KUDUS – Calon Anggota DPR RI Kristiawanto membedah tantangan politik identitas Pemilu 2024 di hadapan mahasiswa IAIN Kudus. Dalam seminar nasional di IAIN Kudus itu, Kristiawanto juga menggaungkan Gerakan Pemilih Cerdas kepada mahasiswa.
Seperti diketahui, Komisi Pemilihan Umum (KPU) bersama stakeholder Pemilu telah menetapkan pelaksanaan Pemilu. Yakni Rabu, 14 Februari 2024, yakni dengan pemungutan suara Pilpres, DPD RI, DPR RI, DPRD Provinsi, DPRD Kabupaten/Kota.
“Bahwa Pemilu 2024 harus melahirkan demokrasi yang berkualitas dan pemimpin yang berintegritas”, Ungkap Kristiawanto dalam Seminar Nasional di IAIN Kudus Selasa (21/3).
“Upaya politik oleh kelompok warga negara tertentu dengan menggunakan ‘agama’ sebagai alat legitimasi ‘kuasa’, sekaligus memberikan tekanan dan kontrol terhadap kelompok warga negara tertentu (kepercayaan) harus dihindarkan, serta politik agama yang mengunakan mobilisasi dan tekanan publik atas nama identitas (agama) mayoritas dan infiltrasi terhadap negara harus ditinggalkan”, kata calon anggota DPR RI Dapil Kudus, Jepara, Demak itu.
Tantangan politik identitas tak lepas dari Pilkada DKI 2017, di mana kala itu yang bersaing adalah paslon dengan latar belakang beda agama. Anies berpasangan dengan Sandiaga Uno melawan Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) yang berpasangan dengan Djarot Saiful Hidayat.
Dalam Seminar Nasional tersebut Kristiawanto menggaungkan Gerakan Pemilih Cerdas kepada para audiens.
“Gerakan memilih dengan cerdas harus dikedepankan untuk mengikis politik identitas, sehingga kualitas demokrasi kita akan tumbuh lebih baik” Ungkap Mas Kris.
Banyak yang menganggap bahwa identitas hanya diartikan secara sempit yaitu identitas kelompok. Pasca kemerdekaan bangsa Indonesia pun telah sepakat untuk menjunjung tinggi nilai identitas nasional yang bersumber dari nilai Pancasila yang mengedepankan persatuan dan kesatuan ditengah kebhinekaan. Artinya identitas suku, ras, agama maupun golongan yang berbeda harus dimaknai semabagai Rahmat dan Sunnatullah sebagai sarana pemersatu bangsa.
“Hal positif yang dapat diambil dari politik identitas adalah adanya upaya untuk tetap melestarikan nilai budaya yang menjadi ciri khas kelompok yang bersangkutan, sehingga pengguatan akan budaya tidak akan luntur dan hilang kedepan” ujar Mas Kris.
“Upaya yang harus dilakukan lanjutnya adalah membangun pendidikan politik yang mencerdaskan ditengah tengah masyarakat. Kalau pun muncul politik identitas maka pemilih tak hanya sekedar mengedepankan sosok calon karena identitasnya semata, melainkan lebih mengutamakan integritas, rekam jejak, kualitas, kompetensi, aktualisasi dan kemampuan”, Ucap Kristiawanto yang juga nanti 2024 akan ikut menjadi Calon Anggota DPR RI di Dapil 2 Jateng melalui Partai Nasdem. (lid/adv)