JEPARA – Jebolnya tanggul pembatas antara pantai dengan lahan pertanian Pantai Pailus masih ditangani hingga kemarin. Satu eksavatator dikerahkan untuk membangun kembali tanggul darurat yang sempat jebol. Penanganan tanggul jebol itu swadaya dari warga dibantu pihak desa dan dinas.
Ekskavator itu mengeruk bekas bangunan tanggul. Ditata kembali menjadi tanggul darurat. Sebelumnya, tanggul jebol dihantam ombak. Air laut merangsek ke lahan pertanian. Disertai dengan hujan dengan intensitas tinggi belum lama ini. Ditambah kiriman air dari luapan air sungai. Sekitar 250 hektare lahan pertanian terendam.
Salah satu warga yang pemiliki lahan pertanian, Khonjin, mengeluhkan biaya operasional yang mahal untuk membuat tanggul darurat. “Sehari diperlukan Rp 1 juta untuk operasional ekskavator. Memakai bahan bakar dexlite, belum termasuk membayar operator,” ungkapnya.
Ali Ronzi, Petinggi Desa Karanggondang, Mlonggo mengakui secara keseluruhan pemerintah desa memiliki 437 hektar sawah. “Yang terdampak 250 hektar,” ungkapnya.
Sementara itu, Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian Kabupaten Jepara Diyar Susanto mengakui pihaknya hanya bisa membantu percepatan fasilitas ekskavator. Koordinasi dengan Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (DPUPR) Jepara.
Kepala Bidang Pengairan pada DPUPR Jepara Agus Priyadi menjelaskan pihaknya membantu menerjunkan satu unit ekskavator. Pihaknya sementara ini fokus pada penanganan tanggul darurat. Terkendala akses ke lokasi. “Kita berusaha menangani yang ini dulu, menuju lokasinya juga agak sulit karena kondisi medan,” tandasnya. (nib/war)