GROBOGAN – Pemkab Grobogan melalui Disperindag Grobogan merencanakan pendirian Sistem Resi Gudang (SRG) di Jalan Danyang-Krangganharjo, Kecamatan Purwodadi. Pendirian ini dilakukan setelah melihat SRG di Kecamatan Wirosari sukses hingga membawa penghargaan tingkat nasional.
Kepala Disperindag Grobogan Pradana Setyawan melalui Kabid Perdagangan Sigit Adiwibowo mengatakan, berbagai penghargaan diraih SRG Grobogan dua tahun lalu. Sempat masuk top 45 Inovasi Pengelolaan Pascapanen Menpan RB. Serta penghargaan Pengelolaan Pascapanen Komoditas Pertanian melalui SRG.
“SRG Grobogan termasuk dua terbaik sekala nasional. Dari penghargaan-penghargaan itu diusulkanlah untuk mengembangkan SRG lagi. Rencananya sudah sejak 2020 lalu, namun anggaran masih untuk penanganan Covid-19 sehingga akan diusulkan kembali tahun depan. Pendirian ini juga menurut Perpres No 79 Tahun 2019,” jelasnya.
Dijelaskan, SRG Grobogan selama ini berjalan optimal. Lantaran dimanfaatkan untuk kepentingan para petani. Sebab saat harga panen gabah jatuh, SRG petani yang menentukan harga.
“Maka kami perlu membangun SRG di wilayah tengah atau kota. Kami usulkan anggaran Rp 70 miliar. Dengan rincian Rp 50 miliar untuk SRG dan Rp 20 miliar untuk Sub Terminal Agribisnis (STA),” tegasnya.
Dia mengatakan, tanah yang akan dipakai untuk pendirian ini yakni seluas 7 hektare. Diusulkan langsung dari anggaran Kementerian PUPR. Tahun lalu baru pembuatan DED. “DED sudah ada, tinggal anggaran pendirian yang masih belum kami dapatkan. Pendirian ini juga bertujuan untuk percepetan ekonomi 7 persen. Grobogan mengajukan ini dan memang menjadi prioritas di kementerian,” paparnya. (int/mal)
Reporter: Intan Maylani Sabrina
GROBOGAN – Pemkab Grobogan melalui Disperindag Grobogan merencanakan pendirian Sistem Resi Gudang (SRG) di Jalan Danyang-Krangganharjo, Kecamatan Purwodadi. Pendirian ini dilakukan setelah melihat SRG di Kecamatan Wirosari sukses hingga membawa penghargaan tingkat nasional.
Kepala Disperindag Grobogan Pradana Setyawan melalui Kabid Perdagangan Sigit Adiwibowo mengatakan, berbagai penghargaan diraih SRG Grobogan dua tahun lalu. Sempat masuk top 45 Inovasi Pengelolaan Pascapanen Menpan RB. Serta penghargaan Pengelolaan Pascapanen Komoditas Pertanian melalui SRG.
“SRG Grobogan termasuk dua terbaik sekala nasional. Dari penghargaan-penghargaan itu diusulkanlah untuk mengembangkan SRG lagi. Rencananya sudah sejak 2020 lalu, namun anggaran masih untuk penanganan Covid-19 sehingga akan diusulkan kembali tahun depan. Pendirian ini juga menurut Perpres No 79 Tahun 2019,” jelasnya.
Dijelaskan, SRG Grobogan selama ini berjalan optimal. Lantaran dimanfaatkan untuk kepentingan para petani. Sebab saat harga panen gabah jatuh, SRG petani yang menentukan harga.
“Maka kami perlu membangun SRG di wilayah tengah atau kota. Kami usulkan anggaran Rp 70 miliar. Dengan rincian Rp 50 miliar untuk SRG dan Rp 20 miliar untuk Sub Terminal Agribisnis (STA),” tegasnya.
Dia mengatakan, tanah yang akan dipakai untuk pendirian ini yakni seluas 7 hektare. Diusulkan langsung dari anggaran Kementerian PUPR. Tahun lalu baru pembuatan DED. “DED sudah ada, tinggal anggaran pendirian yang masih belum kami dapatkan. Pendirian ini juga bertujuan untuk percepetan ekonomi 7 persen. Grobogan mengajukan ini dan memang menjadi prioritas di kementerian,” paparnya. (int/mal)
Reporter: Intan Maylani Sabrina