24.6 C
Kudus
Wednesday, June 7, 2023

Kasus Guru Toyor Siswa di Pekalongan Berakhir Mediasi

PEKALONGAN – Kasus viral guru ‘menunyul’ (menoyor) siswa di SMP Negeri 1 Karanganyar, Kabupaten Pekalongan, akhirnya mediasi di Polres Pekalongan. Hasilnya belum diketahui karena hingga berita ini ditulis proses mediasi masih berlangsung. Namun korban sempat mengaku masih trauma masuk sekolah.

Kasus ini terjadi pada Senin (18/10/2021) lalu. Siswa yang menjadi korban berinisial A. Sedangkan pelaku bernama SH, merupakan guru Bahasa Indonesia. Saat kejadian, ada siswa lain yang memvideo. Video itu lantas viral di media sosial.

Jawa Pos Radar Semarang mendatangi rumah korban di Dukuh Krandon, Desa Karanggondang, Kecamatan Karanganyar. A mengaku kejadian bermula dari bercanda dengan teman-temannya. “Itu bukan pada jam pelajaran. Tetapi pas jelang masuk jam pertama. Masih pagi,” ungkapnya.


Saat bermain-main, kata A, ada salah satu temannya melempar kaleng. Tetapi tiba-tiba mereka semua lari. Saat ikut lari, tangannya tak sengaja mengenai pintu kelas cukup keras. Saat SH lewat semua siswa tiba-tiba diam.

“Terus Pak SH nanya ke semua, siapa tadi yang lempar kaleng? Saya kira yang dicari yang mukul pintu. Jadi saya ngaku. Saya keluar,” ungkap siswa kelas IX ini.

Saat itulah A mulai digiring ke lapangan oleh SH. A mengaku, ketika itu SH mulai memberi pukulan dari belakang. Sambil mengiring ke lapangan.

“Saya dipukul mulai dari kepala, dada, sampai pinggang. Terus beliau bilang “sini gelut, sini gelut (ayo berkelahi)”. Saya diam saja,” katanya.

Jika melihat video yang beredar, tak ada adegan seperti yang A ungkapkan itu. Video viral itu hanya berdurasi 21 detik. Adegannya hanya SH ‘menunyul’ jidat A dengan kepalan sebanyak dua kali.

Baca Juga :  Pasutri di Demak Nekat Mencuri Motor di Area Persawahan, Ternyata Ini Motifnya

Ibu korban Dumiyati mengatakan, sepulang sekolah A tak bercerita apa-apa. Hanya langsung tidur. Namun sorenya A mengeluh pusing dan sempat meminta obat sakit kepala. Hingga petang A tetap tak bercerita.

Dumiyati justru tahu dari video yang beredar. Ketika ia tunjukkan ke A, baru mengaku. Esoknya pihak sekolah bersama SH mendatangi rumahnya untuk meminta maaf.

“Saya maafkan, tetapi saya minta keadilan. Apa pantas anak saya diperlakukan seperti itu,” ucapnya.

Atas laporan Dumiyati, kemarin Polres Pekalongan, memanggil kedua belah pihak untuk pemeriksaan. Sebelumnya, koran ini meminta statemen dari pihak sekolah. Guru Bimbingan Konseling SMP 1 Karanganyar Ari Sugiharjo mengonfirmasi kasus itu benar terjadi. Namun ia menyayangkan berita yang beredar masih memuat penyataan dari satu pihak.

“Hari ini (kemarin) kami baru dipanggil Polres Pekalongan untuk pemeriksaan dan mediasi. Untuk keterangan selanjutnya nanti menunggu hasil,” ujarnya singkat.

Kapolres Pekalongan AKBP Arief Fajar Satria mengungkapkan, hasil visum sementara dari Puskesmas mengatakan tak ada luka luar pada korban. Pihaknya masih akan menunggu hasil visum lanjutan dari rumah sakit sebagai pembanding.

“Dari hasil pemeriksaan, baik dari korban maupun guru, sama-sama mengatakan tak ada tendangan seperti narasi-narasi yang beredar. Informasi selanjutnya akan kami update secepatnya,” tandasnya.

PEKALONGAN – Kasus viral guru ‘menunyul’ (menoyor) siswa di SMP Negeri 1 Karanganyar, Kabupaten Pekalongan, akhirnya mediasi di Polres Pekalongan. Hasilnya belum diketahui karena hingga berita ini ditulis proses mediasi masih berlangsung. Namun korban sempat mengaku masih trauma masuk sekolah.

Kasus ini terjadi pada Senin (18/10/2021) lalu. Siswa yang menjadi korban berinisial A. Sedangkan pelaku bernama SH, merupakan guru Bahasa Indonesia. Saat kejadian, ada siswa lain yang memvideo. Video itu lantas viral di media sosial.

Jawa Pos Radar Semarang mendatangi rumah korban di Dukuh Krandon, Desa Karanggondang, Kecamatan Karanganyar. A mengaku kejadian bermula dari bercanda dengan teman-temannya. “Itu bukan pada jam pelajaran. Tetapi pas jelang masuk jam pertama. Masih pagi,” ungkapnya.

Saat bermain-main, kata A, ada salah satu temannya melempar kaleng. Tetapi tiba-tiba mereka semua lari. Saat ikut lari, tangannya tak sengaja mengenai pintu kelas cukup keras. Saat SH lewat semua siswa tiba-tiba diam.

“Terus Pak SH nanya ke semua, siapa tadi yang lempar kaleng? Saya kira yang dicari yang mukul pintu. Jadi saya ngaku. Saya keluar,” ungkap siswa kelas IX ini.

Saat itulah A mulai digiring ke lapangan oleh SH. A mengaku, ketika itu SH mulai memberi pukulan dari belakang. Sambil mengiring ke lapangan.

“Saya dipukul mulai dari kepala, dada, sampai pinggang. Terus beliau bilang “sini gelut, sini gelut (ayo berkelahi)”. Saya diam saja,” katanya.

Jika melihat video yang beredar, tak ada adegan seperti yang A ungkapkan itu. Video viral itu hanya berdurasi 21 detik. Adegannya hanya SH ‘menunyul’ jidat A dengan kepalan sebanyak dua kali.

Baca Juga :  Pasutri di Demak Nekat Mencuri Motor di Area Persawahan, Ternyata Ini Motifnya

Ibu korban Dumiyati mengatakan, sepulang sekolah A tak bercerita apa-apa. Hanya langsung tidur. Namun sorenya A mengeluh pusing dan sempat meminta obat sakit kepala. Hingga petang A tetap tak bercerita.

Dumiyati justru tahu dari video yang beredar. Ketika ia tunjukkan ke A, baru mengaku. Esoknya pihak sekolah bersama SH mendatangi rumahnya untuk meminta maaf.

“Saya maafkan, tetapi saya minta keadilan. Apa pantas anak saya diperlakukan seperti itu,” ucapnya.

Atas laporan Dumiyati, kemarin Polres Pekalongan, memanggil kedua belah pihak untuk pemeriksaan. Sebelumnya, koran ini meminta statemen dari pihak sekolah. Guru Bimbingan Konseling SMP 1 Karanganyar Ari Sugiharjo mengonfirmasi kasus itu benar terjadi. Namun ia menyayangkan berita yang beredar masih memuat penyataan dari satu pihak.

“Hari ini (kemarin) kami baru dipanggil Polres Pekalongan untuk pemeriksaan dan mediasi. Untuk keterangan selanjutnya nanti menunggu hasil,” ujarnya singkat.

Kapolres Pekalongan AKBP Arief Fajar Satria mengungkapkan, hasil visum sementara dari Puskesmas mengatakan tak ada luka luar pada korban. Pihaknya masih akan menunggu hasil visum lanjutan dari rumah sakit sebagai pembanding.

“Dari hasil pemeriksaan, baik dari korban maupun guru, sama-sama mengatakan tak ada tendangan seperti narasi-narasi yang beredar. Informasi selanjutnya akan kami update secepatnya,” tandasnya.


Most Read

Artikel Terbaru