susanti