KUDUS – Tersendat anggaran, Museum Kretek belum bisa melakukan program digitalisasi. Selain itu, program virtual tour juga masih harus bekerja sama dan bergantung dengan Museum Ranggawarsita, Semarang.
Kepala Unit Pelaksana Teknis Daerah (UPTD) Museum Kretek dan Taman Budaya Yusron mengatakan kendala digitalisasi tentu saja karena minimnya anggaran. “Dari APBD tahun ini dapat sekitar Rp 200 juta,” katanya.
Anggaran tersebut untuk mengelola tiga tempat, yakni Museum kretek, Taman Budaya, serta Museum Patiayam.
Dia mengaku, untuk masalah digitalisasi sudah pernah dirembuk dengan pihak Museum Ranggawarsita. “Anggaran nya tidak sedikit, kurang lebih Rp 500 juta,” jelasnya.
Kemudian, untuk masalah virtual tour. Pihaknya secara mandiri memang belum bisa melaksanakan program tersebut. Namun, ujar dia, biasanya pihak museum kretek berkolaborasi. Jika ada kegiatan virtual tour, pihak Museum Kretek tinggal mengirimkan data ke Museum Ranggawarsita. “Lalu, diolah di sana,” imbuhnya.
Masalah digitalisasi nanti, pihaknya akan mengusulkan program tersebut di APBD mendatang. Pada bulan Ramadhan ini pihaknya fokus dengan pembenahan-pembenahan kecil koleksi museum. “Bulan puasa buka sampai pukul 14.30,” katanya. (ark/mal)