Unisnu Jepara Gelar Workshop Kreasikan Sepatu dengan Leather
INOVASI: Instruktur dari BPIPI Kemenperin mengarahkan peserta workshop mahasiswa Unisnu Jepara dalam pemaduan leather dengan sepatu (25/11). (UNISNU FOR JAWA POS RADAR KUDUS)
JEPARA – Universitas Islam Nahdlatul Ulama (Unisnu) Jepara melalui Fakultas Sains dan Teknologi Prodi Desain Komunikasi Visual menggelar workshop kreasi pembuatan sepatu. Berbeda dengan pembuatan sepatu biasa, kali ini sepatu dikreasikan dengan leather (kulit).
Kepala Program Studi Desain Komunikasi Visual (DKV) Kukuh Dwi Wijanarko menjelaskan acara ini digelar sejak pagi. Ada lebih dari 50 peserta yang ikut dalam loka karya (workshop). Dan 100 lebih peserta yang ikut dalam sharing materi. Saat loka karya, para peserta dibimbing secara langsung oleh pakar dari Balai Pemberdayaan Industri Persepatuan Indonesia (BPIPI).
”Kami diajak bekerja sama dengan BPIPI yang terhubung langsung dengan Kementerian Perindustrian,” jelasnya.
Ia berharap, dengan adanya loka karya ini para mahasiswa bisa langsung mendapat transfer of knowledge dari pakar. Selain itu, bisa memperkenalkan siswa pada persaingan industri yang keras.
Fairuz, perwakilan dari BPIPI Kementerian mengajak mahasiswa untuk terus memperbarui pengetahuan mengenai desain dan tren. Menurutnya, mebel di jepara atau kerajinan kayu bisa dikolaborasikan dengan leather (kulit). Nantinya menjadi inovasi sendiri.
”Teman-teman juga bisa mencoba menggabungkan dengan yang khas di Jepara. Meskipun memang untuk kerajinan leather tidak mudah,” jelasnya.
Hingga akhir, acara berlangsung lancar. Peserta yang hadir juga tampak antusias mengikuti acara. (nib)
Reporter: Nibros Hassani
JEPARA – Universitas Islam Nahdlatul Ulama (Unisnu) Jepara melalui Fakultas Sains dan Teknologi Prodi Desain Komunikasi Visual menggelar workshop kreasi pembuatan sepatu. Berbeda dengan pembuatan sepatu biasa, kali ini sepatu dikreasikan dengan leather (kulit).
Kepala Program Studi Desain Komunikasi Visual (DKV) Kukuh Dwi Wijanarko menjelaskan acara ini digelar sejak pagi. Ada lebih dari 50 peserta yang ikut dalam loka karya (workshop). Dan 100 lebih peserta yang ikut dalam sharing materi. Saat loka karya, para peserta dibimbing secara langsung oleh pakar dari Balai Pemberdayaan Industri Persepatuan Indonesia (BPIPI).
”Kami diajak bekerja sama dengan BPIPI yang terhubung langsung dengan Kementerian Perindustrian,” jelasnya.
Ia berharap, dengan adanya loka karya ini para mahasiswa bisa langsung mendapat transfer of knowledge dari pakar. Selain itu, bisa memperkenalkan siswa pada persaingan industri yang keras.
Fairuz, perwakilan dari BPIPI Kementerian mengajak mahasiswa untuk terus memperbarui pengetahuan mengenai desain dan tren. Menurutnya, mebel di jepara atau kerajinan kayu bisa dikolaborasikan dengan leather (kulit). Nantinya menjadi inovasi sendiri.
”Teman-teman juga bisa mencoba menggabungkan dengan yang khas di Jepara. Meskipun memang untuk kerajinan leather tidak mudah,” jelasnya.
Hingga akhir, acara berlangsung lancar. Peserta yang hadir juga tampak antusias mengikuti acara. (nib)