SEMARANG – Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Negeri Jawa Tengah mewisuda 263 siswa yang telah dinyatakan lulus. Sekitar 80 persen dari mereka sudah terserap menjadi tenaga kerja di perusahaan-perusahaan dan lainnya melanjutkan studi ke perguruan tinggi.
Wisuda angkatan VI tersebut digelar di masing-masing sekolah. Yakni di kampus SMKN Jawa Tengah di Semarang ada 119 siswa, 48 siswa di kampus SMKN Jateng Pati, dan 96 siswa di kampus SMKN Jateng Purbalingga.
Kepala SMKN Jateng di Semarang Sriyono menuturkan, tingkat kelulusan angkatan VI di sekolahnya mencapai 100 persen. Yakni ada 119 siswa yang saat ini diwisuda. ”Persentase kelulusan angkatan VI ini 100 persen. Dengan jumlah 119 siswa,” ujarnya usai acara wisuda di lapangan kampus SMKN Jateng di Semarang kemarin.
Dari total siswa yang diwisuda sudah ada yang terserap menjadi tenaga kerja di perusahaan-perusahaan. Di antaranya, enam tamatan di PT Buma, 87 tamatan dalam prpses seleksi di PT KAI, PT Buma, dan Tambang PPA. Selain itu, ada empat tamatan yang tengah proses seleksi di instansi Polri.
”Untuk angkatan ini juga ada tujuh tamatan yang sudah diterima di perguruan tinggi serta 15 lainnya sedang proses seleksi,” paparnya.
Menurutnya, SMKN Jawa Tengah merupakan langkah solutif yang diinisiasi Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo dalam memutus rantai kemiskinan sekaligus mengurangi angka pengangguran.
”Terima kasih kepada Pak Ganjar yang telah menginisiasi sekolah boarding ini, untuk bisa memutus rantai kemiskinan dan membuka lapangan pekerjaan bagi para alumni,” jelasnya.
Untuk tahun ini, SMKN Jawa Tengah di Semarang telah membuka pendaftaran 120 anak didik baru. Mereka semua berasal dari keluarga tidak mampu. ”Karena keterbatasan asrama, tahun ini kami menerima 120 siswa baru untuk empat jurusan. Syaratnya banyak, tapi secara umum berasal dari keluarga miskin, sehat, dan berprestasi,” paparnya.
Baginya, lulusan SMKN Jawa Tengah menjadi incaran perusahaan-perusahaan. Terutama di sektor industri. Sebab, selain keterampilan, siswa SMKN Jawa Tengah dibekali karakter, budaya kerja, dan kecerdasan yang siap menghadapi dunia kerja. ”Ada tiga hal yang menjadi keunggulan. Yakni karakter, budaya kerja, dan kecerdasan improvement,” tandasnya. (akr/ida/lin)