KUDUS – Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Kudus tahun ini mendapat alokasi elpiji bersubsidi atau tabung gas 3 Kg 29.274 metrik ton atau 9,76 juta tabung. Jumlah itu mengalami kenaikan 4,69 persen dari tahun kemarin 9,32 juta tabung.
Kepala Dinas Perdagangan Kudus Sudiharti melalui Kabid Fasilitasi Perdagangan Promosi dan Perlindungan Konsumen Imam Prayitno mengatakan alokasi elpiji bersubsidi yang diterima tahun ini belum sesuai permintaan karena sebelumnya mengajukan penambahan 12 persen dari alokasi 2021.
Usulan penambahan alokasi komoditas bersubsidi tersebut di antaranya mempertimbangkan adanya peningkatan jumlah usaha mikro akibat dampak pandemi Covid-19. Serta banyak warga yang alih profesi menjadi usaha kuliner. Selain itu ada penambahan jumlah penduduk.
Selain itu, kata dia, pedagang kaki lima membutuhkan pasokan elpiji bersubsidi. Sector lainnya panti sosial, kebutuhan dapur umum ketika terjadi bencana alam, dan lain-lainnya.
Meskipun demikian, dia optimistis, PT Pertamina akan mencukupi kebutuhan riil di lapangan karena pengalaman-pengalaman sebelumnya. Setiap ada lonjakan permintaan selalu dipenuhi sehingga di masyarakat tidak terjadi kelangkaan.
Penyaluran elpiji bersubsidi di Kabupaten Kudus dilayani 14 agen elpiji. Sedangkan jumlah pangkalannya mencapai 1.078 titik. Tersebar di sembilan kecamatan. Mulai dari Kecamatan Kota, Jekulo, Dawe, Bae, Mejobo, Jati, Kaliwungu, Undaan, dan Gebog.
Sementara itu, untuk pengawasan elpiji 3 Kg dari Dinas Perdagangan stok di pangkalan gas melon masih tersedia. Mengingat ada kenaikan gas nonsubsidi, antisipasi pindah atau ada modus ilegal yaitu suntik gas bersubsidi.
”Sudah ada surat edaran dari Gubernur Jawa Tengah (Jateng) Ganjar Pranowo untuk memberikan pengawasan penyaluran elpiji subsidi,” jelasnya.
Teknisnya dari pengisian SPBE langsung dikirim kea gen. Agen kemudian dikirim ke masing-masing pangkalan. Sesuai dengan alokasi pangkalan masing-masing. (zen)