GROBOGAN – Pemkab Grobogan hingga tahun ini tidak bisa berharap banyak menerima pemasukan dari retribusi terminal. Pasalnya, selama pandemi Covid-19 ini Terminal Purwodadi tak bisa menarik retribusi.
Koordinator Terminal Purwodadi Pasiman mengatakan pandemi membuat terminal lumpuh dan tak bisa berbuat banyak. Terminal yang biasanya menjadi salah satu penunjang pendapatan asli daerah (PAD) nyatanya tidak mampu segagah tahun-tahun sebelumnya.
Lengangnya terminal ini terjadi sejak PSBB hingga PPKM. Terjadi penurunan penumpang armada bus hingga 50 persen. Jika dibandingkan dengan kondisi sebelum pandemi.
”Penumpang masuk untuk bus Antar Kota Dalam Provinsi (AKDP) rata-rata hanya 30-an penumpang per hari. Sedangkan untuk bus Antar Kota Antar Provinsi (AKAP) hanya 20-25 penumpang per hari. Jauh dibanding sebelum pandemi bisa ratusan penumpang,” keluhnya.
Meski begitu, sejak Januari hingga September sudah ada 45.652 penumpang AKDP yang masuk dan keluar di Terminal Purwodadi. Sedangkan penumpang bus AKAP ada 10.659 orang. Jumlah tersebut turun dibanding sebelum pandemi.
Karena kondisi sepi, membuat terminal tak bisa menarik restribusi armada. ”Mau bagaimana lagi. Kondisinya memang begini, sepi. Hanya bisa menarik retribusi dari 107 kios, loket, PKL dan toilet. Tentu jauh dari target dan tidak mungki tercapai,” keluhnya. (zen)
Reporter: Intan Maylani Sabrina
GROBOGAN – Pemkab Grobogan hingga tahun ini tidak bisa berharap banyak menerima pemasukan dari retribusi terminal. Pasalnya, selama pandemi Covid-19 ini Terminal Purwodadi tak bisa menarik retribusi.
Koordinator Terminal Purwodadi Pasiman mengatakan pandemi membuat terminal lumpuh dan tak bisa berbuat banyak. Terminal yang biasanya menjadi salah satu penunjang pendapatan asli daerah (PAD) nyatanya tidak mampu segagah tahun-tahun sebelumnya.
Lengangnya terminal ini terjadi sejak PSBB hingga PPKM. Terjadi penurunan penumpang armada bus hingga 50 persen. Jika dibandingkan dengan kondisi sebelum pandemi.
”Penumpang masuk untuk bus Antar Kota Dalam Provinsi (AKDP) rata-rata hanya 30-an penumpang per hari. Sedangkan untuk bus Antar Kota Antar Provinsi (AKAP) hanya 20-25 penumpang per hari. Jauh dibanding sebelum pandemi bisa ratusan penumpang,” keluhnya.
Meski begitu, sejak Januari hingga September sudah ada 45.652 penumpang AKDP yang masuk dan keluar di Terminal Purwodadi. Sedangkan penumpang bus AKAP ada 10.659 orang. Jumlah tersebut turun dibanding sebelum pandemi.
Karena kondisi sepi, membuat terminal tak bisa menarik restribusi armada. ”Mau bagaimana lagi. Kondisinya memang begini, sepi. Hanya bisa menarik retribusi dari 107 kios, loket, PKL dan toilet. Tentu jauh dari target dan tidak mungki tercapai,” keluhnya. (zen)
Reporter: Intan Maylani Sabrina