24.1 C
Kudus
Thursday, March 30, 2023

Terkuak! Fakta Ketidakadilan di PT Sai Apparel Grobogan: Lembur Tak Dibayar hingga Parkir Berbayar

GROBOGAN – Perlahan, karyawan di PT Sai Apparel Industries berani menyampaikan beragam keluhannya. Mereka membongkar bentuk-bentuk ketidakadilan pabrik tersebut. Selain soal lembur yang tidak dibayar, karyawan juga mengeluhkan adanya sistem simpan jam kerja hingga fasilitas parkir yang harus membayar.

Baca Juga : PT Sai Apparel Grobogan Terbukti Tak Bayar Uang Lembur Karyawan, Begini Kata Dinas

Seorang karyawati yang vokal yakni Erma. Dalam audiensi pada Jumat (3/2) lalu, ia lantang membongkar hal-hal yang dinilainya merugikan karyawan. Di antaranya terkait molornya jam kerja.


“Saya sudah menyampaikan ke manajemen terkait itu. Kemudian pagi usai dirapatkan masih ada yang pulang jam lima pagi. Yakni bagian finishing. Mereka di kantin belum pulang. Kucel, belum mandi,” imbuhnya.

Menurutnya pihaknya tak mempersoalkan kepentingan perusahaan untuk mengejar efisiensi dan produktivitas kerja. Tetapi hal itu harus tetap pada aturan jam kerja sesuai undang-undang. Yakni delapan jam.

“Kesehatan karyawan itu penting. Karena banyak karyawan ngeluh gak kuat. Ada yang curhat mbak Erma, matiin lampunya biar kami bisa pulang cepat, bisa kumpul dengan keluarga,” imbuhnya.

Erma menambahkan, kondisi tersebut terjadi lantaran perusahaan kerap menambah jam kerja. Semula karyawan menilai itu lembur. Tetapi ternyata tidak ada surat perintah lembur (SPL). Setelah diikuti, ternyata hanya dihitung satu jam.

Baca Juga :  Semarang-Blora Diusulkan Naik Kelas Jalan Nasional

“Alasan perusahaan punya sistem simpan jam. Dimana berapa jam yang disimpan boleh diambil kapan saja. Padahal kenyataannya ambil saja sulit. Tetapi kalau supervisor gampang. Libur, diabsen. Dibayar. Jadi ketikadilan memihak jabatan,” tuturnya.

Akibat kondisi demikian, menurutnya, banyak karyawan yang mengeluh hingga keluar. Bahkan mengadu ke dirinya. Sementara untuk dirinya sendiri, kondisi itulah membuatnya kerap bertengkar dengan suami akibat jam molor tapi tak digaji.

Selain itu keluhan lain dari karyawan yakni fasilitas parkir. Menurutnya karyawan dikenakan biaya. Membayar uang awal Rp 15 ribu. Kemudian per bulan bayar Rp 10 ribu. Dengan alasan pengurusan parkir pakai pihak ketiga. Serta untuk asuransi.

Ketua serikat buruh PT Sai Apparel (Spring) Mala Ainun berharap perusahaan memperhatikan hak-hak pekerja. Dalam catatannya ada pekerja yang bekerja melebihi jam. Dan seharusnya masuk lembur. Tetapi tak dibayar.

“Ini sudah ada hasil sidak dari Disnakertrans Jateng. Dan terbukti ada lembur gak dibayar,” jelasnya.






Reporter: Eko Santoso

GROBOGAN – Perlahan, karyawan di PT Sai Apparel Industries berani menyampaikan beragam keluhannya. Mereka membongkar bentuk-bentuk ketidakadilan pabrik tersebut. Selain soal lembur yang tidak dibayar, karyawan juga mengeluhkan adanya sistem simpan jam kerja hingga fasilitas parkir yang harus membayar.

Baca Juga : PT Sai Apparel Grobogan Terbukti Tak Bayar Uang Lembur Karyawan, Begini Kata Dinas

Seorang karyawati yang vokal yakni Erma. Dalam audiensi pada Jumat (3/2) lalu, ia lantang membongkar hal-hal yang dinilainya merugikan karyawan. Di antaranya terkait molornya jam kerja.

“Saya sudah menyampaikan ke manajemen terkait itu. Kemudian pagi usai dirapatkan masih ada yang pulang jam lima pagi. Yakni bagian finishing. Mereka di kantin belum pulang. Kucel, belum mandi,” imbuhnya.

Menurutnya pihaknya tak mempersoalkan kepentingan perusahaan untuk mengejar efisiensi dan produktivitas kerja. Tetapi hal itu harus tetap pada aturan jam kerja sesuai undang-undang. Yakni delapan jam.

“Kesehatan karyawan itu penting. Karena banyak karyawan ngeluh gak kuat. Ada yang curhat mbak Erma, matiin lampunya biar kami bisa pulang cepat, bisa kumpul dengan keluarga,” imbuhnya.

Erma menambahkan, kondisi tersebut terjadi lantaran perusahaan kerap menambah jam kerja. Semula karyawan menilai itu lembur. Tetapi ternyata tidak ada surat perintah lembur (SPL). Setelah diikuti, ternyata hanya dihitung satu jam.

Baca Juga :  Kena Razia, Pengemis Bawa Bayi di Purwodadi Grobogan Kabur Dijemput Keluarga

“Alasan perusahaan punya sistem simpan jam. Dimana berapa jam yang disimpan boleh diambil kapan saja. Padahal kenyataannya ambil saja sulit. Tetapi kalau supervisor gampang. Libur, diabsen. Dibayar. Jadi ketikadilan memihak jabatan,” tuturnya.

Akibat kondisi demikian, menurutnya, banyak karyawan yang mengeluh hingga keluar. Bahkan mengadu ke dirinya. Sementara untuk dirinya sendiri, kondisi itulah membuatnya kerap bertengkar dengan suami akibat jam molor tapi tak digaji.

Selain itu keluhan lain dari karyawan yakni fasilitas parkir. Menurutnya karyawan dikenakan biaya. Membayar uang awal Rp 15 ribu. Kemudian per bulan bayar Rp 10 ribu. Dengan alasan pengurusan parkir pakai pihak ketiga. Serta untuk asuransi.

Ketua serikat buruh PT Sai Apparel (Spring) Mala Ainun berharap perusahaan memperhatikan hak-hak pekerja. Dalam catatannya ada pekerja yang bekerja melebihi jam. Dan seharusnya masuk lembur. Tetapi tak dibayar.

“Ini sudah ada hasil sidak dari Disnakertrans Jateng. Dan terbukti ada lembur gak dibayar,” jelasnya.






Reporter: Eko Santoso

Most Read

Artikel Terbaru