29 C
Kudus
Sunday, April 2, 2023

Tolak di Asramakan, Puluhan Mahasiswa Unan Purwodadi Demo

GROBOGAN – Sebanyak 60 mahasiswa Universitas An Nuur (Unan) Purwodadi menggelar aksi demonstrasi di depan kampus, tepatnya di Jalan Gajah Mada. Mereka menolak wajib asrama beserta empat tuntutan lainnya.

Sejak pukul 09.00 puluhan mahasiswa tersebut geruduk kampus Unan. Terdiri dari berbagai prodi yang didominasi D3 Keperawatan. Para mahasiswa tersebut terlihat membawa spanduk bertuliskan ‘Pandemi bayar 100 persen, Ngenes Frend’, ‘Mahasiswa Menggugat!’, ‘Kartini Unan kami bukan pingintan, Tolak Asrama’, ‘Tolak Komersialisasi Kampus 1001 Persen’.

Aksi tersebut sempat membuat arus lalu lintas di Jalan Gajah Mada tersendat. Bahkan, sempat terjadi insiden, saat pihak kampus meminta seorang peserta demonstrasi yang diduga bukan mahasiswa universitas tersebut berada dalam barisan. Ia memintanya untuk keluar dari barisan, namun menolak.


Selama demonstrasi, pernyataan aksi digaungkan Presiden BEM Unan Purwodadi Umam Haji Mussa’id yakni mahasiswa menolak kewajiban asrama, menuntut transparansi pembayaran, menuntut perbaikan fasilitas mahasiswa dan perbaikan konstitusi kampus dan bagaimana kampus merdeka diwujudkan dalam ruang lingkup kampus.

”Setelah negosiasi, pihak kampus bersedia menghapus kewajiban asrama bagi mahasiswa yangakan diwujudkan dalam surat keputusan (SK) yang ditertibkan paling lambat Jumat (14/1),” imbuhnya.

Kemudian, kampus juga akan memperbaiki transparansi anggaran pembayaran. Berikutnya, pihak kampus setuju untuk memperbaiki kebijakan yang ada. Dalam pengambilan kebijakan juga akan melibatkan mahasiswa.

Baca Juga :  LKPJ Disepakati, DPRD Grobogan Apresiasi Bupati

”Kampus juga berjanji memperbaiki fasilitas dan sarana prasarana untuk mahasiswa, hingga mewujudkan kampus merdeka. Peraturan selama ini juga selalu sepihak, tidak pernah melibatkan perwakilan mahasiswa dalam mengambil keputusan,” tegasnya.

Sedangkan Pendiri Yayasan An Nuur Purwodadi Waridah Nasution mengatakan, kebijakan asrama memiliki tujuan yang baik. ”Kemarin mereka kita minta masuk asrama, bagi yang mau masuk asrama. Kalau yang nggak mau ya silakan saja, ya di luar nggak papa. Asal bisa jaga dirinya di luar sana. Kalau kita di asramakan banyak sekali perhatian yang bisa diberikan ke mereka. Tetapi mereka tidak mau ya tidak apa,” ungkapnya.

Menurutnya, kebijakan di asrama bisa membentuk kepribadian dan kedisplinan. Bahkan, biayanya juga terjangkau hanya Rp 600 ribu per bulan. Biaya tersebut sudah termasuk makan sehari tiga kali. Tentu mahasiswa tidak terberatkan secara ekonomi.

Pihaknya juga menampik tidak melibatkan mahasiswa saat mengambil keputusan. Padahal pihaknya sudah melibatkan sekitar 48 mahasiswa, yang saat ini sedang mengikuti ujian.

Plt Rektor Unan Purwodadi Purhadi menambahkan jika peraturan di asrama tidak ketat. Mahasiswa dibolehkan membawa motor, gawai dan laptop. ”Tapi kalau mereka izin keluar jam 12 malam tentu tidak boleh,” keluhnya.






Reporter: Intan Maylani Sabrina

GROBOGAN – Sebanyak 60 mahasiswa Universitas An Nuur (Unan) Purwodadi menggelar aksi demonstrasi di depan kampus, tepatnya di Jalan Gajah Mada. Mereka menolak wajib asrama beserta empat tuntutan lainnya.

Sejak pukul 09.00 puluhan mahasiswa tersebut geruduk kampus Unan. Terdiri dari berbagai prodi yang didominasi D3 Keperawatan. Para mahasiswa tersebut terlihat membawa spanduk bertuliskan ‘Pandemi bayar 100 persen, Ngenes Frend’, ‘Mahasiswa Menggugat!’, ‘Kartini Unan kami bukan pingintan, Tolak Asrama’, ‘Tolak Komersialisasi Kampus 1001 Persen’.

Aksi tersebut sempat membuat arus lalu lintas di Jalan Gajah Mada tersendat. Bahkan, sempat terjadi insiden, saat pihak kampus meminta seorang peserta demonstrasi yang diduga bukan mahasiswa universitas tersebut berada dalam barisan. Ia memintanya untuk keluar dari barisan, namun menolak.

Selama demonstrasi, pernyataan aksi digaungkan Presiden BEM Unan Purwodadi Umam Haji Mussa’id yakni mahasiswa menolak kewajiban asrama, menuntut transparansi pembayaran, menuntut perbaikan fasilitas mahasiswa dan perbaikan konstitusi kampus dan bagaimana kampus merdeka diwujudkan dalam ruang lingkup kampus.

”Setelah negosiasi, pihak kampus bersedia menghapus kewajiban asrama bagi mahasiswa yangakan diwujudkan dalam surat keputusan (SK) yang ditertibkan paling lambat Jumat (14/1),” imbuhnya.

Kemudian, kampus juga akan memperbaiki transparansi anggaran pembayaran. Berikutnya, pihak kampus setuju untuk memperbaiki kebijakan yang ada. Dalam pengambilan kebijakan juga akan melibatkan mahasiswa.

Baca Juga :  Rapid Massal di Perusahaan Grobogan, Sembilan Karyawan Positif Covid-19

”Kampus juga berjanji memperbaiki fasilitas dan sarana prasarana untuk mahasiswa, hingga mewujudkan kampus merdeka. Peraturan selama ini juga selalu sepihak, tidak pernah melibatkan perwakilan mahasiswa dalam mengambil keputusan,” tegasnya.

Sedangkan Pendiri Yayasan An Nuur Purwodadi Waridah Nasution mengatakan, kebijakan asrama memiliki tujuan yang baik. ”Kemarin mereka kita minta masuk asrama, bagi yang mau masuk asrama. Kalau yang nggak mau ya silakan saja, ya di luar nggak papa. Asal bisa jaga dirinya di luar sana. Kalau kita di asramakan banyak sekali perhatian yang bisa diberikan ke mereka. Tetapi mereka tidak mau ya tidak apa,” ungkapnya.

Menurutnya, kebijakan di asrama bisa membentuk kepribadian dan kedisplinan. Bahkan, biayanya juga terjangkau hanya Rp 600 ribu per bulan. Biaya tersebut sudah termasuk makan sehari tiga kali. Tentu mahasiswa tidak terberatkan secara ekonomi.

Pihaknya juga menampik tidak melibatkan mahasiswa saat mengambil keputusan. Padahal pihaknya sudah melibatkan sekitar 48 mahasiswa, yang saat ini sedang mengikuti ujian.

Plt Rektor Unan Purwodadi Purhadi menambahkan jika peraturan di asrama tidak ketat. Mahasiswa dibolehkan membawa motor, gawai dan laptop. ”Tapi kalau mereka izin keluar jam 12 malam tentu tidak boleh,” keluhnya.






Reporter: Intan Maylani Sabrina

Most Read

Artikel Terbaru