24.1 C
Kudus
Thursday, March 30, 2023

Meriah! Tradisi Sedekah Sewu Sempol di Kandangmas Kudus Diikuti Ribuan Warga

KUDUS – Tradisi sedekah sewu sempol diikuti ribuan warga Desa Kandangmas, Kecamatan Dawe kemarin. Perantau pun pulang untuk mengikuti tradisi ini karena takut terkena petaka.

Tradisi Sewu Sempol ini dilaksanakan hari Kamis terakhir Sya’ban atau mendekati Ramadan. Tradisi ini sudah turun temurun digelar untuk mendoakan arwah leluhur. Lokasi acara Sewu Sempol di kompleks Punden Kramat Masin, merupakan tokoh cikal bakal desa setempat.

Terlihat, warga berdatangan ke Punden Keramat pesarean Raden Ayu Dewi Nawangsih dan Raden Bagus Rinangku dan membawa berkatan berisi nasi, ingkung ayam. Berkat-berkat itu lantas disatukan menjadi satu, didoakan, lalu dibagikan lagi kepada warga.


Ketua Pengelola Situs Keramat Punden Dukuh Masin yakni Kanjeng Raden Haryo Tumenggung (KRHT) Sumartono Rekso Tanoyo, mengatakan, ingkung yang dibawa warga hanya diambil satu pahanya, untuk di sedekahkan kembali.

“Setelah itu dikumpulkan dan menjadi seperti gunungan sempol (paha ayam, red). Makanya tradisinya disebut seribu sempol,” ucapnya.

Usai terkumpul, kata dia, masyarakat bersama-sama melantunkan doa dan tahlil untuk mendoakan arwah leluhur yang sudah meninggal.

Sebelum pandemi, tradisi tersebut dilakukan secara besar-besaran. Masyarakat berbondong-bondong secara bebarengan jalan mulai menuju Punden Keramat Masin untuk menyerahkan ingkung ayam untuk hajat dan sedekah tersebut.

Baca Juga :  Serahkan Hewan Qurban kepada Jawa Pos Radar Kudus, Komix Herbal: Berkah Qurbannya, Lega Batinnya

Salah satu warga Desa Kandangmas Sulityono, yang rela pulang kampung untuk mengikuti tradisi Sewu Sempol yang dianggapnya tradisi leluhur yang wajib dihadiri. ”Ya setiap kali ada tradisi Sewu Sempol saya wajibkan pulang bersama istri dan anak. Sebagai karyawan pabrik saya mengambil cuti. Saya dipesan orang tua jangan pernah tidak pulang saat ada tradisi Sewu Sempol, nanti kena kualat,” ujar warga yang bekerja di Jakarta selama 10 tahun ini.

Sebab, acara tersebut merupakan sedekah kubur bagi leluhur. Apalagi, pelaksanaannya di Punden Keramat Dukuh Masin yang merupakan cikal bakal Dukuh Masin sekaligus Desa Kandangmas.

Sementara itu, Camat Dawe Famny Dwi Arfana, mengatakan warga sangat antusias dan bersama-sama dengan kompak melestarikan budaya leluhur. Ini tradisi Sewu Sempol tiap tahun dilaksanakan, meskipun pandemi tetap berjalan dengan pembatasan orang.

“Waktu pandemi pembatasan orang untuk ikut tradisi Sewu Sempol, tapi mereka tetap melaksanakan di rumah masing-masing. Ini sungguh luar biasa. Sangat menjunjung warisan budaya yang tidak bisa ditinggalkan,” ungkapnya. (san/mal)






Reporter: Indah Susanti

KUDUS – Tradisi sedekah sewu sempol diikuti ribuan warga Desa Kandangmas, Kecamatan Dawe kemarin. Perantau pun pulang untuk mengikuti tradisi ini karena takut terkena petaka.

Tradisi Sewu Sempol ini dilaksanakan hari Kamis terakhir Sya’ban atau mendekati Ramadan. Tradisi ini sudah turun temurun digelar untuk mendoakan arwah leluhur. Lokasi acara Sewu Sempol di kompleks Punden Kramat Masin, merupakan tokoh cikal bakal desa setempat.

Terlihat, warga berdatangan ke Punden Keramat pesarean Raden Ayu Dewi Nawangsih dan Raden Bagus Rinangku dan membawa berkatan berisi nasi, ingkung ayam. Berkat-berkat itu lantas disatukan menjadi satu, didoakan, lalu dibagikan lagi kepada warga.

Ketua Pengelola Situs Keramat Punden Dukuh Masin yakni Kanjeng Raden Haryo Tumenggung (KRHT) Sumartono Rekso Tanoyo, mengatakan, ingkung yang dibawa warga hanya diambil satu pahanya, untuk di sedekahkan kembali.

“Setelah itu dikumpulkan dan menjadi seperti gunungan sempol (paha ayam, red). Makanya tradisinya disebut seribu sempol,” ucapnya.

Usai terkumpul, kata dia, masyarakat bersama-sama melantunkan doa dan tahlil untuk mendoakan arwah leluhur yang sudah meninggal.

Sebelum pandemi, tradisi tersebut dilakukan secara besar-besaran. Masyarakat berbondong-bondong secara bebarengan jalan mulai menuju Punden Keramat Masin untuk menyerahkan ingkung ayam untuk hajat dan sedekah tersebut.

Baca Juga :  Warga Gebog Kudus Meninggal usai Tertimbun Reruntuhan saat Gali Sumur, Begini Kronologinya

Salah satu warga Desa Kandangmas Sulityono, yang rela pulang kampung untuk mengikuti tradisi Sewu Sempol yang dianggapnya tradisi leluhur yang wajib dihadiri. ”Ya setiap kali ada tradisi Sewu Sempol saya wajibkan pulang bersama istri dan anak. Sebagai karyawan pabrik saya mengambil cuti. Saya dipesan orang tua jangan pernah tidak pulang saat ada tradisi Sewu Sempol, nanti kena kualat,” ujar warga yang bekerja di Jakarta selama 10 tahun ini.

Sebab, acara tersebut merupakan sedekah kubur bagi leluhur. Apalagi, pelaksanaannya di Punden Keramat Dukuh Masin yang merupakan cikal bakal Dukuh Masin sekaligus Desa Kandangmas.

Sementara itu, Camat Dawe Famny Dwi Arfana, mengatakan warga sangat antusias dan bersama-sama dengan kompak melestarikan budaya leluhur. Ini tradisi Sewu Sempol tiap tahun dilaksanakan, meskipun pandemi tetap berjalan dengan pembatasan orang.

“Waktu pandemi pembatasan orang untuk ikut tradisi Sewu Sempol, tapi mereka tetap melaksanakan di rumah masing-masing. Ini sungguh luar biasa. Sangat menjunjung warisan budaya yang tidak bisa ditinggalkan,” ungkapnya. (san/mal)






Reporter: Indah Susanti

Most Read

Artikel Terbaru