GROBOGAN – Dua Jamaah haji asal Kabupaten Grobogan tiba-tiba batal berangkat. Padahal mereka sempat mengikuti rangkaian kegiatan jelang pemberangkatan. Di antaranya seperti manasik, hingga menerima koper untuk wadah bekal yang bakal dibawa ke tanah suci.
Baca Juga : Duh! Uang Pembangunan RTLH di Geyer Grobogan Diduga ‘Ngendon’ di Sekdes, Begini Tanggapan Pihak Desa
Dua orang tersebut yakni Warga Kecamatan Brati dan warga Desa Kuwaron Gubug. Warga Kuwaron tersebut atas nama Sri Wahyuni. Sri mengaku sempat mengikuti manasik dan terdaftar untuk pemberangkatan kloter pertama. Bahkan ia sudah menyiapkan seluruh bekal dalam koper yang semula diberikan panitia.
“Pada surat keterangan kesehatan dari rumah sakit tertanggal (15/5) masih dinyatakan layak melaksanakan haji ke tanah suci,” jelasnya.
Meski dirinya menggunakan kursi roda, namun pihak keluarga pun sudah menyiapkan pendamping sebagaimana yang disyaratkan oleh kemenag. Baik untuk proses pemberangkatan hingga selama mengikuti ibadah di Makkah dan Madinah.
Baca Juga : Bersikap Sopan, Kejari Grobogan Vonis Pelaku Pemerasan hanya 6 Bulan dari Tuntutan 4 Tahun
Anak Sri Wahyuni, Agus menyebut ibunya memang dalam kondisi stroke ringan. Tetapi masih bisa berkomunikasi, tertawa. Sehingga sebenarnya masih mampu berangkat. Tetapi tiba-tiba pada (17/5) pihak keluarga mendapatkan pemberitahuan dari Dinas kesehatan jika Sri tidak memenuhi syarat kesehatan.
“Saya sudah berupaya agar ibu dapat berangkat. Tetapi sia-sia,” paparnya.
Reporter: Eko Santoso
GROBOGAN – Dua Jamaah haji asal Kabupaten Grobogan tiba-tiba batal berangkat. Padahal mereka sempat mengikuti rangkaian kegiatan jelang pemberangkatan. Di antaranya seperti manasik, hingga menerima koper untuk wadah bekal yang bakal dibawa ke tanah suci.
Baca Juga : Duh! Uang Pembangunan RTLH di Geyer Grobogan Diduga ‘Ngendon’ di Sekdes, Begini Tanggapan Pihak Desa
Dua orang tersebut yakni Warga Kecamatan Brati dan warga Desa Kuwaron Gubug. Warga Kuwaron tersebut atas nama Sri Wahyuni. Sri mengaku sempat mengikuti manasik dan terdaftar untuk pemberangkatan kloter pertama. Bahkan ia sudah menyiapkan seluruh bekal dalam koper yang semula diberikan panitia.
“Pada surat keterangan kesehatan dari rumah sakit tertanggal (15/5) masih dinyatakan layak melaksanakan haji ke tanah suci,” jelasnya.
Meski dirinya menggunakan kursi roda, namun pihak keluarga pun sudah menyiapkan pendamping sebagaimana yang disyaratkan oleh kemenag. Baik untuk proses pemberangkatan hingga selama mengikuti ibadah di Makkah dan Madinah.
Baca Juga : Bersikap Sopan, Kejari Grobogan Vonis Pelaku Pemerasan hanya 6 Bulan dari Tuntutan 4 Tahun
Anak Sri Wahyuni, Agus menyebut ibunya memang dalam kondisi stroke ringan. Tetapi masih bisa berkomunikasi, tertawa. Sehingga sebenarnya masih mampu berangkat. Tetapi tiba-tiba pada (17/5) pihak keluarga mendapatkan pemberitahuan dari Dinas kesehatan jika Sri tidak memenuhi syarat kesehatan.
“Saya sudah berupaya agar ibu dapat berangkat. Tetapi sia-sia,” paparnya.
Reporter: Eko Santoso