26.1 C
Kudus
Sunday, May 28, 2023

Ritual Ngembak Geni, Umat Hindu di Jepara Kunjungi Kerabat dan Nyekar

JEPARA – Setelah berpuasa sehari penuh saat brata penyepian, umat Hindu melangsungkan Ngembak Geni. Selain sembahyang, umat Hindu mendoakan keluarga yang telah meninggal dan mengunjungi sanak saudara.

Kegiatan berlangsung mulai pukul 06.00 hingga pukul 09.00 kemarin. Pukul 06.00 kemarin, umat Hindu memang menyelesaikan puasa penyepian tepat selama 24 jam. Puasa dari kegiatan, puasa dari bekerja, puasa dari bepergian, dan puasa dari segala macam hiburan untuk introspeksi diri. Tepat pukul 06.00 juga, kegiatan bisa normal lagi. Gadget juga sudah boleh digunakan. Setelah itu, umat Hindu ke pura lingkungan rumah masing-masing untuk sembahyang.

Dari pantauan wartawan Jawa Pos Radar Kudus di Pura Dharma Loka, Desa Plajan, Pakis Aji, Jepara, ada sekitar 200 umat Hindu yang sembahyang di depan altar. Mereka mengenakan pakaian adat Hindu serba putih, meski ada juga yang menggunakan warna lain. Di depan altar dewa, umat Hindu juga mendengarkan nasihat keagamaan dari tokoh agama yang hadir.


Baca Juga :  Inovatif! Mahasiswa KKN Unisnu Jepara Fasilitasi Perizinan Usaha pada UMKM di Desa Slagi

Perayaan Ngembak Geni di Kota Ukir berlangsung di empat pura. Keempatnya berada di Kecamatan Pakis Aji. Di Jepara saat ini, ada sekitar 1.000 umat Hindu. Termasuk yang pendatang.

Ninik, penyuluh umat Hindu Jepara menjelaskan, Ngembak Geni adalah momentum untuk menyalakan lagi api dalam diri. Yakni semangat untuk menyambut Tahun Baru 1945 saka. Semangat untuk memperbaiki diri.

”Setelah Mecaru lalu Nyepi, kami beristirahat total 24 jam. Di dalamnya kami mengintrospeksi diri dan menetralkan bhuta kala atau nafsu. Saat Ngembak Geni, kami saling memaafkan satu sama lain. Silaturahim sesama keluarga,” kata Ninik.

Usai sembahyang, umat Hindu yang hadir di pura bersalam-salaman. Memaafkan satu sama lain. Lalu ada yang nyekar, mengunjungi makam kerabat yang sudah meninggal dunia untuk mendoakan. Kemudian, biasanya berkumpul bersama keluarga. (nib/lin)






Reporter: Nibros Hassani

JEPARA – Setelah berpuasa sehari penuh saat brata penyepian, umat Hindu melangsungkan Ngembak Geni. Selain sembahyang, umat Hindu mendoakan keluarga yang telah meninggal dan mengunjungi sanak saudara.

Kegiatan berlangsung mulai pukul 06.00 hingga pukul 09.00 kemarin. Pukul 06.00 kemarin, umat Hindu memang menyelesaikan puasa penyepian tepat selama 24 jam. Puasa dari kegiatan, puasa dari bekerja, puasa dari bepergian, dan puasa dari segala macam hiburan untuk introspeksi diri. Tepat pukul 06.00 juga, kegiatan bisa normal lagi. Gadget juga sudah boleh digunakan. Setelah itu, umat Hindu ke pura lingkungan rumah masing-masing untuk sembahyang.

Dari pantauan wartawan Jawa Pos Radar Kudus di Pura Dharma Loka, Desa Plajan, Pakis Aji, Jepara, ada sekitar 200 umat Hindu yang sembahyang di depan altar. Mereka mengenakan pakaian adat Hindu serba putih, meski ada juga yang menggunakan warna lain. Di depan altar dewa, umat Hindu juga mendengarkan nasihat keagamaan dari tokoh agama yang hadir.

Baca Juga :  UMKM Jepara Tak Perlu Khawatir, Pemkab Siap Turun Tangan Bantu Perizinan

Perayaan Ngembak Geni di Kota Ukir berlangsung di empat pura. Keempatnya berada di Kecamatan Pakis Aji. Di Jepara saat ini, ada sekitar 1.000 umat Hindu. Termasuk yang pendatang.

Ninik, penyuluh umat Hindu Jepara menjelaskan, Ngembak Geni adalah momentum untuk menyalakan lagi api dalam diri. Yakni semangat untuk menyambut Tahun Baru 1945 saka. Semangat untuk memperbaiki diri.

”Setelah Mecaru lalu Nyepi, kami beristirahat total 24 jam. Di dalamnya kami mengintrospeksi diri dan menetralkan bhuta kala atau nafsu. Saat Ngembak Geni, kami saling memaafkan satu sama lain. Silaturahim sesama keluarga,” kata Ninik.

Usai sembahyang, umat Hindu yang hadir di pura bersalam-salaman. Memaafkan satu sama lain. Lalu ada yang nyekar, mengunjungi makam kerabat yang sudah meninggal dunia untuk mendoakan. Kemudian, biasanya berkumpul bersama keluarga. (nib/lin)






Reporter: Nibros Hassani

Most Read

Artikel Terbaru