REMBANG – Warga menilai restorasi pantai lewat penanaman mangrove dan pembuatan tanggul sementara mampu membawa manfaat bagi masyarakat.
Penyuluh Kehutanan Swadaya Masyarakat (PKSM) Muhammad Sahal mengatakan, restorasi melalui program ”Strategi Integrasi Menuju Pantura Lestari” di Desa Pasarbanggi, Rembang, Jateng, ini akan meningkatkan ekonomi kawasan tersebut.
”Mangrove sangat penting sekali untuk masyarakat Pasarbanggi. Dengan adanya mangrove ini, masyarakat Pasarbanggi terbantu sekali dengan pertumbuhan ekonomi,” ujar Sahal.
Selain mampu menahan abrasi pantai dan banjir rob, hutan mangrove wilayah KEE Pasarbanggi jadi lebih lestari dan mendorong geliat UMKM di ekowisata mangrove. Sahal juga menyambut baik penggunaan tetrapod dari fly ash bottom ash (FABA) sebagai tanggul yang dapat melindungi ekosistem mangrove.
”Makanya dengan adanya tetrapod itu, masyarakat sangat senang sekali. Begitu juga penanaman mangrove, sehingga masyarakat semakin terbantu dan bisa meningkatkan perekonomian masyarakat,” ujar Sahal.
Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo mengapresiasi dukungan dan upaya PLN dalam merestorasi kawasan pesisir Jateng. Langkah PLN membuat tetrapod dari sisa abu pembakaran pembangkit listrik tenaga uap (PLTU) mampu mencegah abrasi di kawasan pesisir Jateng.
”Upaya PLN membantu kita menambah mangrove, membangun tetrapod, dan dari FABA PLTU itu bagus sekali. Hingga 100 hektare. Ini kan bisa mencegah abrasi dan ini bisa jangka panjang tetrapodnya,” ujar Ganjar.
Direktur Utama PLN Darmawan Prasodjo mengatakan, PLN akan terus mendukung semangat gubernur Jateng dalam merehabilitasi lingkungan pesisir Pantai Utara. Hal ini, kata Darmawan sejalan dengan upaya PLN mengatasi perubahan iklim dengan melakukan transisi energi demi mencapai net zero emission (NZE) pada 2060.
”Kami sadar betul langkah strategis Pak Gubernur harus didukung. Maka kami gerak cepat membangun tanggul sementara, menanam hutan mangrove, sekaligus menyulap Pasarbanggi jadi objek ekowisata,” terang Darmawan.
PLN juga mendampingi masyarakat untuk merawat lingkungan sekitar melalui penanaman mangrove. Darmawan juga memastikan program restorasi kali ini, akan membuat pelindungan pesisir dari abrasi akan lebih kuat. Sebab, didukung dengan infrastruktur berupa tetrapod dan buis beton dari FABA.
Hal yang sama juga ditegaskan Kepala Biro ISDA Jateng Dadang Somantri. Dia menyebut, restorasi mangrove kali ini, dipastikan akan membuat pertahanan pesisir menjadi lebih kuat. Kondisi ini berbeda jika menggunakan bibit dengan polibag yang memiliki kelemahan. Di antaranya, adanya limbah plastik dan yang menempel di bibit, sehingga menghambat pertumbuhan mangrove.
”Kadang mangrove belum kuat itu bisa melengkung bisa patah. Kemarin ada dari jaring, tapi tidak berapa lama sudah roboh semua, karena kurang kuat. Sekitar tiga tahun rusak bambunya. Tapi kalau pake buis beton lebih kuat, karena gelombang-gelombang tertutup,” imbuhnya. (lin)