JEPARA – Banyak hal unik yang disiapkan para calon pengantin agar kisah pernikahan mereka bisa terkenang. Salah satunya dilakukan Ahmad Saifuddin, 22, asal Bulungan, Pakisaji, kemarin. Saat lamaran, ia membawa 10 ekor kuda yang ditunggangi para pengiringnya dengan maksud membuat kejutan calon istrinya, Faidatul Hasanah, 20, yang juga satu desa dengannya.
Khusus pengantin pria, yaitu Saifuddin, ia menumpang sebuah kereta kuda yang dihias beragam pernak pernik pernikahan. Di sampingnya, ada ibunya yang duduk.
Acaranya dimulai sekitar pukul 15.30. Iring-iringan pengantin mengawali dari kediaman Saifuudin. Paling depan ada Saifuddin yang naik kereta kuda, di belakangnya para pengiring yang menunggang kuda berjalan berjeje dua-dua.
Jarak rumah istrinya sekitar sekilometer dari rumah Saifuddin. Iring-iringan itu pun jadi tontotan warga yang melintas. ”Biar ramai juga,” ungkap Saifuddin.
Kuda-kuda tersebut sebagian ada yang menjadi miliknya. Ada pula yang milik teman-temannya. ”Memang juga untuk menyalurkan hobi. Saya sudah belajar naik kuda sejak usia lima tahun,” terang Saifuddin.
Kuda-kuda tersebut tidak ia jadikan mahar atau seserahan. Namun sebagai peramai kegiatan lamarannya yang digelar kemarin. Khusus mahar, ia telah menyiapkan anggaran sendiri. Besarnya Rp 500 ribu. Sementara seserahannya, ada berbagai macam barang kebutuhan rumah tangga. Meliputi lemari hingga perkakas dapur.
Sehari-harinya, pemuda asal Bulungan ini bekerja di salah satu perusahaan mebel di Jepara. Setelah menikah, ia pun berkeinginan untuk turut mengajari istrinya untuk belajar menunggang kuda. (rom/zen)
Reporter: Moh. Nur Syahri Muharrom
JEPARA – Banyak hal unik yang disiapkan para calon pengantin agar kisah pernikahan mereka bisa terkenang. Salah satunya dilakukan Ahmad Saifuddin, 22, asal Bulungan, Pakisaji, kemarin. Saat lamaran, ia membawa 10 ekor kuda yang ditunggangi para pengiringnya dengan maksud membuat kejutan calon istrinya, Faidatul Hasanah, 20, yang juga satu desa dengannya.
Khusus pengantin pria, yaitu Saifuddin, ia menumpang sebuah kereta kuda yang dihias beragam pernak pernik pernikahan. Di sampingnya, ada ibunya yang duduk.
Acaranya dimulai sekitar pukul 15.30. Iring-iringan pengantin mengawali dari kediaman Saifuudin. Paling depan ada Saifuddin yang naik kereta kuda, di belakangnya para pengiring yang menunggang kuda berjalan berjeje dua-dua.
Jarak rumah istrinya sekitar sekilometer dari rumah Saifuddin. Iring-iringan itu pun jadi tontotan warga yang melintas. ”Biar ramai juga,” ungkap Saifuddin.
Kuda-kuda tersebut sebagian ada yang menjadi miliknya. Ada pula yang milik teman-temannya. ”Memang juga untuk menyalurkan hobi. Saya sudah belajar naik kuda sejak usia lima tahun,” terang Saifuddin.
Kuda-kuda tersebut tidak ia jadikan mahar atau seserahan. Namun sebagai peramai kegiatan lamarannya yang digelar kemarin. Khusus mahar, ia telah menyiapkan anggaran sendiri. Besarnya Rp 500 ribu. Sementara seserahannya, ada berbagai macam barang kebutuhan rumah tangga. Meliputi lemari hingga perkakas dapur.
Sehari-harinya, pemuda asal Bulungan ini bekerja di salah satu perusahaan mebel di Jepara. Setelah menikah, ia pun berkeinginan untuk turut mengajari istrinya untuk belajar menunggang kuda. (rom/zen)
Reporter: Moh. Nur Syahri Muharrom