BOYOLALI – Sebanyak empat jemaah haji mengalami penundaan pemberangkatan ke Tanah Suci dari Embarkasi Solo. Itu disebabkan satu jemaah mengalami demensia akut, sehingga dipulangkan ke daerah asal, Kamis (25/5/2023). Untuk tiga jemaah lainnya menjalani perawatan di RSUD Dr Moewardi, Kota Solo dan klinik Asrama Haji Donohudan (AHD) Ngemplak, Boyolali.
Kasi Humas Petugas Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Solo Gentur Rachma Indriadi mengatakan, jemaah yang mengalami demensia berat diketahui setelah proses pengecekan kesehatan. Sehingga ketika berhaji tanpa pendampingan pihak keluarga, sangat berisiko.
“Jemaah tersebut atas nama Rumisih Salidin Kanafi, 76 tahun, perempuan, masuk kloter (kelompok terbang) 7 SOC dari Kabupaten Demak. Setelah masuk Embarkasi Solo dan dilakukan pengecekan kesehatan, dinyatakan tidak layak diberangkatkan karena memiliki penyakit demensia berat. Kalau dipaksa malah repot,” beber Gentur, Kamis (25/5/2023).
Apakah jemaah bersangkutan bisa diberangkatkan pada tahun depan? Gentur mengatakan, harus menunggu sembuh. Kalaupun bisa berangkat ke Tanah Suci, harus ada pendampingan dari keluarga.
Ditambahkan Gentur, ada dua jemaah yang dirujuk ke RSUD Dr Moewardi Solo, dan satu lainnya masih observasi di poliklinik Asrama Haji Donohudan. “Untuk penyakitnya, kami belum mendapatkan informasi detail dari tim kesehatan. Tapi yang jelas ada dua jemaah dirujuk dan satu menjalani observasi,” terangnya.
Dua jamaah yang dirujuk ke RSUD Dr. Moewardi yakni Sabar Barkam Ali, 60, dari kloter IV Kabupaten Demak dan Muksan Madain Imbran, 66, dari kloter VII. Sedangkan yang menjalani observasi atas nama Mustamiroh Faqih Hasan, 54, dari kloter V.
Meskipun ada jemaah haji yang batal berangkat ke Tanah Suci, PPIH menerapkan skenario agar penerbangan selalu full seat 360 orang. Caranya dengan mengisi kursi yang kosong dengan jemaah dari kloter lain. “Jadi tidak ada open seat penerbangan di setiap kloternya,” ungkapnya. (radarsolo.jawapos.com)