29.1 C
Kudus
Wednesday, March 22, 2023

Antisipasi Wabah PMK Hewan Ternak dari Jatim, Dinas Peternakan Kudus Lakukan Hal Ini

KUDUS – Dinas Pertanian dan Peternakan Kabupaten Kudus mengawasi dan membendung askes peredaran sapi dari Jawa Timur (Jatim). Ini untuk mengantisipasi hewan ternak yang terkena penyakit mulut dan kuku (PMK).

Selain itu, dinas juga meninjau kondisi ternak di sejumlah peternak. Di antaranya, kemarin di tiga lokasi peternakan. Masing-masing di BUMDes bersama Rukun Lestari Desa Besito, Gebog. Dinas Pertanian dan Pangan bersama Polsek Gebog mengecek kondisi hewan ternak dan sapi. Dokter mengecek lidah dan kaki sapi yang ada di kandang.

Lokasi selanjutnya, di pemerahan susu sapi Sumber Segar di Desa Garung Lor, Kaliwungu. Pihak dinas memberikan edukasi kepada pemilik usaha.


”Hingga saat ini belum ada temuan (PMK). Namun, kami tetap antisipasi,” kata Kepala Seksi Peternakan pada Dinas Pertanian dan Pangan Kabupaten Kudus Sidi Purnomo kemarin.

Ada beberapa antisipasi yang dilakukan pihak dinas. Di antaranya pengecekan pembelian hewan ternak dari Jatim dan berkoordinasi dengan Pemkab Rembang. Meski pasar hewan di Jatim telah ditutup antisipasi penyebaran PMK, agar tidak ke Jawa Tengah.

Sidi menjelaskan, ciri-ciri hewan yang terkena PMK, meliputi nafas hewan ngos-ngosan, suhu tubuhnya tinggi 39-41 derajat celcius, lidah hewan terdapat totolan atau mirip sariawan, serta kaki pincang dan kukunya lepas.

Baca Juga :  Tiga Bulan Tak Gajian, Guru di Kudus Akhirnya Terima Gaji

Naiknya wabah tersebut, pihaknya mengimbau para peternak untuk berhati-hati dalam membeli hewan. Peternak jangan sampai tergiur harga murah pada hewan yang dijual. Kesehatannya harus dicek secara sungguh-sungguh.

Dalam pengecekan tersebut, pihaknya menerjunkan tiga tim. Selain pengecekan, segera akan diberikan vitamin pada tubuh hewan.

Sementara itu, pemilik usaha sapi perah Sumber Segar Zaenal mengaku khawatir akan wabah PMK. Penyakit tersebut sangat merugikan pada ternak. Antisipasi yang dia lakukan, untuk sementara waktu tidak membeli sapi terlebih dahulu. Dirinya juga secara rutin mengecek kondisi kesehatan hewan ternak di kandangnya. ”Jika susu diperah keluarnya sedikit, itu menjadi masalah, maka perlu segera ditangani,” katanya.

Sementara itu, dari data Dinas Pertanian dan Pangan Kudus, jumlah populasi sapi potong di Kota Kretek mencapai 8.679 ekor, sapi perah 192 ekor, kerbau 1896 ekor, kambing 26.117, dan domba 1355 ekor. (gal/lin)






Reporter: Galih Erlambang Wiradinata

KUDUS – Dinas Pertanian dan Peternakan Kabupaten Kudus mengawasi dan membendung askes peredaran sapi dari Jawa Timur (Jatim). Ini untuk mengantisipasi hewan ternak yang terkena penyakit mulut dan kuku (PMK).

Selain itu, dinas juga meninjau kondisi ternak di sejumlah peternak. Di antaranya, kemarin di tiga lokasi peternakan. Masing-masing di BUMDes bersama Rukun Lestari Desa Besito, Gebog. Dinas Pertanian dan Pangan bersama Polsek Gebog mengecek kondisi hewan ternak dan sapi. Dokter mengecek lidah dan kaki sapi yang ada di kandang.

Lokasi selanjutnya, di pemerahan susu sapi Sumber Segar di Desa Garung Lor, Kaliwungu. Pihak dinas memberikan edukasi kepada pemilik usaha.

”Hingga saat ini belum ada temuan (PMK). Namun, kami tetap antisipasi,” kata Kepala Seksi Peternakan pada Dinas Pertanian dan Pangan Kabupaten Kudus Sidi Purnomo kemarin.

Ada beberapa antisipasi yang dilakukan pihak dinas. Di antaranya pengecekan pembelian hewan ternak dari Jatim dan berkoordinasi dengan Pemkab Rembang. Meski pasar hewan di Jatim telah ditutup antisipasi penyebaran PMK, agar tidak ke Jawa Tengah.

Sidi menjelaskan, ciri-ciri hewan yang terkena PMK, meliputi nafas hewan ngos-ngosan, suhu tubuhnya tinggi 39-41 derajat celcius, lidah hewan terdapat totolan atau mirip sariawan, serta kaki pincang dan kukunya lepas.

Baca Juga :  Alas Jati Sewu, Wisata Baru di Desa Wonosoco Yang Tawarkan Suasana Hutan Jati dan Nuansa Alam

Naiknya wabah tersebut, pihaknya mengimbau para peternak untuk berhati-hati dalam membeli hewan. Peternak jangan sampai tergiur harga murah pada hewan yang dijual. Kesehatannya harus dicek secara sungguh-sungguh.

Dalam pengecekan tersebut, pihaknya menerjunkan tiga tim. Selain pengecekan, segera akan diberikan vitamin pada tubuh hewan.

Sementara itu, pemilik usaha sapi perah Sumber Segar Zaenal mengaku khawatir akan wabah PMK. Penyakit tersebut sangat merugikan pada ternak. Antisipasi yang dia lakukan, untuk sementara waktu tidak membeli sapi terlebih dahulu. Dirinya juga secara rutin mengecek kondisi kesehatan hewan ternak di kandangnya. ”Jika susu diperah keluarnya sedikit, itu menjadi masalah, maka perlu segera ditangani,” katanya.

Sementara itu, dari data Dinas Pertanian dan Pangan Kudus, jumlah populasi sapi potong di Kota Kretek mencapai 8.679 ekor, sapi perah 192 ekor, kerbau 1896 ekor, kambing 26.117, dan domba 1355 ekor. (gal/lin)






Reporter: Galih Erlambang Wiradinata

Most Read

Artikel Terbaru