JEPARA – Balai Besar Perikanan Budidaya Air Payau (BBPBAP) Jepara melaunching kampung bandeng di Desa Ujungwatu, Donorojo kemarin. Itu sebagai salah satu rangkaian peringatan Hari Ulang Tahun (HUT) Kementerian Kelautan dan Perikanan ke-22.
Nantinya, yang dibudidaya di sana yaitu bandeng yang dikembangkan BBPBAP Jepara. Namanya bandeng kartini. Bandeng itu sama dengan bandeng pada umumnya. Namun, ciri khususnya yaitu kualitasnya prima dan tak bau lumpur.
Di Ujungwatu, dalam satu klaster budidaya itu luasnya ada 6 hektar. Namun selama ini, dengan pola budidaya konvensional kelompok budidaya ikan (pokdakan) di Ujungwatu hanya mampu menghasilkan 6 ton bandeng pada setiap masa budidaya.

Plt Kepala BBPBAP Moh. Arifin menyebut Donorojo adalah 1 dari 3 klaster budidaya bandeng di Jepara. Oleh sebab itu, pihaknya melakukan berbagai kegiatan pendampingan dan peningkatan kapasitas pokdakan dengan berbagai bantuan dan pemberdayaan. “Kami berjuang untuk pokdakan tanpa minta apa-apa. Kami hanya minta berkembang,” kata Arifin di depan para perwakilan pokdakan.
Di Ujungwatu, teknologi yang diterapkan berupa teknologi semiintensif dan pengolahan air yang baik. Juga disediakan pula instalasi pengolah limbahnya. Harapannya, hasil produksinya bandengnya pun bisa meningkat dari 6 ton menjadi 18 ton.
Selain peningkatan produksi, upaya peningkatan kesejahteraan pembudidaya juga dilakukan dalam bentuk peningkatan kapasitas pembuatan produk berbahan bandeng. Beberapa produk olahan yang sudah ada berkat pendampingan Dinas Perikanan Jepara adalah bandeng presto, bandeng asap, dan bandeng cabut duri. ”Bahkan Dharma Wanita juga memberi pelatihan produk olahan rumput laut,” jelas Arifin.
Pada kesempatan tersebut, BBPBAP juga menyerahkan bantuan pakan mandiri produksi BBPBAP sebanyak 11,2 ton, serta bantuan benih bandeng, udang windu, dan udang vaname untuk sejumlah kelompok pembudidaya di Jepara.
Selain itu, juga disemarakkan rangkaian acara lainnya. Berupa kegiatan donor darah, pelayanan laboratorium keliling, juga adapula kegiatan sekolah lapang. Hadir pula Wakil Ketua DPRD Jepara Junarso dan Kepala Dinas Perikanan (Diskan)Kabupaten Jepara Wasiyanto serta perwakilan dari Universitas Islam Nahdlatul Ulama (Unisnu) Jepara.
“Seluruh stake holders mulai dari BBPBAP, Diskan, Unisnu (perguruan tinggi), hingga pembudidaya harus bersinergi. Saat ini ada perhatian besar dari Kementerian Kelautan dan Perikanan RI melalui BBPBAP terhadap pembudidaya di Jepara. Ini didukung dengan kesungguhan pemerintah daerah dalam recovery ekonomi melalui optimalisasi pengelolaan budidaya. Sedangkan Unisnu mendukung melalui peningkatan kompetensi ekonomi dan bisnis untuk membantu pemasaran” kata Junarso. (adv)