24.1 C
Kudus
Thursday, March 30, 2023

Sembako Murah Jelang Ramadan di Kudus Jadi Rebutan Emak-Emak

KUDUS – Jalan depan kantor Dinas Pertanian dan Pangan (Dispertan) Kudus jadi buruan ibu-ibu pada Jumat (17/3) pagi. Pasalnya kemarin Dispertan mengadakan kegiatan pangan murah. Mereka (ibu-ibu, Red) berebut sembako murah.

Salah satunya Siti Amini warga Sukolilo, Pati ini mengunjungi lokasi gebyar pangan murah pada pukul 08.00. Saat ditemui wartawan Jawa Pos Radar Kudus ini ia sudah berhasil mendapatkan sembako berupa beras.

Perempuan yang berusia 32 tahun itu mengaku antre dan berebut sembako selama kurang lebih setengah jam. “Setengah jam baru dapat (08.30, Red), karena mumpung murah,” katanya.


Ia menjelaskan harga beras yang ia dapatkan itu murah dengan harga Rp 48 ribu per 5 kilogramnya. Padahal, harga beras biasanya mencapai Rp 60 ribu per 5 kilogramnya. “Ya biasanya beras itu Rp 12 ribu per kilogram,” ujarnya.

Kebetulan ia mendapatkan informasi dari warga sekitar, karena Amini sendiri statusnya bekerja di Kudus, tepatnya di wilayah Desa Tumpangkrasak Kecamatan Jati.

Dari pantauan kemarin, dua meja besi yang digunakan untuk menampung sembako ambruk, usai sembako dinyatakan habis oleh si penjual. Bahkan ketika sembako sudah dinyatakan habis, ibu-ibu masih menguntit di penjual beras dari belakang sambil menggeret-geret bajunya.

Baca Juga :  Ikuti Karnaval Kemerdekaan, SMKN 1 Kudus Pamerkan Kostum Karya Siswa 

Berbeda dengan Utami, karena belum kebagian beras, warga asal Desa Krandon Kecamatan Kota itu langsung memilih untuk menuju antrean Bulog. Lokasinya di halaman gedung sekretariat Dispertan Kudus. Antrean menjulang kurang lebih sampai 20 meter. Saat itu ia sedang diantrean paling belakang. “Iya ingin beli, mumpung murah,” jelasnya.

Wakil Pimpinan Bulog Cabang Pati Ahmad MF yang saat itu berada dilapangan mengatakan pihaknya menyediakan berasa 1 ton, minyak goreng 500 liter, dan gula 100 kilogram. “Paling 30 menit sudah ludes. Karena harga beras untuk konsumen akhir Rp 9 ribu per kilogram. Pelaksanaan bebarengan, di Jepara, Rembang, Blora, Pati, serta Kudus,” ungkapnya.

Bupati Kudus Hartopo mengapresiasi kegiatan tersebut. Pihaknya memberikan saran jika diadakan kegiatan seperti itu lagi (gerakan pangan murah, Red) dapat dibarengi dengan akses dialog. Yakni ada narasumber, supplier, petani, dan juga konsumen. “Jadi biar lebih gayeng,” katanya.

Kepala Dispertan Kudus Didik Tri Prasetyo mengatakan tujuan adanya gerakan pangan murah itu untuk stabilitasi dan pasokan harga pangan dan pengendalian inflasi di Kudus. (ark/him)






Reporter: Arika Khoiriya

KUDUS – Jalan depan kantor Dinas Pertanian dan Pangan (Dispertan) Kudus jadi buruan ibu-ibu pada Jumat (17/3) pagi. Pasalnya kemarin Dispertan mengadakan kegiatan pangan murah. Mereka (ibu-ibu, Red) berebut sembako murah.

Salah satunya Siti Amini warga Sukolilo, Pati ini mengunjungi lokasi gebyar pangan murah pada pukul 08.00. Saat ditemui wartawan Jawa Pos Radar Kudus ini ia sudah berhasil mendapatkan sembako berupa beras.

Perempuan yang berusia 32 tahun itu mengaku antre dan berebut sembako selama kurang lebih setengah jam. “Setengah jam baru dapat (08.30, Red), karena mumpung murah,” katanya.

Ia menjelaskan harga beras yang ia dapatkan itu murah dengan harga Rp 48 ribu per 5 kilogramnya. Padahal, harga beras biasanya mencapai Rp 60 ribu per 5 kilogramnya. “Ya biasanya beras itu Rp 12 ribu per kilogram,” ujarnya.

Kebetulan ia mendapatkan informasi dari warga sekitar, karena Amini sendiri statusnya bekerja di Kudus, tepatnya di wilayah Desa Tumpangkrasak Kecamatan Jati.

Dari pantauan kemarin, dua meja besi yang digunakan untuk menampung sembako ambruk, usai sembako dinyatakan habis oleh si penjual. Bahkan ketika sembako sudah dinyatakan habis, ibu-ibu masih menguntit di penjual beras dari belakang sambil menggeret-geret bajunya.

Baca Juga :  Lebih Dekat Shania Salsabella Wijaya, Selebgram Asal Kudus yang Sukses Berbisnis di Usia Muda

Berbeda dengan Utami, karena belum kebagian beras, warga asal Desa Krandon Kecamatan Kota itu langsung memilih untuk menuju antrean Bulog. Lokasinya di halaman gedung sekretariat Dispertan Kudus. Antrean menjulang kurang lebih sampai 20 meter. Saat itu ia sedang diantrean paling belakang. “Iya ingin beli, mumpung murah,” jelasnya.

Wakil Pimpinan Bulog Cabang Pati Ahmad MF yang saat itu berada dilapangan mengatakan pihaknya menyediakan berasa 1 ton, minyak goreng 500 liter, dan gula 100 kilogram. “Paling 30 menit sudah ludes. Karena harga beras untuk konsumen akhir Rp 9 ribu per kilogram. Pelaksanaan bebarengan, di Jepara, Rembang, Blora, Pati, serta Kudus,” ungkapnya.

Bupati Kudus Hartopo mengapresiasi kegiatan tersebut. Pihaknya memberikan saran jika diadakan kegiatan seperti itu lagi (gerakan pangan murah, Red) dapat dibarengi dengan akses dialog. Yakni ada narasumber, supplier, petani, dan juga konsumen. “Jadi biar lebih gayeng,” katanya.

Kepala Dispertan Kudus Didik Tri Prasetyo mengatakan tujuan adanya gerakan pangan murah itu untuk stabilitasi dan pasokan harga pangan dan pengendalian inflasi di Kudus. (ark/him)






Reporter: Arika Khoiriya

Most Read

Artikel Terbaru