JEPARA – Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi (Mendes PDTT) Abdul Halim Iskandar berkunjung ke Jepara kemarin. Kunjungan itu untuk memetakan program pencapaian target 2024 Indonesia tanpa kemiskinan ekstrem. Ia mengapresiasi tingkat kemiskinan Jepara yang menempati urutan terendah ketiga se-Jawa Tengah.
Dalam kesempatan itu, Abdul Halim Iskandar ditemui langsung oleh Bupati Jepara Dian Kristiandi di Pendapa Kabupaten Jepara. ”Dalam pemetaan itu, tentu harus tahu lapangan. Kebetulan Jepara ini termasuk daerah di Jateng yang bagus,” ujar Abdul Halim.
Ia menyebut tingkat kemiskinan di Jepara menempati urutan ketiga terendah se-Jawa Tengah. Meski selama 2020 terjadi peningkatan penduduk miskin. Naik 7,17 persen lebih tinggi dari 2019 yang sebesar 6,66 persen. ”Itu karena pandemi,” imbuhnya.
Dari angka-angka tersebut, pihaknya akan memberi beragam treatment. Bisa lewat percepatan pengentasan kemiskinan agar skornya 0 persen. Atau bisa juga posisinya dipertahankan jadi salah satu daerah dengan kemiskinan terendah.
Semuanya itu, lanjut dia, akan dimulai dengan basis mikro. Atau lewat desa. ”Karena penanganan apapun, kalau basis desa, atau basisnya mikro, itu lebih mudah,” tegasnya. (rom)
Reporter: Muhammad Khoirul Anwar
JEPARA – Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi (Mendes PDTT) Abdul Halim Iskandar berkunjung ke Jepara kemarin. Kunjungan itu untuk memetakan program pencapaian target 2024 Indonesia tanpa kemiskinan ekstrem. Ia mengapresiasi tingkat kemiskinan Jepara yang menempati urutan terendah ketiga se-Jawa Tengah.
Dalam kesempatan itu, Abdul Halim Iskandar ditemui langsung oleh Bupati Jepara Dian Kristiandi di Pendapa Kabupaten Jepara. ”Dalam pemetaan itu, tentu harus tahu lapangan. Kebetulan Jepara ini termasuk daerah di Jateng yang bagus,” ujar Abdul Halim.
Ia menyebut tingkat kemiskinan di Jepara menempati urutan ketiga terendah se-Jawa Tengah. Meski selama 2020 terjadi peningkatan penduduk miskin. Naik 7,17 persen lebih tinggi dari 2019 yang sebesar 6,66 persen. ”Itu karena pandemi,” imbuhnya.
Dari angka-angka tersebut, pihaknya akan memberi beragam treatment. Bisa lewat percepatan pengentasan kemiskinan agar skornya 0 persen. Atau bisa juga posisinya dipertahankan jadi salah satu daerah dengan kemiskinan terendah.
Semuanya itu, lanjut dia, akan dimulai dengan basis mikro. Atau lewat desa. ”Karena penanganan apapun, kalau basis desa, atau basisnya mikro, itu lebih mudah,” tegasnya. (rom)
Reporter: Muhammad Khoirul Anwar