KUDUS – Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) Kudus memiliki 6.000 lebih dengan beragam produk usaha. Ada yang lokal Kudus, Tionghoa hingga Arab. Oleh Bupati Kudus Hartopo siap diberi ruang gerak tanpa dibeda-bedakan. Salah satunya memberi kesempatan ikut pameran.
Dia mengatakan pembinaan tidak akan pilih-pilih. Semua sama. “UMKM di Kudus ini makin berkembang, inovatif, dan kreatif. Ini menandakan pengusaha sudah mulai bangkit. Produk lokal Kudus maupun produk-produk turunan dari negara lain kami beri kesempatan yang sama, seperti kesempatan mengikuti pameran dan lainnya,” ungkapnya.
Produk lokalan Kudus seperti menu olahan dari bahan parijoto berupa sirup, kemudian kopi Muria, labu siam, dan lainnya yang bahan dasarnya memang dari hasil pertanian di Kudus. Hartopo juga menyebutkan, Kudus juga ada sentra kuliner khas Pecinan tepatnya di gang 1, 2, dan 3 di Jalan A Yani.
Sementara itu salah satu pedagang kuliner dari kampung Pecinan Lindawati, mengaku lega mendengar penjelasan Bupati Kudus Hartopo. Sebagai warga minoritas, dirinya merasa diakui dan sejajar dengan UMKM dari kalangan mayoritas.
“Saya mewakili pelaku UMKM Tionghoa merasa diayomi dan diberikan kesempatan yang sama,” ungkapnya. (san/mal)
Reporter: Indah Susanti
KUDUS – Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) Kudus memiliki 6.000 lebih dengan beragam produk usaha. Ada yang lokal Kudus, Tionghoa hingga Arab. Oleh Bupati Kudus Hartopo siap diberi ruang gerak tanpa dibeda-bedakan. Salah satunya memberi kesempatan ikut pameran.
Dia mengatakan pembinaan tidak akan pilih-pilih. Semua sama. “UMKM di Kudus ini makin berkembang, inovatif, dan kreatif. Ini menandakan pengusaha sudah mulai bangkit. Produk lokal Kudus maupun produk-produk turunan dari negara lain kami beri kesempatan yang sama, seperti kesempatan mengikuti pameran dan lainnya,” ungkapnya.
Produk lokalan Kudus seperti menu olahan dari bahan parijoto berupa sirup, kemudian kopi Muria, labu siam, dan lainnya yang bahan dasarnya memang dari hasil pertanian di Kudus. Hartopo juga menyebutkan, Kudus juga ada sentra kuliner khas Pecinan tepatnya di gang 1, 2, dan 3 di Jalan A Yani.
Sementara itu salah satu pedagang kuliner dari kampung Pecinan Lindawati, mengaku lega mendengar penjelasan Bupati Kudus Hartopo. Sebagai warga minoritas, dirinya merasa diakui dan sejajar dengan UMKM dari kalangan mayoritas.
“Saya mewakili pelaku UMKM Tionghoa merasa diayomi dan diberikan kesempatan yang sama,” ungkapnya. (san/mal)
Reporter: Indah Susanti