KUDUS – Mahasiswi Kebidanan semester IV Universitas Muhammadiyah Kudus (UMKU) menggelar kegiatan pencegahan stunting. Salah satunya dengan memberikan pijatan balita ataun stunting massage. Ini salah satu metode untuk menggugah nafsu makan dan minum susu si kecil.
Acara tersebut salah satu rangkaian dari program pengabdian masyarakat yang dimulai April hingga Mei 2021. Meski pandemi, tim dari mahasiswi Kebidanan UMKU meminta izin Kades Jepang Pakis untuk bisa berkunjungan ke rumah-rumah warga.
“Dari hasil kunjungan kesehatan dengan sasaran balita usia dua bulan hingga dua tahun ditemukan 33 balita mengalami stunting,” ujarnya.
Kemudian, diambil 10 orang untuk mengikuti stunting massage di Balai Desa Jepang Pakis. 33 balita yang mengalami stunting juga diberi susu dan snack.
Ketua Panitia Pengabdian Masyarakat Mahasiswi Kebidanan UMKU Ika Dwi Putranti mengatakan stunting massage bertujuan agar nafsu makan lahab.
“Sebenarnya pencegahan stunting dicegah mulai dari hamil dengan usia kandung tiga bulan atau trimester pertama. Gizi dan konsumsi buah-buah serta vitamin harus lengkap. Setelah lahir sampai tumbuh usia dua tahun juga diperhatikan pemenuhan gizinya,” jelasnya.
Efek dari stunting, kata dia, balita menjadi lambat dalam segi motoriknya dan itu berpengaruh dengan daya pikir.
Untuk mencegah hal tersebut ibu bisa terapi sendiri balitanya di rumah. Pihaknya, memberikan cara-cara pemijatan pada balita supaya nafsu makan kembali.
“Mulai dari pijatan lembut bagian dagu keatas seperti membuat senyum si adik. Kemudian bagian perut dengan lembut. Dan, pemijatan bagian tangan dan kaki. Dilakukan balita selesai mandi atau sebelumnya,” jelasnya. (mal)
Reporter: Indah Susanti
KUDUS – Mahasiswi Kebidanan semester IV Universitas Muhammadiyah Kudus (UMKU) menggelar kegiatan pencegahan stunting. Salah satunya dengan memberikan pijatan balita ataun stunting massage. Ini salah satu metode untuk menggugah nafsu makan dan minum susu si kecil.
Acara tersebut salah satu rangkaian dari program pengabdian masyarakat yang dimulai April hingga Mei 2021. Meski pandemi, tim dari mahasiswi Kebidanan UMKU meminta izin Kades Jepang Pakis untuk bisa berkunjungan ke rumah-rumah warga.
“Dari hasil kunjungan kesehatan dengan sasaran balita usia dua bulan hingga dua tahun ditemukan 33 balita mengalami stunting,” ujarnya.
Kemudian, diambil 10 orang untuk mengikuti stunting massage di Balai Desa Jepang Pakis. 33 balita yang mengalami stunting juga diberi susu dan snack.
Ketua Panitia Pengabdian Masyarakat Mahasiswi Kebidanan UMKU Ika Dwi Putranti mengatakan stunting massage bertujuan agar nafsu makan lahab.
“Sebenarnya pencegahan stunting dicegah mulai dari hamil dengan usia kandung tiga bulan atau trimester pertama. Gizi dan konsumsi buah-buah serta vitamin harus lengkap. Setelah lahir sampai tumbuh usia dua tahun juga diperhatikan pemenuhan gizinya,” jelasnya.
Efek dari stunting, kata dia, balita menjadi lambat dalam segi motoriknya dan itu berpengaruh dengan daya pikir.
Untuk mencegah hal tersebut ibu bisa terapi sendiri balitanya di rumah. Pihaknya, memberikan cara-cara pemijatan pada balita supaya nafsu makan kembali.
“Mulai dari pijatan lembut bagian dagu keatas seperti membuat senyum si adik. Kemudian bagian perut dengan lembut. Dan, pemijatan bagian tangan dan kaki. Dilakukan balita selesai mandi atau sebelumnya,” jelasnya. (mal)
Reporter: Indah Susanti