KUDUS – Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kabupaten (DPRD) Kudus mengantisipasi ancaman penyebaran virus korona gelombang ketiga dengan menganggarkan Rp 20 miliar untuk penanganan Covid-19.
Ketua DPRD Kudus Masan menyatakan pada tahun anggaran 2022 mendatang penanganan Covid-19 masih menjadi program prioritas.
“Alokasinya untuk dana tak terduga,” jelasnya.
Selain itu, untuk mendukung penekanan kasus warga diharapkan menaati protokol kesehatan. Masyarakat terutama lansia diaharapkan menyukseskan program vaksinasi.
Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Kudus Badai Ismoyo tgencar melakukan vaksinasi terutama pada lansia. Sebab lansia rentan tertular oleh Covid-19.
Saat ini ketersedian vaksi jenis Sinovac sudah kosong. Peruntukkannya hanya untuk dosis kedua.
Namun, saat ini Kudus telah mendapatkan kiriman vaksin Pfizer. Totalnya ada sebanyak 45 ribu dosis dan sudah disebarkan ke semua Faskes di Kudus.
“Ada 30 ribu dosis vaksin Pfizer diperuntukkan bagi lansia. Jadi diharapakan pada Minggu kedua November capaian vaksin lansia bisa mencapai 70 persen,” terangnya.
Badai menyebut, kendala yang dihadapi yakni ketakutan lansia. Di samping itu, lansia tak mendapatkan pendampingan. Tak heran capain vaksin belum mampu memenuhi angka 60 persen. Dampaknya Kudus masuk dalam PPKM level 3.
Dari data terkini, capain vaksin lansia dosis pertama mencapai 36,4 persen. Sementara dosis kedua mencapai 17,1 persen. (mal)
Reporter: Galih Erlambang Wiradinata
KUDUS – Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kabupaten (DPRD) Kudus mengantisipasi ancaman penyebaran virus korona gelombang ketiga dengan menganggarkan Rp 20 miliar untuk penanganan Covid-19.
Ketua DPRD Kudus Masan menyatakan pada tahun anggaran 2022 mendatang penanganan Covid-19 masih menjadi program prioritas.
“Alokasinya untuk dana tak terduga,” jelasnya.
Selain itu, untuk mendukung penekanan kasus warga diharapkan menaati protokol kesehatan. Masyarakat terutama lansia diaharapkan menyukseskan program vaksinasi.
Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Kudus Badai Ismoyo tgencar melakukan vaksinasi terutama pada lansia. Sebab lansia rentan tertular oleh Covid-19.
Saat ini ketersedian vaksi jenis Sinovac sudah kosong. Peruntukkannya hanya untuk dosis kedua.
Namun, saat ini Kudus telah mendapatkan kiriman vaksin Pfizer. Totalnya ada sebanyak 45 ribu dosis dan sudah disebarkan ke semua Faskes di Kudus.
“Ada 30 ribu dosis vaksin Pfizer diperuntukkan bagi lansia. Jadi diharapakan pada Minggu kedua November capaian vaksin lansia bisa mencapai 70 persen,” terangnya.
Badai menyebut, kendala yang dihadapi yakni ketakutan lansia. Di samping itu, lansia tak mendapatkan pendampingan. Tak heran capain vaksin belum mampu memenuhi angka 60 persen. Dampaknya Kudus masuk dalam PPKM level 3.
Dari data terkini, capain vaksin lansia dosis pertama mencapai 36,4 persen. Sementara dosis kedua mencapai 17,1 persen. (mal)
Reporter: Galih Erlambang Wiradinata