25.2 C
Kudus
Friday, March 24, 2023

Diajukan Perbaikan pada APBN 2023

Sidak Dua Pasar, DPRD Grobogan Temukan Fasilitas Umum Rusak

GROBOGAN – Komisi B DPRD Grobogan menggelar kunjungan kerja di Pasar Wirosari dan Pasar Kuwu pada Senin (7/2). Dari pantauan di dua pasar tersebut, ditemukan fasilitas umum berupa jalan menuju pasar rusak dan genangan air di pasar.

Kunjungan ke pasar tersebut, juga diikuti Kepala Disperindag Pradana Setiawan dan Sekertaris Disperindah Indri Agus Velawati. Tujuannya untuk mengecek harga kebutuhan pokok saat ini.

Ketua Komisi B DPRD Grobogan Setiawan Djoko Purwanto mengatakan, hasil temuan saat sidak ini, ada fasilitas umum jalan masuk pasar rusak dan ada genangan air di dalam pasar. Saat ini, belum ada perbaikan karena dananya terbatas. Sebab, dua pasar tersebut pembangunanya berasal dari APBN melalui dana alokasi khusus (DAK).


Pasar Wirosari direnovasi pada 2018 lalu, dengan bantuan APBN 2018 senilai Rp 5,705 miliar. Kemudian pasar Kuwu berasal dari APBN senilai Rp 8 miliar.

”Adanya temuan sarana prasarana rusak ini, kami ajukan lagi untuk pembangunan melalui APBN. Karena selama dua tahun terakhir, APBD Grobogan banyak digunakan untuk penanganan Covid-19,” ujar pria yang akrab disapa Dodot ini.

Baca Juga :  Lagi, Satu Rumah di Grobogan Ludes Terbakar, Begini Kronologinya

Untuk pembangunan tersebut, Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) diimbau mengusulkan di Rancangan Kerja Pemerintah Daerah (RKPD). Dengan begitu, bisa dimasukan untuk pembangunan pada APBD 2023 mendatang.

”Hasil dari monitoring ini, merupakan aspirasi agar penataan dan pembangunan pasar bisa diperhatikan. Karena pasar tradisional merupakan tempat perputaran ekonomi warga,” ujarnya.

Sementara itu, terkait dengan pantauan harga minyak goreng di dua pasar tersebut, pedagang mulai menurunkan harga. Satu liter dengan harga Rp 16 ribu. Sebelumnya harga per liter Rp 20 ribu.

Ini karena para pedagang sudah mengambil barang dagangan dengan harga tinggi. Sehingga tidak bisa menurunkan harga sesuai dengan peraturan pemerintah Rp 14 ribu per liter.

”Pedagang sudah menurunkan harga menjadi Rp 16 ribu per liter semua. Mereka tidak menurunkan harga menjadi Rp 14 ribu, karena tidak ada yang mengganti dengan selisih harga. Stok dari pedagang sudah hampir habis dan akan ambil dagangan lagi dengan harga anjuran pemerintah Rp 14 ribu perliter,” imbuhnya. (mun/lin)






Reporter: Sirojul Munir

GROBOGAN – Komisi B DPRD Grobogan menggelar kunjungan kerja di Pasar Wirosari dan Pasar Kuwu pada Senin (7/2). Dari pantauan di dua pasar tersebut, ditemukan fasilitas umum berupa jalan menuju pasar rusak dan genangan air di pasar.

Kunjungan ke pasar tersebut, juga diikuti Kepala Disperindag Pradana Setiawan dan Sekertaris Disperindah Indri Agus Velawati. Tujuannya untuk mengecek harga kebutuhan pokok saat ini.

Ketua Komisi B DPRD Grobogan Setiawan Djoko Purwanto mengatakan, hasil temuan saat sidak ini, ada fasilitas umum jalan masuk pasar rusak dan ada genangan air di dalam pasar. Saat ini, belum ada perbaikan karena dananya terbatas. Sebab, dua pasar tersebut pembangunanya berasal dari APBN melalui dana alokasi khusus (DAK).

Pasar Wirosari direnovasi pada 2018 lalu, dengan bantuan APBN 2018 senilai Rp 5,705 miliar. Kemudian pasar Kuwu berasal dari APBN senilai Rp 8 miliar.

”Adanya temuan sarana prasarana rusak ini, kami ajukan lagi untuk pembangunan melalui APBN. Karena selama dua tahun terakhir, APBD Grobogan banyak digunakan untuk penanganan Covid-19,” ujar pria yang akrab disapa Dodot ini.

Baca Juga :  Disinggung Soal Sarana Penunjang Vaksinasi PMK di Grobogan, Begini Respon Dinas

Untuk pembangunan tersebut, Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) diimbau mengusulkan di Rancangan Kerja Pemerintah Daerah (RKPD). Dengan begitu, bisa dimasukan untuk pembangunan pada APBD 2023 mendatang.

”Hasil dari monitoring ini, merupakan aspirasi agar penataan dan pembangunan pasar bisa diperhatikan. Karena pasar tradisional merupakan tempat perputaran ekonomi warga,” ujarnya.

Sementara itu, terkait dengan pantauan harga minyak goreng di dua pasar tersebut, pedagang mulai menurunkan harga. Satu liter dengan harga Rp 16 ribu. Sebelumnya harga per liter Rp 20 ribu.

Ini karena para pedagang sudah mengambil barang dagangan dengan harga tinggi. Sehingga tidak bisa menurunkan harga sesuai dengan peraturan pemerintah Rp 14 ribu per liter.

”Pedagang sudah menurunkan harga menjadi Rp 16 ribu per liter semua. Mereka tidak menurunkan harga menjadi Rp 14 ribu, karena tidak ada yang mengganti dengan selisih harga. Stok dari pedagang sudah hampir habis dan akan ambil dagangan lagi dengan harga anjuran pemerintah Rp 14 ribu perliter,” imbuhnya. (mun/lin)






Reporter: Sirojul Munir

Most Read

Artikel Terbaru