HESTI Dwi Rahmasari konsen ke pelestarian lingkungan sejak kuliah. Beberapa kali ia terlibat dalam pelestarian mangrove di sekitar pesisir Pati.
Menurut dara asal Tayu, Pati itu, melestarikan lingkungan hukumnya wajib. ”Kondisi lingkungan sekarang memprihatinkan. Banyak pencemaran. Tapi tak diimbangi dengan penanggulangan. Karena itu saya ambil bagian berusaha ikut lestarikan lingkungan,” tegasnya.
Gadis yang sedang menempuh pendidikan jurusan gizi, di Poltekkes Semarang itu mengaku tanaman yang ia suka adalah mangrove.
Menurutnya mangrove itu sangat baik untuk menahan abrasi laut. Dibandingkan tanggul buatan.
”Bagi saya cinta alam itu menantang. Misal saat saya menanam mangrove, berlumpur dan panas sudah biasa. Begitu juga ketika menanam tanaman di pegunungan, harus naik gunung dengan segala medannya terjal. Menantang tapi asyik,” ujarnya.
Ia menceritakan mulai sadar dan cinta lingkungan ketika masuk kuliah. Awal dia kepincut pencinta alam ketika diajak teman. Dari sanalah ternyata ikut organisasi itu selain mengasyikkan juga banyak manfaatnya.
Saat ini dia konsen menanam mangrove di sekitar pesisir Pati. Beberapa penanaman mangrove yang pernah ia lakukan di Desa Kertomulyo, Trangkil. Kemudian Desa Tunjungrejo, Margoyoso; Desa Banyutowo, Dukuhseti; dan di Desa Pohijo, Margoyoso.
Hesti juga mendorong generasinya ikut serta dalam menanam mangrove. ”Lebih baik diikuti. Jangan takut mencoba hal baru. Dan ini kan nambah temen kan banyak,” ujarnya. (zen)
Reporter: Andre Faidhil Falah
HESTI Dwi Rahmasari konsen ke pelestarian lingkungan sejak kuliah. Beberapa kali ia terlibat dalam pelestarian mangrove di sekitar pesisir Pati.
Menurut dara asal Tayu, Pati itu, melestarikan lingkungan hukumnya wajib. ”Kondisi lingkungan sekarang memprihatinkan. Banyak pencemaran. Tapi tak diimbangi dengan penanggulangan. Karena itu saya ambil bagian berusaha ikut lestarikan lingkungan,” tegasnya.
Gadis yang sedang menempuh pendidikan jurusan gizi, di Poltekkes Semarang itu mengaku tanaman yang ia suka adalah mangrove.
Menurutnya mangrove itu sangat baik untuk menahan abrasi laut. Dibandingkan tanggul buatan.
”Bagi saya cinta alam itu menantang. Misal saat saya menanam mangrove, berlumpur dan panas sudah biasa. Begitu juga ketika menanam tanaman di pegunungan, harus naik gunung dengan segala medannya terjal. Menantang tapi asyik,” ujarnya.
Ia menceritakan mulai sadar dan cinta lingkungan ketika masuk kuliah. Awal dia kepincut pencinta alam ketika diajak teman. Dari sanalah ternyata ikut organisasi itu selain mengasyikkan juga banyak manfaatnya.
Saat ini dia konsen menanam mangrove di sekitar pesisir Pati. Beberapa penanaman mangrove yang pernah ia lakukan di Desa Kertomulyo, Trangkil. Kemudian Desa Tunjungrejo, Margoyoso; Desa Banyutowo, Dukuhseti; dan di Desa Pohijo, Margoyoso.
Hesti juga mendorong generasinya ikut serta dalam menanam mangrove. ”Lebih baik diikuti. Jangan takut mencoba hal baru. Dan ini kan nambah temen kan banyak,” ujarnya. (zen)
Reporter: Andre Faidhil Falah